Sambutan hangat diterima oleh Arya dari datang ke mansion sampai tiga hari berlalu sambutan hangat itu masih saja terlihat membuat Arya melamun menatap sosok kedua saudara Fu setiap hari menyambutnya. Tapi karena tekadnya di hari ini dia memutuskan untuk berbicara mengenai tujuannya ke kota kepada kedua saudara keluarga Fu pada saat makan siang. Tapi pada saat makan siang tiba siapa yang menyangka kalau adik dari tuan Fu yang menanyakan impian dari Arya sehingga dia tidak perlu memikirkan kata apa yang harus dikatakan ketika memulai percakapan.
"Arya, apa impianmu?" tanya laki-laki itu dengan tatapan penasaran
"Aku berniat mendirikan bisnis saat aku ke kota ini, tapi aku tidak tau menahu tentang cara menjalankannya dan apa saja yang perlu aku penuhi untuk menjalankan sebuah bisnis," ucap Arya dengan senyuman kaku dan menggaruk kepalanya yang tidak begitu gatal
Mendengarkan ucapan yang di lontarkan oleh Arya membuat kedua saudara itu terdiam. Arya ikut kebingungan di dalam hatinya dia berpikir apakah aneh seorang anak dua belas tahun memiliki impian seperti itu? Apakah seharusnya dia menarik semua ucapan yang seperti omong kosong itu? Itulah pikirnya saat kedua orang di depannya terdiam saling menatap satu sama lain tidak lama kemudian keduanya mengangguk mengerti seolah-olah mereka berdua berbicara menggunakan telepati.
"Aku tidak tau ini takdir atau kebetulan tapi kamu saat ini bertemu langsung dengan ketua asosiasi perdagangan timur,"
"Jika kamu memerlukan bantuan aku akan membantu apapun dari mulai modal sampai dengan pembayaran pajak," ucap Chen Fu dengan senyuman diikuti sang adik
"Arya, apa bisnis yang ingin kamu jalankan?" tanya laki-laki yang lebih muda itu dengan tatapan penasaran
Arya belum memikirkan bisnis apa yang menguntungkan untuk dirinya di dunia ini dan hanya sekilas yang dia lihat mengenai perdagangan di dunia ini pada saat menuju ke sini.
"Aku belum tau ingin menjalankan bisnis apa mengingat aku baru datang ke kota ini,"
"Aku pikir lebih baik aku memahami kota ini dulu baru menjalankannya," ucap Arya dengan senyuman kaku
"Hummm... Bagaimana dengan bisnis Artefak sihir? Aku memiliki tambang sihir yang ditemukan langsung olehku," ucap laki-laki yang muda itu sambil menaikkan kacamata milikinya, Arya mendengar kata yang asing kebingungan dengan ucapan dari laki-laki muda saudara laki-laki tercengang dengan ucapan adiknya
"Apa kamu yakin, kakak pikir kamu ingin mengolah tambang itu sendiri?" tanya Chen Fu dengan tatapan terkejut hanya dijawab anggukan dan senyuman oleh adiknya
Layar tipis tiba-tiba muncul memberikan informasi mengenai Artefak sihir dan pertambangan yang besar baru ditemukan oleh keluarga Fu beberapa hari sebelum dia di reinkarnasi ke dunia baru ini. Betapa terkejutnya Arya melihat kalau itu adalah bisnis yang akan sangat menguntungkan bahkan di saat dia tua tambang itu akan tetap menguntungkan dan juga anehnya keluarga Fu yang dianggap jenius di mata Arya saat ini sangat aneh memberikan tambang kepadanya. Tidak lama dari itu Arya mendengarkan ucapan terakhir yang dikatakan oleh lelaki itu, membuatnya sadar kalau tambang itu tidak akan percuma atau malah tidak akan diberikan kepada dirinya.
"Aku ingin membuat kontrak denganmu dalam bisnis ini, tenang saja ini bisnis yang menguntungkan kok,"
"Jika kamu ingin membangun toko artefak sihir maka jadikan aku sebagai pemasok bahan utama batu sihir di toko milikmu,"
"Yang perlu kamu tau bahwa bisnis ini adalah bisnis yang saat ini sangat mahal dan sulit, karena tidak semua dari mereka berpikir mencari di lokasi lain selain pertambangan yang di wilayah tersebut,"
"Untuk surat dan yang lain-lain aku akan membantumu," ucap laki-laki muda itu tentu membuat Arya terkejut karena jiwa bisnis dari keluarga ini sangat mirip dengan orang timur di kehidupan sebelumnya, bahkan temannya di masa lalu juga pernah berpikir dengan cerdas sejak kecil. Yah walaupun begitu itu adalah kisah masa lalu yang tidak penting di masa sekarang menurut Arya. Setelah beberapa saat berpikir tentang keuntungan yang bisa dia dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan kerugian yang akan dia hadapi maka di meja makan itu mereka membuat kontrak kerja.
"Baiklah, aku akan berbisnis denganmu tuan muda," ucap Arya dengan sopan dan menjabat tangan yang diulurkan oleh laki-laki muda itu
Tidak lama setelah mereka berjabat tangan terlihat seorang pelayan dengan tatapan dingin dan tajam menatap ketiganya yang hampir tidak menyentuh makanan itu dengan tatapan menyeramkan, pelayan itu adalah pengasuh keluarga Fu yang sejak kecil menjaga kedua tuan muda di mansion besar tersebut. Arya bisa merasakan suasana hangat di dalam mansion besar karena dia juga dimarahi karena tidak menyentuh makan siangnya. Ketiganya dimarahi oleh pelayan tersebut selama dua jam lamanya, yang kemudian mereka berdua membuat kontrak kerja.
Di kontrak tersebut tertulis kontrak antara Ling Fu dan Arya Virendra yang akan menjalankan bisnis bersama. Masing-masing dari mereka mendapatkan satu buah kertas kontrak yang memuat isi perjanjian kerja bersama. Tidak lama dari itu anak tertua dari keluarga Fu langsung mencari bangunan dan pengrajin yang tepat untuk membangun bisnis artefak sihir, hingga menyisakan kedua orang anak yang berumur sama di dalam mansion itu.
"Arya, apa yang akan kamu lakukan setelah bisnis ini selesai? Apa kamu yakin ingin tinggal di toko itu juga?" tanya Ling yang sedang menutup sebuah buku telah dibaca
"Aku seorang pendatang, mana mungkin aku memiliki tempat untuk tinggal jadi aku akan tinggal di toko yang dicarikan oleh tuan Chen Fu," jelas Arya yang sejak tadi membaca layar tipis sistem dari balik buku karena layar tipis itu ternyata seperti teknologi canggih di telepon genggam yang pernah dia gunakan di kehidupan sebelumnya bedanya dia bisa mencari informasi yang paling rahasia di dunia ini tapi tentu saja dia mengurungkan niat itu karena dia tidak ingin mati di umur dua belas tahun.
"Bagaimana kalau tinggal bersama kami? Dirumah besar ini hanya ada kami berdua dengan dua puluh tiga pelayan,"
"Jadi masih ada banyak kamar kosong,"
"Tapi aku tidak menerima penolakan sih,"
"Jadi kamu harus tinggal di sini," ucap Ling membuat Arya menatap dengan tatapan suram dan senyuman kaku karena menurut Arya dia adalah orang asing bisa dibantu melakukan bisnis saja sudah bagus tapi sampai tempat tinggal dan makan di berikan bukannya sedikit berlebihan? pikirnya di dalam hati, tapi dia juga tidak bisa menolak karena bisa saja dia menolak kepalanya hilang di sana.
"Baiklah tuan Ling Fu,"
"Panggil aku dengan Ling karena kita seumuran,"
Kaya Dengan Sistem Reputasi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments