3

Aku tersenyum kecut saat melihat kak Nessa menatapku. Sampai detik ini juga, aku masih tidak bisa berbohong pada kakakku ini. Ia selalu bisa membaca semua gerak-gerik yang aku timbulkan karna aku berbohong.

"Kak, sebenarnya apa yang kamu bicarakan sama mama didalam tadi sih?" kataku mulai mengalihkan pokok pembicaraan.

Kak Nessa terdiam dan bangun dari duduknya. Ia menatap lurus keluar jendela yang terletak disampin ruang tamu kami ini.

"Vanny, kakak punya satu permintaan buat kamu. Kakak sangat berharap kamu bisa memenuhi permintaan kakak ini," ucap kak Nessa sambil terus melihat keluar jendela.

"Permintaan apa sih yang kakak mau dari aku. Apa yang bisa aku lakukan untuka kakak, maka pasti akan aku lakukan."

Kak Nessa pun berjalan mendekati aku. Ia duduk disamping aku, lalu memegang kedua belah tanganku sambil menatap mataku.

"Vanny, kakak mohon pada kamu, jadilah istri kedua mas Adelio."

Aku pura-pura kaget dengan apa yang kak Nessa katakan. Sebenarnya, aku tidak terlalu kaget dengan perkataan kak Nessa. Karna aku sudah mendengarkan semuanya saat ia dan mama bicara dikamar mama tadi.

"Tapi kak, aku tidak bisa menjadi wanita kedua dan orang ketiga untuk rumah tangga kakak."

"Vanny, jika kamu tidak menikah dengan mas Lio. Maka orang lain akan menikah dengan mas Lio. Lebih baik kakak berbagi suami dengan kamu dari pada berbagi suami dengan orang lain."

"Vanny, kakak memang terkesan sangat egois dan tidak punya perasaan. Tapi kakak tidak punya cara lain untuk hal ini. Kakak juga tahu sesuatu yang tidak kamu ucapkan," kata kakakku.

Aku terbelalak dengan kata-kata yang ia ucapkan. Apa maksud dari kata kak Nessa barusan. Apa yang ia tahu dari aku, yang tidak aku ucapkan.

"Apa maksud kak Nesaa?" kataku meminta penjelasan.

"Tidak ada maksud apapun, hanya ingin kamu menjadi istri kedua mas Lio dan kita bermadu. Kakak rela membagikan segalanya dengan kamu Vanny. Tolonglah mengerti apa yang kakak rasakan saat ini."

Kak Nessa terus saja memohon padaku, ia menggunakan semua kata yang bisa ia ucapkan. Ia banyak berharap padaku saat ini. Aku tidak tahu harus bilang apa pada kak Nessa. Disatu sisi, aku sangat kasihan pada kakakku ini. Tapi disisi lain, aku tidak ingin menjadi orang ketiga dan menjadikan hidup aku bagaikan dalam neraka.

"Vanny, anggap saja ini permintaan terakhir kakak buat kamu. Kakak gak ingin berbagi suami dengan orang lain, kak lebih baik berbagi suami dengan kamu. Kakak tahu kakak terlalu egois, tapi kakak benar-benar tidak bisa melepas mas Lio pada orang lain."

Kak Nessa kemudian berpindah duduknya, ia ingin bersimpuh didepan aku. Dengan cepat, aku menghentikan niatnya untuk bersimpuh.

"Apa yang kakak lakukan kak, jangan bersimpuh seperti ini dong kak."

"Kakak akan bersujud di kaki kamu, jika kamu masih tidak ingin menikah denga mas Lio."

"Kak, apa kamu dan mas Lio sudah bicarakan hal ini baik-baik. Kalian pasti punya jalan keluarnya yang lain. Tidak dengan cara mencarikan kak Lio istri baru kak," kataku berusaha mengingatkan.

"Kak tidak punya cara lain Vanny, hanya ini satu-satunya cara agar mas Lio dan kakak bisa tetap bersama. Jika tidak, ceoat atau lambat, mas Lio juga akan menikah dengan gadis lain yang mamanya pilihkan untuk dia."

Aku merasa sangat kasihan pada kak Nessa. Aku ingat semua kebaikan dia waktu kami sama-sama kecil. Jarak umur aku dan kak Nessa hanya dua tahun. Sedangkan jarak umur kak Nessa dengan suaminya hanyalah setahun. Berarti, jarak umur aku dan kak Lio itu hanya tiga tahun.

Kak Lio memang tampan, ia juga orang yang sangat manis. Tapi tentunya hanya dengan kak Nessa saja. Ia tidak pernah bersikap baik pada wanita lain termasuk aku. Ia hanya hangat dan lembut pada kakakku saja. Bagaimana bisa aku menikah dengan kak Lio sedangkan ia tidak suka pada aku.

Tapi, jika ingat permintaan kak Nessa. Aku jadi tidak bisa memilih antara kebahagiaan aku atau menuruti permintaan kak Nessa yang sudah seperti kakak kandungku ini.

"Vanny, kakak mohon."

"Kak, bagaimana dengan kak Lio dan keluarganya. Apa mereka akan menerima aku sebagai istri kedua buat kak Lio."

"Vanny, semua itu sudah tidak perlu kamu pikirkan. Jika masalah keluarga mas Lio, mereka dengan senang hati menerima istri kedua untuk mas Lio nanti. Dan untuk mas Lio sendiri, kakak yakin, cepat atau lambat, kamu dan mas Lio akan bisa berdamai dan mungkin juga saling jatuh cinta."

"Bagaimana dengan mama dan papa, apa mereka juga setuju dengan pendapat kakak ini?" kataku pura-pura lagi.

"Untuk mama dan papa, kakak sudah bicarakan pada mereka. Mereka terserah pada kamu. Sekarang, hanya tinggal kamu saja yang, setuju atau ngak dengan permintaan kakak ini."

Saat ini, aku benar-benar tidak bisa memilih. Satu sisi, aku tidak ingin menikah dengan kak Lio karna ia adalah kakak ipar aku. Satu sisi yang lain, kakakku ini tidak mungkin untuk aku tolak karna aku sangat sayang padanya. Ia juga kakak terbaikku sejak aku kecil hingga saat ini. Ia selalu mengorbankan setiap kenahagiaannya untuk aku.

Saat aku kecil dulu, ia rela dimarahi guru karna datang terlambat. Itu semua karna aku yang nakal dan lupa membawa alat tulisku. Kak Nessa harus mencarikan aku alat tulis sehingga ia terlambat kesekolah.

Dan bukan hanya itu, masih banyak lagi perjuangan kakakku yang masih aku ingat jelas di benakku saat ini.

"Vanny, kamu tidak ingin menikah dengan mas Lio? Kakak hanya punya kamu sebagai harap terakhir, maafkan kakak yang terlihat memaksakan kamu ...."

"Kak Nessa, cukupkan. Aku akan menikah dengan kak Lio. Tapi ini atas permintaan kakak, dan hanya sebagai penolong buat rumah tangga kakak saja."

Akhirnya, aku punya keberanian juga untuk menjawab iya pada kak Nessa. Walaupun rasanya sangat berat untuk aku menjawab hal itu.

Kak Nessa terlihat sangat senang dengan jawaban yang aku berikan. Ia langsung memeluk aku dengan sangat erat. Sambil berucap terima kasih padaku, ia juga terlihat mengeluarkan air matanya.

"Terima kasih sayang. Dan maafkan kakak Vanny, kak memaksakan kamu melakukan apa yang kakak mahu."

"Kak Nessa, untuk apa minta maaf padaku. Kamu adalah kakakku yang sangat baik, bahkan yang terbaik. Aku melakukan ini semua, karna aku sayang sama kamu kak."

"Aku janji, ini adalah permintaan terakhir aku padamu Vanny. Lain kali, kakak gak akan minta apapun padamu lagi," ucap kak Nessa lirih.

"Jangan bilang gitu kak, kamu bisa minta apa saja padaku. Selagi aku bisa memenuhi permintaan kamu, maka aku akan memenuhinya."

Terpopuler

Comments

Amira Adzkia

Amira Adzkia

kreatif thor kamu😀

2020-11-29

0

m. ferry

m. ferry

wadoooh kak...bisa begini ya cerita nya...😀😀😀

2020-07-21

0

Kia

Kia

semagat thur bagus ceritaz

2020-06-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!