4

Kak Nessa terlihat sangat senang saat aku menerima permintaannya. Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran kakakku saat ini. Mana ada istri yang mau membiarkan suaminya nikah lagi. Tapi ia malah mencarikan istri buat suaminya untuk dinikahkan.

Semua orang punya pemikirannya masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan seseorang dengan apa yang ia lakukan. Karna kita tidak berada diposisi mereka. Mereka pasti punya sebuah alasan saat melakukan sesuatu hal.

.....

Seminggu kemudian, pernikahan aku dan kak Lio dilaksanakan dirumah kami. Tidak ada acara resepsi yang besar. Hanya ada resepsi yang sederhana dan biasa saja. Awalnya aku tidak terima dengan permintaan kak Lio, tapi kakakku meminta aku untuk setuju dengan permintaan kak Lio dengan resepsi yang sederhana ini.

Aku juga ingin sekali rasanya, menikah dengan acara yang sangat meriah. Layaknya gadis pada umumnya. Tapi bagaimanapun, aku juga tahu kalau yang aku nikahi saat ini adalah kakak iparku.

Demi kakakku yang sangat aku sayangi, aku rela menjadi istri kedua buat kakak iparku. Aku mengorbankan masa depanku yang lumayan indah jika aku tidak menjadi istri kedua kakakku.

....

Selesai resepsi pernikahan kami, aku pulang bersama kak Nessa dan kak Lio kerumah mereka. Awalnya, mama menolak, jika mereka membawa aku kembali kerumah kak Nessa. Tapi, kekuarga kak Lio bilang, jika istri harus ikut suaminya. Mamaku tidak bisa berkata apapun lagi, ia tahu jika keluarga kak Lio itu sedang tidak suka dengan kak Nessa.

Ditambah, mereka ingin segera punya cucu dari kak Lio.

Mau tidak mau, mama dan papa terpaksa merelakan aku pulang kerumah kak Nessa. Walaupun aku lihat, mama sangat tidak setuju jika aku ikut pulang dan serumah dengan kak Nessa.

Aku sampai dirumah kak Nessa dan kak Lio. Kak Nessa mengantarkan aku disebuah kamar yang lumayan besar. Tak kalah besarnya dengan kamarku yang ada dirumah kami.

Ini yang ketiga kalinya aku datang kerumah kak Nessa. Yang pertama, saat kak Nessa pertama kali pindah kerumah ini. Sedangkan yang kedua, saat aku menemani mama untuk bertemu kak Nessa. Dan yang ketiga kalinya, saat aku menjadi istri kedua dari kakak iparku.

Rasanya sedikit aneh saat aku datang untuk yang ketiga kalinya. Rumah ini tidak seindah aku datang yang pertama dan kedua kalinya. Mungkin karna aku yang merusak keindahan rumah ini kali ya. Sehingga rasanya sangat tidak nyaman untuk aku berada dirumah ini.

"Vanny, ini kamar kamu sekarang. Kakak harap, kamu betah tinggal dirumah kakak. Kamu tenang saja, kamu gak akan tinggal selamanya disini kok Vanny, kakak akan memberikan kamu dan mas Lio rumah yang baru nantinya. Agar kamu merasa nyaman saat punya rumah sendiri," kata kak Nessa panjang lebar.

"Iya kak," ucapku pelan.

Aku sebenarnya tidak tahu apa yang kak Nessa pikirkan. Ntah biar aku nyaman, atau pun biar dia merasa nyaman. Walau bagaimanapun, tidak ada yang rela melihat suaminya bersama wanita lain. Apa lagi saat kita sangat mencintai suami kita, aku tahu hal itu. Karna ku pernah merasakannya.

Saat aku melihat pacarku bersama wanita lain, rasanya aku sangat marah. Bahkan aku menampar wajah Rio dengan sangat keras. Aku memutuskan hubungan kami karna ia telah berselingkuh dibelakangku.

Bayangkan saja, itu baru pacaran sudah aku perlakukan seperti itu. Bagaimana dengan kak Nessa yang melihat suaminya bersama wanita lain. Itu bahkan sangat menyakitkan bagi seorang istri yang sangat mencintai suaminya.

Apa yang kak Nessa katakan barusan mungkin juga sangat baik untuk aku. Kalau aku punya rumah sendiri, aku akan punya kehidupan sendiri bukan?

"Vanny, kak tinggal dulu yah. Kamu jangan sungkan saat berada dirumah ini. Anggap saja, ini rumah kamu ya," kata kak Nessa saat ingin keluar dari kamarku.

"Iya kak," ucapku.

Kak Nessa meninggalkan aku dikamar sendirian. Aku pun melihat sekeliling kamarku yang baru ini. Kamar yang sangat cantik dan luas sekali. Ada sebuah ranjang yang sangat besar, ada lemari dan sebuah meja rias.

Aku duduk diatas sebuah sofa yang terletak tak jauh dari ranjang. Suasana kamar yang tertata rapi dan sangat nyaman untuk aku.

Aku bangun dan berjalan menuju jendela yang letaknya tidak jauh dari dari tempat aku duduk. Aku buka gorden yang menutupi jendela itu. Saat itu, diluar sana ternyata adalah sebuah taman yang sangat indah dan luas. Ada kursi yang terletak dibawaha pohon yang tinggi, dan disana juga ada sebuah ayunan.

Aku melihat sesuatu yang lebih indah didepanku. Ternyata, didepan jendela ini adalah sebuah baklon yang lumayan luas. Bisa untuk dijadikan tempat bersantai.

Aku pun melihat kesana sini, mencari pintu untuk keluar menuju balkon. Mataku pun tertuju pada satu pintu yang tak jauh dari aku berdiri. Naluriku mengatakan, ini adalah pintu yang akan membawa aku menuju balkon itu.

Aku membuka pintu itu. Ternyata, naluriku sangatlah benar. Saat pintu terbuka, aku bisa langsung melangkah menuju tempat yang ingin aku tuju sejak tadi. Aku pun melangkahkan kakiku sana. Disini ada sebuah kursi yang lumayan panjang dan enak untuk dijadikan tempat bersantai. Ada sebuah meja kecil yang berada disamping kursi.

Aku pun melihat kebawah sambil memegang pagar batu yang mengelilingi balkon itu. Sama seperti yang aku lihat dari jendela tadi, dibawah sana adalah taman.

Aku lihat taman itu, disana ada kak Lio dan kak Nessa sedang bicara. Aku kaget saat melihat mereka berdua yang terlihat seperti orang yang sedang bertengkar.

Apa yang mereka ributkan dibawah sana. Apakah mereka punya masalah yang sangat besar sehingga bertengkar. Sayangnya, aku tidak bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan sedikitpun. Mungkin, karna aku yang sedang berada diketinggian, sehingga aku tidak bisa mendengarkan sedikit pun perkataan dari keduanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***