"Ma, aku mohon mama mengerti dan mengizin aku menjadikan Vanny sebagai istri kedua suamiku," kata kakakku.
"Nessa, kamu sudah gi*la. Mama tidak akan pernah mengizinkan kamu dan Vanny bermadu."
"Ma, mama gak ngerti banget bagaimana perasaan aku. Aku tidak ingin mas Adelio menikah dengan perempuan lain. Lebih baik aku membagikan suamiku dengan adikku," kata kakakku sambil menangis dan bersimpuh dikaki mama.
"Nessa, mama bukannya tidak mengerti perasaan kamu. Tapi mama tidak ingin, kalian merasakan sakitnya dimadu."
"Ma, aku tahu mama sangat mengkhawatirkan Vanny saat ini. Tapi aku lebih sakit, jika mama tidak mengizinkan Vanny menikah dengan mas Adelio. Aku tidak ingin mas Adelio dinikahkan dengan gadis lain mama."
"Aku mohon untuk yang terakhir kali saja mama mengikuti permintaan aku. Aku tahu selama ini, aku sudah banyak menyusahkan keluarga ini. Jadikan ini permintaan terakhir aku pada keluarga ini," kata kakakku.
Mama terdiam untuk beberapa saat lamanya. Mama tertunduk sedih, ia sebenarnya sangat menyayangi kami berdua, aku tahu hal itu.
"Baiklah, mama izinkan kamu membujuk Vanny untuk menikah dengan suami kamu. Dan jangan bilang sama mama kalau ini adalah permintaan terakhir kamu. Mama sangat sayang pada kalian berdua. Kamu juga tahu itu bukan?"
"Benarkah yang mama katakan ini ma?" kata kakakku sambil mendongakkan kepalanya melihat wajah mama.
"Nessa, kamu tahukan bagaimana mama dan papa sangat sayang sama kamu. Kami tidak pernah membandingkan antara kamu dan Vanny. Mama izinkan kamu meminta Vanny menikahi suami kamu. Tapi, jika Vanny tidak ingin menikah dengan suami kamu. Mama mohon jangan memaksakannya ya," kata mama sambil membelai wajah kakakku.
"Baiklah mama, aku akan melakukan apa yang mama katakan. Aku juga sangat sayang dengan keluarga ini."
Kakakku memeluk mama dengan erat, ia menangis dipelukan mama. Ia dia memang anak angkat dalam keluarga kami. Tapi mama dan papaku tidak pernah mengaggapnya sebagai anak angkat.
Sebenarnya, nama kakakku itu bukan Venessa awalnya. Nama Venessa itu mamaku yang memberikannya setelah ia datang dikeluarga kami. Nama asli kakakku adalah Narnia Nugroho. Ia adalah anak teman mama dan papa.
Ceritanya, saat kak Nessa berumur lima tahun, papa dan mamanya pergi keluar kota. Saat perjalanan pulang, papa dan mama kak Nessa mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Karna mama dan papa adalah teman orang tua kak Nessa. Maka mereka berwasiat pada mama untuk membesarkan kak Nessa. Ia meninggalkan semua warisan buat kak Nessa.
Saat kak Nessa sudah menginjak umur dua puluh tahun. Mama menyerahkan semua warisan yang orang tuanya tinggalkan. Kak Nessa sejak kecil sudah tahu kalau dia adalah anak angkat dalam keluarga kami.
Tapi ia tidak pernah membandingkan diriku dengan dirinya. Harus aku akui, kak Nessa adalah kakak yang paling baik didunia ini. Walaupun ia bukan kakak kandungku, tapi ia selalu menjaga aku layaknya adik kandungnya. Itu berlaku sejak ia datang kerumah kami dan sampai aku sudah sebesar sekarang.
Kedatangan kak Nessa tidak merubah kasih sayang mama dan papa padaku. Juga tidak membuat kak Nessa tersingkirkan dirumah ini. Ia malahan jadi anak yang selalu membuat mama dan papa senang. Mungkin karna perlakuan mama dan papa sangat baik padanya. Maka ia juga sangat baik padaku.
Seiring waktu berlalu, kak Nessa pun bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat tampan. Ia adalah ceo sebuah perusahaan terkenal dan keturunan orang terkenal juga.
Kak Nessa yang sudah menginjak usia dua puluh lima itu pu berniat untuk mencari suami buat dirinya.
Akhirnya, pertemuan saat mereka mekakukan bisnis bersama itu ternyata membawa kelain arah. Kak Nessa dan kak Adelio pun jatuh cinta satu sama lain.
Setahun mereka pacaran, mereka pun memutuskan untuk menikah. Awalnya, orang tua kak Adelio sangat baik pada kak Nessa. Tapi setelah satu tahun berlalu, kak Nessa belum juga hamil. Orang tua kak Lio ingin kak Lio menikahi wanita lain. Mereka bilang, mereka ingin keturunan untuk melanjutkan generasi Wijaya.
Akhirnya, kak Nessa tidak sangup jika bermadu dengan wanita lain. Ia pun memutuskan untuk membujuk mama supaya mengizinkan aku supaya menikahi kak Lio suaminya.
Oh iya, aku sekarang berada dibalik pintu kamar mama. Menguping semua pembicaraan kak Nessa dan mama barusan. Makanya aku tahu, kalau kak Nessa ingin aku nikah dengan suaminya.
Langkah kaki kak Nessa membuat aku harus segera berlari menuju ruang tamu. Aku berusaha secepat mungkin pergi dari kamar mama dan duduk manis di sofa ruang tamu. Itu semua aku lakukan, agar kak Nessa tidak curiga padaku.
Aku duduk manis dan mengatur nafasku supaya tidak terlihat baru saja selesai berlari. Aku ambil majalah yang ada disana, suapay terlihat memang sedang duduk dari tadi.
Kak Nessa datang mendekati aku yang sedang duduk diruang tamu ini. Aku pun pura-pura tidak mekihat kedatangan kak Nessa dan terus melihat-lihat majalah ini.
"Vanny, kamu lagi apa sih. Tumben serius amat," ucap kak Nessa sambil duduk disamping aku.
"Ini lho kak, aku lagi lihat majalah horor ini."
"Sejak kapan kamu suka baca majalah Vanny?" kata kak Nessa membuat aku menghentikan kegiatanku saat ini.
Iya, aku lupa kalau aku tidak suka dengan majalah. Kak Nessa kan bukan orang baru, ia juga sudah tahu apa yang aku suka dan apa yang tidak aku sukai.
Aku tersenyum paksa pada kak Nessa, aku berusaha memikirkn apa alasan yang tepat untuk aku katakan pada kak Nessa agar ia tidak curiga.
"Aku belajar mencari hiburan lain kak, biar gak suntuk," ucapku.
Hanya itu yang terpikir dibenakku saat ini. Jadi aku ucapkan sajalah apa yang terlintas. Lagian tidak salah bukan apa yang aku katakan ini.
"Oh, tumben banget kamu mencari hiburan dengan membaca majalah horor. Emang dapat hiburannya dengan membaca hal-hal berbau horor di majalah?"
"Ya dapatlah, akukan pintar mencari hiburan. Apa saja bisa jadi hiburan buat akukan," kataku berusaha menjawab.
Kak Nessa terlihat memperhatikan aku sejenak. Ia melihat setiap sisi tubuhku dan kembali menatap wajahku.
"Kesalahan apa yang baru saja kamu lakukan Vanny, sehingga kamu berusaha membohongi aku saat ini."
Itu kakakku, ia pasti tahu apa yang aku sembunyikan. Entah dia yang sangat amat peka padaku atau aku yang tidak bisa menyembunyikan apapun masalah yang aku hadapi.
"Udah deh, jangan memojokkan aku dong kak. Aku gak bikin kesalahan apapun saat ini, kakak mah gitu sama aku."
"Biasanya, kalau kamu punya kesalahan yang kamu sembunyikan. Kamu pasti akan salah dalam melakukan apapun," ucap kakakku sambil senyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Endang Priya
nyimak
2021-03-17
0
rasya radya oneo
mampir
2020-12-06
2