"Kapan saya boleh pulang, Dok?" Tanya Dahlia ketika dokter melakukan visit ke ruangannya.
"Saat ini kondisi Ibu bisa dikatakan baik. Dalam waktu kurang dari dua minggu Ibu banyak mengalami perkembangan yang baik, jadi besok mungkin Ibu sudah boleh pulang," jawab dokter disertai senyum ramahnya.
"Benar, Dok?"
"Iya. Tapi itu tergantung dengan kondisi Ibu sendiri. Jika sampai besok semuanya baik-baik saja, Ibu sudah bisa diperbolehkan pulang."
Dahlia bernafas lega setelah mendengar informasi tersebut. Akhirnya setelah menunggu cukup lama dia akan segera pulang juga.
Sebenarnya bukan karena dia bosan berada di rumah sakit, tapi lebih karena dia rindu dengan suaminya, Kaisar. Sudah dua Minggu Dahlia dirawat di Rumah Sakit, namun dia sama sekali belum bertemu dengan Kaisar. Ibu mertuanya ada satu dua kali datang ke ruangannya, tapi tentu saja bukan untuk mengecek kondisinya apakah sudah lebih baik atau belum. Wanita paruh baya yang melahirkan suaminya itu hanya datang untuk memastikan jika Dahlia tidak melanggar apa yang sudah diperintahkannya untuk tidak berusaha mendekati Kaisar.
Tapi saat Dahlia bertanya bagaimana kondisi Kaisar dan apakah suaminya itu baik-baik saja, Magdalena sama sekali tidak memberikannya jawaban. Hanya cibiran yang keluar dari mulut ibu mertuanya itu.
"Masih berani kamu menanyakan tentang kondisi Kaisar? Dasar perempuan tidak tahu malu! Kaisar jadi seperti ini karena kamu, dan kamu masih merasa punya hak untuk tahu tentang dirinya? Jangan harap!" Hardik Magdalena sebelum wanita itu pergi meninggalkan ruang rawat sang menantu.
Dahlia hanya bisa menghela napas dan berusaha untuk memenangkan hatinya. Dia belum pernah menjadi seorang ibu, tapi sebagai seorang perempuan dia bisa mengerti kenapa ibu mertuanya itu bersikap demikian kepadanya. Tentu saja Magdalena marah karena Kaisar mengalami kecelakaan dan terluka sampai laki-laki itu pun juga mengalami amnesia. Tapi hal ini terjadi juga bukan keinginan Dahlia. Semua terjadi karena sudah suratan takdir.
Mulanya Dahlia enggan untuk percaya informasi yang disampaikan oleh ibu mertuanya itu. Tapi setelah lama dirawat di rumah sakit ini dan tak pernah dia dapati Kaisar datang untuk menengoknya, Dahlia mulai percaya kalau suaminya itu memang benar-benar hilang ingatan. Karena laki-laki itu tidak ingat kalau dia memiliki seorang istri yang mengalami kecelakaan bersamanya.
"Kamu itu sekarang sudah jadi wanita cacat, tidak pantas bersanding dengan anak saya yang sempurna. Yang ada kamu hanya akan bikin malu Kaisar, hanya akan jadi benalu!"
Dahlia kembali teringat akan ucapan tajam yang keluar dari mulut ibu mertuanya. Walau semarah apa pun Magdalena kepada dirinya, Dahlia masih berharap jika ibu mertuanya itu tidak terus menerus menyudutkannya seperti itu. Tapi harapan hanya tinggal harapan. Karena sepertinya Magdalena memiliki stok kata-kata kasar dan tajam yang seperti tidak ada habisnya.
Kembali Dahlia menghela napasnya panjang. Dia harus bersabar untuk saat ini, dan menahan rindunya sebentar lagi. Karena besok dia sudah boleh pulang, yang itu artinya dia akan bertemu dengan suaminya. Pria yang sangat dicintainya.
***
"Mbak Dahlia hati-hati ya," ucap Bi Endang yang sedang membantu Dahlia turun dari ranjang dan bersama seorang perawat wanita paruh baya yang bekerja sebagai pembantu di rumah suaminya itu memindahkan Dahlia ke atas kursi roda.
Hap!
Akhirnya Dahlia berhasil di pindahkan juga ke kursi roda. Lalu Bi Endang mendorong kursi roda Dahlia sampai ke tempat parkir, di mana Tono sudah menunggunya di luar mobil.
"Mbak Dahlia gimana kabarnya? Sudah baikan?" sapa Tono.
"Alhamdulillah sudah, Mas Tono," jawab Dahlia disertai senyuman yang hanya di bibir dan tidak sampai ke mata.
Jujur saja ketika melihat bahwa Bi Endang yang datang untuk menjenguknya Dahlia merasa kecewa. Dia pikir jika yang akan datang nanti adalah Kaisar. Atau paling tidak ibu mertuanya sendiri. Tapi yang didapatinya malah pembantu dan supir keluarga Aditama. Sementara suami dan ibu mertuanya entah sedang di mana sekarang
"Maaf ya Mbak kalau saya gendong sebentar," ucap Tono yang meminta izin sebelum mengangkat tubuh Dahlia dan meletakkannya di jok belakang. Sementara Bi Endang melipat kursi roda nyonya mudanya itu dan menaruhnya di bagasi.
Setelah selesai memindahkan Dahlia juga menyimpan kursi roda nyonya mudanya itu, Tono dan Bi Endang masuk ke dalam mobil. Keduanya sama-sama duduk di jok depan. Lalu Tono menyalakan mesin dan mengemudikan mobil untuk pulang.
Sepanjang jalan pulang Dahlia hanya diam saja sambil menatap ke luar dengan wajah murung. Saat ini dia pun pulang ke rumah mertuanya, karena memang di sanalah dia dan suaminya tinggal. Kaisar adalah anak tunggal, jadi dia adalah pewaris satu-satunya di keluarga Aditama.
Tetapi saat sampai di Rumah sang ibu mertua, Dahlia dibuat terkejut saat dia tidak diperbolehkan naik ke lantai atas.
"Kamar Mbak Dahlia sudah bukan di atas lagi," ucap Bi Endang yang melirik ke arah Tono seolah meminta bantuan laki-laki itu untuk menjelaskan kepada Dahlia.
"Lalu di mana kamar saya sekarang?" tanya Dahlia kebingungan.
Bi Endang pun mendorong kursi roda Dahlia dan membawanya masuk ke dalam kamar pembantu. Hal ini sungguh membuat Dahlia semakin terkejut dan bertanya-tanya. Kenapa kamarnya sekarang malah di sini? Bukankah seharusnya dia tidur di kamar yang sama dengan Kaisar?
Saat hendak menanyakan hal itu kepada Bi Endang, Dahlia mengurungkan niatnya ketika matanya menangkap sosok Magdalena yang berjalan menghampirinya.
"Sekarang kamu tidur di sini!" Ucap Magdalena sambil menunjuk ruangan yang jauh lebih kecil dari kamar sebelumnya yang bak kamar hotel bintang lima itu.
"Kenapa, Bu? Bukankah seharusnya aku—"
"Mulai saat ini kamu tidak akan tidur satu kamar dengan Kaisar. Selain itu kamu juga tidak boleh mengaku kepada Kaisar kalau kamu adalah istrinya. Karena mulai detik ini kamu bukan lagi menantu, tapi pembantu!"
Duar!
Seperti ada petir di siang bolong. Dahlia sungguh terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh ibu mertuanya itu.
"Bagaimana bisa aku berbohong kepada Mas Kaisar?" tanya Dahlia yang tidak habis pikir jika ibu mertuanya memperlakukannya sampai seperti ini.
"Apa kamu keberatan?"
"I-itu ..."
"Jika kamu tidak setuju dengan apa yang saya ucapkan tadi, kamu bisa angkat kaki dari rumah ini!" ucap Magdalena sambil menatap tajam menantunya yang tengah duduk di kursi roda itu.
Dahlia mengepal tangannya. Sungguh ini adalah pilihan yang sulit. Dia tidak bisa mengatakan kepada Kaisar bahwa dirinya adalah pembantu dan bukan istri dari laki-laki itu. Tapi dia lebih tidak bisa lagi jika berpisah dengan Kaisar. Sehingga mau tidak mau dia menuruti saja perintah Magdalena. Sejak awal, Magdalena memang sudah menunjukkan rasa ketidaksukaannya terhadap Dahlia. Tapi tidak separah ini. Dan sekarang, wanita itu lebih bebas menunjukkan rasa ketidaksukaannya terhadap Dahlia karena saat ini Kaisar sedang amnesia. Andai suaminya itu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, tentu dia tak akan membiarkan Dahlia diperlakukan dengan semena-mena.
Dahlia pun hanya bisa mengangguk pasrah sambil menahan rasa sesak di dadanya. Yang entah kenapa rasanya begitu sakit hingga dia merasa sulit bernafas. Belum lama dia dan Kaisar menikah, tetapi badai sudah datang menerpa rumah tangganya. Kuatkah ia menghadapi ujian ini? Entahlah, hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Diajheng
sudah Dahliaa twrima aja sekarang apapun keadaannya.
ga papa tinggal di kamar pwmbantu yang penting kamu masih tinggal seatap dengan suamimu.
dari pada kamu diusir dri rumah ituu kamu malah ga ada yang mengurus dan bakalan lebihh susah lagi.
jika emang sudah taqdir nyaa kaisar pasti akan secepetnya mengingatmu kembali dan menyatukan rumah tangga kalian lagii
^^
dannn aku berharap kamu hamill walopun kondisi seperti ini.
biar kamu punya keturunan dengan kaisaar🤭😘
2023-03-25
0
El-ma L Goong
segudang stok kata2 kasar bumagda buat dahlia,yg sabar ya !!!
krn tinggal serumah km bisa berusaha sedikit dmi sedikt untuk bisa membantu kaisar sembuh dari amnesia
2023-03-20
0
سلمى الرحمن مختار
kasian dahlia kok ad mertua bgitu sih, memang klo udh benci tpi tdk segitunya juga dong bu🙁
2023-03-17
0