Sebuah panggilan masuk dari pihak hotel membuat Jio yang sedang menikmati sarapannya langsung mendelik mendengar kabar dari penelpon tersebut. Tanpa basa-basi lagi, Jio segera beranjak meninggalkan tempat sarapannya dan berlari tanpa peduli dengan Bos yang sedang sarapan bersamanya. Sayang, saat menekan tombol lift, pintu itu tak kunjung terbuka hingga akhirnya Jio memilih tangga darurat.
Derap langkah kaki Jio benar-benar tidak terkontrol bahkan menabrak beberapa orang tanpa minta maaf setelah menerima laporan bahwa beberapa orang memaksa masuk ke dalam kamarnya kemudian menarik paksa Safira yang sedang beristirahat.
Jio tahu hal itu akan terjadi mengingat bagaimana kuasanya Tuan Rocky di negara B tersebut. Untungnya dia sudah menceritakan pada Bosnya masalah salah sasaran tersebut dan langsung menghubungi Tuan Frendik, orang yang lebih berkuasa dari pada Tuan Rocky.
"Siall!" pekik Jio saat dirinya terjatuh dan tersungkur ke lantai karena kakinya yang berjalan tidak beraturan itu tersandung. Namun tidak ada waktu untuk mengeluh sakit sebab wanita pujaannya saat ini pasti sedang ketakutan. Padahal dia telah berjanji akan membawa pulang ke Indonesia dengan selamat.
Jio semakin mengepalkan kedua tangannya saat tahu dia telah terlambat karena Safira sudah tidak ada di kamar begitu dia tiba. Jio kembali turun dari lantai lima menuju lobby utama.
"Tenang, Sayang! Kamu akan baik-baik saja. Aku janji!" gumam Jio terpaksa kembali menuruni anak tangga karena lift masih mengantri.
Benar saja dugaan Jio jika Safira telah berada di depan pintu utama hotel dan sedang dipaksa berjalan padahal Safira sudah berontak. Namun sayangnya kekuatan wanita itu tidak bisa membuatnya terlepas dari paksaan tersebut.
"Stop it! Don't touch Safira!" teriak Jio saat dua orang pria bertubuh kekar dan bertato dengan setelan jas serba hitam itu memaksa Safira untuk segera masuk ke dalam mobil. Untungnya Safira bukan wanita bodoh. Kedua pria yang lengah dan sedikit melonggarkan cekalan tangan mereka karena teriakan Jio, membuat dia mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri. Segera Safira menginjak kuat kaki kedua pria menyeramkan tersebut secara bergantian.
Kedua pria itu langsung melepaskan tangan mereka karena mengaduh kesakitan. Saat itulah Safira segera lari dalam pelukan Jio. Tanpa ragu lagi, Jio pun membalas pelukan Safira agar wanita itu sedikit tenang.
"Gadis pintar!" ujar Jio seraya mencium ujung kepala Safira.
Tentu saja larinya Safira membuat pria bernama Tuan Rocky itu kembali marah. Kedua rahangnya terlihat mengeras. Gagalnya rencana untuk menjebak Erlan saja sudah membuat dirinya geram. Padahal itu juga atas kecerobohannya yang tidak terlalu paham dengan orang yang akan dia jebak karena perintah itu juga mendadak.
Saat Tuan Rocky tidak mendapatkan kabar apa pun dari Safira pagi itu, pria yang usianya hampir setengah abad tersebut langsung mencari tahu dan meminta rekaman cctv hotel itu dengan paksa. Sialnya lagi, Safira bersama Jio terlihat keluar dari kamar yang sengaja disiapkan untuk menjebak Erlan.
Namun yang membuat Tuan Rocky begitu marah adalah nama yang tertera atas kamar hotel yang dimasuki Jio bersama Safira. Itu bukan atas nama Erlan, Bos Jio, melainkan asisten pribadinya. Seketika itu juga atas kuasanya, Tuan Rocky memaksa untuk membuka kamar hotel tersebut demi menjaga hubungan baik dengan orang yang memerintahkan dia untuk menjebak Erlan.
(Yang penasaran bisa baca : Nikah Paksa dengan CEO Kejam)
Erlan tiba beberapa saat lebih lambat dari Jio karena Jio lari begitu cepat. Napasnya tergopoh-gopoh bahkan masih sibuk mengatur napas tanpa sempat bertanya pada Jio apa yang sebenarnya terjadi.
Tatapan membunuh terpancar jelas dari raut wajah Tuan Rocky. Disaat yang tepat, Tuan Frendik datang bersama beberapa bodyguard dan hal itu membuat nyali Tuan Rocky menciut. Belum Tuan Frendik menyapa, Tuan Rocky bergegas pergi karena tidak mau terlibat urusan dengan orang yang lebih berkuasa darinya.
Setelah mengucapkan banyak terima kasih pada Tuan Frendik atas bantuannya, Jio membawa Safira kembali ke kamarnya. Sedangkan Erlan terus bertanya di sepanjang perjalanannya menuju kamar, tetapi tidak mendapatkan jawaban dari Jio. Meskipun kesal, tetapi Erlan sadar jika sebenarnya Jio terlalu khawatir akan keselamatan wanitanya.
...***...
"Maaf, aku kurang hati-hati menjagamu, Sayang," ucap Jio saat keduanya telah duduk bersanding di sisi tempat tidur.
"Nggak, Mas! Ini bukan salah kamu. Wajar aja kalau sampai Tuan Rocky marah. Rencananya kan gagal. Tapi aku sangat terima kasih sama kamu, Mas! Kamu benar-benar penyelamat hidupku," ujar Safira kemudian memeluk Jio.
"Hari ini aku nggak begitu sibuk. Tapi mungkin kita akan butuh dua sampai tiga hari disini karena aku masih ada beberapa urusan. Apa kamu mau menunggu, atau kamu mau pulang duluan?"
Safira tidak langsung menjawab. Dia masih ada dalam pelukan Jio. Rasa hangat pelukkan itu membuat dirinya sedikit lebih tenang. Sebenarnya dia sangat ingin pulang karena alasannya pergi cukup tidak masuk akal dan sang Ibu sempat curiga. Namun dia juga takut jika harus pulang sendiri. Apalagi dia begitu membutuhkan uang yang dijanjikan Jio untuk pengobatan Ibunya.
"Aku nunggu kamu aja, Mas!" ucap Safira lembut seraya melepaskan pelukannya lalu tersenyum manis dengan lesung pipi yang sangat khas. Jio pun membalas senyum itu kemudian meraih ponselnya.
"Tulis nomor rekening kamu," titah Jio seraya memberikan ponselnya pada Safira.
"Apa kamu cenayang, Serjio?" tanya Safira benar-benar heran. Bagaimana bisa Jio membaca pikirannya? Baru saja dia berpikir sangat butuh uang yang dijanjikan oleh Jio.
"Panggil, Mas! Walau bagaimanapun, aku ini calon suami kamu loh!" kata Jio meledek. "Lagian panggilan Mas itu sangat manis dari pada kamu panggil nama aja, hm?" Lagi-lagi nada bicara Jio terdengar meledek. Namun sorot matanya masih tertuju pada ponsel yang belum diterima oleh Safira.
Ragu memang, tetapi Safira akhirnya menerima ponsel yang disodorkan Jio kemudian menulis nomor rekeningnya di ponsel tersebut. Tidak butuh waktu lama, Jio mentransfer uang seratus juta ke rekening yang baru saja Safira tulis dan memberikan bukti transfer itu pada Safira.
"Mas! Ini kebanyakan!" pekik Safira terkejut. "Nggak! Tulis rekening kamu, nanti aku transfer sisanya." Safira meraih kembali ponsel itu dan menyimpan nomornya lalu masuk kedalam room chat kemudian meminta Jio untuk menulis nomor rekeningnya di room chat tersebut lewat sorot mata. Jio hanya tersenyum dan malah meletakkan ponselnya di atas nakas.
"Berikan pengobatan yang terbaik untuk Ibumu. Tentu Ibu harus sehat dan berumur panjang supaya bisa bantu kamu momong cucunya nanti," ucap Jio membuat Safira langsung merona.
"Tapi ... itu ...." Sebuah kecupan singkat di bibir Safira, seketika membuatnya tidak melanjutkan protes atas yang yang diberikan Jio.
"Kamu calon istriku. Sudah hal yang wajar kalau aku memberikan yang terbaik untukmu, juga ibumu yang akan menjadi Ibuku." Safira pun kembali memeluk Jio diiringi tetesan air mata kebahagiaan.
........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Ita rahmawati
bagus
2023-11-28
0
lopesekebon
seru
2023-05-16
0
Aretha18✨
jadi harus waspada lagi kedepannya untuk safira karna takut aja tuan rocky berbuat macam" lagi, lanjuut kakkk🙏🙏🙏
2023-03-06
1