WKS. Kamu Milikku

"Aw, pusing sekali kepalaku!" Jio berusaha membuka matanya yang masih terasa sangat berat. Pengaruh alkohol yang dia minum benar-benar membuat kepalanya pusing. Apalagi ini pengalaman pertamanya. Namun ada hal aneh yang memaksa dia untuk segera membuka mata, yaitu sebuah tangan yang menumpang di atas perutnya.

Jio terkejut bukan main saat melihat ada wanita di sisinya. Bahkan wanita itu sedang memeluk mesra tubuh Jio yang tanpa pakaian. Rasa terkejut Jio membuat wanita yang diketahui bernama Safira itu bangun.

"Em, udah pagi ya? Saatnya aku pulang berarti," gumam Safira kemudian turun dari tempat tidur. Jio semakin terkejut melihat tubuh Safira yang polos dengan langkah kaki yang sedikit aneh.

"Safira, kamu … bisa jelaskan ini? Kenapa ... maksudnya semalam kita melakukan hubungan suami istri?" tanya Jio seraya memungut celananya yang ada di lantai.

"Kamu pikir kita sama-sama nggak pake baju itu abis ngapain? Berenang?" sahut Safira dengan nada sinis.

Safira yang sudah mengenakan kembali pakaiannya segera menarik selimut berwarna putih yang ada di atas tempat tidur. Ada bercak merah disana. Tanda merah itu adalah bukti bahwa keduanya telah melakukan hubungan intim tanpa menikah terlebih dahulu.

"Ta-tapi ... tapi ak-"

"Tuan Erlangga yang terhormat! Saya hanya menjalankan tugas. Dan kalau saya hamil, saya pastikan saya akan mencari anda untuk bertanggung jawab karena saya dilarang minum pil pencegah kehamilan sebelum melakukan tugas. Sekarang saya harus pergi dan memberikan bukti percintaan kita semalam."

Safira mengambil sebuah kamera kecil yang dia letakkan di atas nakas semalam. Pangkal pahanya yang sedikit sakit membuat langkah kakinya terbatas.

"Safira, aku bukan Erlangga! Aku Serjio. Kita pernah satu sekolah, tapi kamu tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Apa kamu lupa denganku?" jelas Jio langsung membuat Safira mematung dan menjatuhkan kamera kecil yang dia pegang. "Jadi sebenarnya sasaranmu adalah Erlangga? Dia Bos aku. Ck, aku rasa tugas yang kamu jalankan itu … gagal total!" sambung Jio seraya menyunggingkan senyum.

Safira terpaku cukup lama mendengar penjelasan Jio. Kamar hotel yang tadinya dingin tiba-tiba menjadi panas karena rasa gugup juga takut. Kedua tangannya mengepal erat. Laki-laki yang seharusnya tidur bersamanya itu adalah Erlangga, bukan Serjio. Tentu saja dia terkejut karena tugasnya benar-benar gagal. Kamera yang merekam semua aksi panas dirinya dengan Jio tidak ada gunanya lagi.

"Ng-nggak mungkin! Harusnya uang itu udah di transfer kan? Ini bukan salahku kan? Tuan Rocky sendiri yang memintaku untuk pergi dengannya," gumam Safira yang tiba-tiba menjadi gemetar. Dia rela menjual tubuhnya karena dia masih perawan hanya demi uang dua puluh ribu dollar untuk biaya ibunya di rumah sakit.

Awalnya Safira tidak punya niat untuk pergi ke seorang mucikari yang sedang mencari gadis perawan. Namun dia sangat terdesak demi sang Ibu yang harus mendapatkan penanganan khusus karena penyakit gagal ginjal dan jantung bengkak.

Safira memang bukan gadis biasa. Walaupun dia hanya lulusan sekolah menengah atas, tetapi otaknya cerdas dan gadis itu giat belajar beberapa bahasa asing. Dia bahkan bekerja sebagai guide di sebuah tempat wisata di Jakarta. Banyak turis yang menyukai keramahan Safira. Namun gajinya tidak cukup untuk mengobati penyakit sang Ibu.

Kondisi sang Ibu yang memburuk membuat Safira harus berpikir keras sampai akhirnya dia menemui seorang mucikari yang memberikan uang sangat cukup asalkan dia mau menurut. Safira bertekad untuk memberikan mahkotanya demi biaya perawatan yang tidak sedikit itu. Siapa sangka takdir berkata lain.

"Hm. Ternyata begitu! Kamu menjual tubuhmu demi uang? Kamu rela pergi ke luar negeri demi dollar? Berapa uang yang kamu butuhkan, katakan! Aku akan memberikannya. Tapi ... kamu harus menikah denganku."

Ucapan Serjio membuat Safira kembali terkejut, tetapi sedikit lega. Siapa yang sangka takdir memberikan dia seorang yang ingin menikah dengannya setelah mereka menghabiskan malam pertama tanpa ikatan cinta. Setidaknya kalau dia hamil, laki-laki itu mau bertanggung jawab. Namun bagaimana dengan tugas yang dia dapatkan karena dia melayani orang yang salah.

"Safira, liat aku!" titah Jio dengan suara datar. Sang pemilik nama tidak berbalik badan walaupun Jio memberikan waktu beberapa menit. Akhirnya Jio yang menghampiri Safira dan memeluknya dari belakang. "Aku serius! Sudah lama aku mencari keberadaanmu. Aku menyukaimu sejak kita masih sekolah." Sungguh Safira ingin sekali terbang ke angkasa karena pernyataan cinta itu.

"Ba-bagaimana mu-mungkin?" Safira gugup. Padahal dia telah bermain panas beberapa kali dengan Jio semalam. Namun pelukan yang dia rasakan kali ini jauh berbeda. Pelukan itu memberikan rasa hangat dan sebuah kenyamanan.

Jio pun membalikan tubuh Safira. Merengkuh kedua bahunya dan menatap lekat kedua mata dengan iris berwarna coklat. Kini keduanya saling berhadapan dan seolah berinteraksi lewat sorot mata. Safira benar-benar lupa siapa laki-laki yang ada di hadapannya itu. Aneh bukan? Jio langsung mengenali Safira, sedangkan Safira tidak ingat sama sekali dengan Jio.

"Aku menunggumu lebih dari sepuluh tahun, Safira. Kamu kemana aja selama ini? Kenapa kamu nggak ada kabarnya saat memasuki semester dua? Aku mencari mu bahkan mencari tempat tinggal mu. Tapi kamu udah pindah. Selama ini aku berharap kembali dipertemukan dengan wanita yang sudah mengambil sebagian hatiku, dan ... hari ini harapanku dikabulkan Tuhan. Safira ... aku benar-benar mencintaimu. Jadilah istri dan ibu dari anak-anakku, hm?"

Gugup? Tentu saja! Bahkan lidah Safira tiba-tiba kaku. Ini memang bukan pertama kali ada yang ingin menikahinya. Namun kali ini rasanya berbeda.

"A-a-ap-apa yang kamu katakan i-tu benar?" Jio pun memeluk Safira kemudian mencium ujung kepala dan membelai rambut lurus yang panjangnya hanya sebahu.

"Aku sangat serius! Kamu adalah cinta pertama yang aku cari selama ini, Safira!" jawab Jio dengan suara lembutnya.

Safira pun membalas pelukan Jio. Pipinya menempel pada dada bidang Jio yang tanpa beralaskan baju. Tubuhnya itu mempunyai bau yang khas dan Safira menyukainya. Keduanya berpelukan cukup lama hingga perasaan masing-masing menjadi lebih tenang.

"Apa kamu bisa membantuku lepas dari sini? Kamu bisa bawa aku pulang dengan selamat? Aku takut!" ucap Safira tentu berharap banyak pada laki-laki yang baru saja menyatakan cinta padanya. Jio semakin mengeratkan pelukannya seolah pertanda bahwa Safira akan baik-baik saja.

"Istirahatlah di kamarku. Aku akan membawamu kembali ke Indonesia dengan selamat. Urusan disini, kamu jangan khawatir! Aku bisa mengatasinya. Kamu hanya perlu beristirahat, hm?" Jawaban Jio benar-benar menjadi angin segar untuk Safira. Walaupun uang yang dijanjikan mucikari tersebut belum ditransfer, setidaknya Jio sudah berjanji akan memberikan gantinya.

Safira pun mengangguk dalam pelukan Jio. Kedua sudut bibirnya mengukir senyum yang begitu manis dengan lesung pipi yang menggemaskan. Entah perasaan apa yang dia rasakan saat ini. Rasa itu benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Terima kasih! Terima kasih sudah menjadi malaikat untukku, Serjio!" ujar Safira seraya menitikkan air matanya.

Jio pun melepaskan pelukannya. Sorot mata mereka kembali bertemu, tetapi kali ini raut wajah keduanya berbeda. Ada pancaran cinta di mata masing-masing. Bukan hanya Safira yang bahagia tentunya, Jio jauh lebih bahagia karena menemukan cinta pertamanya yang telah dia tunggu lebih dari sepuluh tahun.

"Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu kembali, Safira!" Wanita dihadapannya itu hanya mampu mengangguk pelan diiringi senyum yang begitu manis. "Bolehkan aku melakukannya lagi? Kamu begitu menggemaskan!" Entah kenapa pikiran kotor Jio kembali hanya karena melihat wajah cantik Safira.

Normal tentunya jika Jio ingin melakukan permainan panasnya lagi karena semalaman dia melakukan hal itu tanpa sadar.

"Serjio! Kamu mesumm!" jawab Safira seraya mencubit pinggang Jio.

"Aku ... em ... kamu menggemaskan! Aku ... benar-benar ingin melakukannya dalam keadaan sadar," pinta Jio serius. Safira ragu. Walaupun dia melakukan dengan sadar semalam, tidak bisa dipungkiri jika ada sedikit rasa ingin mengulang kembali permainan panas dengan laki-laki yang akan menikahinya.

"Apa kamu nggak sibuk?" tanya Safira lirih. Dia harus jual mahal terlebih dahulu karena malu jika harus mengiyakan langsung.

Jio pun memikirkan perkataan Safira. Dia hampir melupakan apa tujuannya ke negara B itu. Bahkan insiden salah sasaran ini juga seharusnya segera dia laporkan pada Bosnya karena ada yang berusaha menjebaknya. "Astaga ... sebenarnya hari ini seharusnya aku sibuk, tapi ... hanya sebentar saja, hm?" Otak Jio tentu masih terfokus pada wanita dihadapannya. Anggap saja sebagai imun tambahan agar pekerjaannya nanti berjalan dengan lancar.

........

Terpopuler

Comments

lopesekebon

lopesekebon

dasar jio

2023-05-14

0

Aretha18✨

Aretha18✨

lanjuttt kakk, tamat NIKAH PAKSA DENGAN CEO KEJAM sekarang baca sekaligus nunggu Up an cerita WANITA KESAYANGAN SERJIO❤️❤️❤️❤️

2023-03-02

3

Gusliantini

Gusliantini

lanjut💪💪💪

2023-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!