Bab 4 Pria Misterius

Malam ini Embun hanya berdiam diri di dalam kamar karena hari ini cukup melelahkan. Menjelang hari H acara peringatan HUT kantor membuat Embun dan semua karyawan sangat sibuk.

Belum lagi kejadian sore tadi yang membuat Embun takut dan khawatir jika ada niat buruk dari seseorang kepada nya. Apalagi di kota ini wanita itu hanya hidup sendiri tanpa ada keluarga yang lain, hanya Juan dan keluarga nya lah yang Embun kenali dari dulu.

Mendadak Embun jadi merasa kesepian dan merasa takut tinggal di kota Besar ini, bahkan terbesit ingin keluar saja dari pekerjaan nya dan pulang ke kotanya.

Embun khawatir jika ada orang-orang itu di luar sana yang masih berusaha mengintainya dan mengawasi semua pergerakannya. Lebih parahnya lagi dirinya takut jika mereka ingin mencelakai dirinya.

Sungguh apa yang terjadi sebenarnya sama sekali belum bisa di mengerti maksud dan tujuan mereka melakukan ini semua pada Embun.

Dan siapa dalang dibalik orang-orang suruhan itu sama sekali membuat Embun dibuat ketakutan.

Sampai beberapa waktu Embun masih belum terlelap karena memikirkan kejadian itu, hingga setelah beberapa waktu berkutat dengan pikirannya dan kelelahan barulah perlahan Embun memejamkan mata dan terlelap dalam tidur nya.

***

Keesokan harinya..

Pagi ini Embun bersiap-siap lebih awal karena harus segera berangkat menuju ke kantor untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan harus mempersiapkan ruangan kantor karena kemungkinan besar akan ada kunjungan langsung ke cabang oleh para petinggi perusahaan seperti direksi dan komisaris.

Embun mempersiapkan diri seperti biasa, menggunakan make up yang tipis dan rambut di gerai sebahu yang rapi dengan kemeja kerja warna hitam dipadukan celana kerja warna hitam pula dan sepatu hak tinggi warna coklat susu. Penampilan yang sederhana, tapi sangat anggun ketika di kenakan wanita itu.

Setelah selesai bersiap, Embun mulai memesan taksi online untuk menuju ke kantornya, bahkan Embun belum sempat sarapan pagi ini karena harus segera sampai kantor.

Embun mulai berjalan keluar rumah untuk mengunci pintu rumah itu, tapi entah kenapa hatinya seperti gelisah tapi wanita itu berusaha mengabaikannya dan melanjutkan kegiatannya mengunci semua pintu dan jendela.

Kemudian Embun berjalan melewati halaman yang tidak terlalu besar tapi memiliki taman kecil yang cantik itu menuju pintu gerbang minimalis nya. Tapi ketika sampai di gerbang rumah kontrakan ada dua orang yang berlari kearahnya secara tiba-tiba dan membekap mulutnya.

Embun yang tidak siap berusaha sekuat tenaga untuk meronta dan melepaskan diri dari cengkraman para pria itu. Wanita itu berusaha berteriak tapi mulutnya sudah dibekap dan tiba-iba dia mencium bau menyengat yang membuat penciuman nya seperti tertusuk hingga kepalanya terasa sakit dan mata berkunang.

Entah apa yang dilakukan oleh orang itu sehingga membuat Embun merasa tidak berdaya dan akhirnya pingsan. Para pria itu akhirnya bisa membawanya masuk dalam mobil tanpa perlawanan.

Karena kondisi rumah Embun yang berada masuk di dalam jalan kecil sehingga kegiatan mereka tidak menarik perhatian orang dan karena situasi kesibukan pagi membuat orang di sekitar rumah itu tidak menyadari sedang terjadi penculikan.

Embun sedikit bisa mendengar ketika di dalam mobil tapi tubuhnnya sama sekali tidak bisa bergerak dan kembali tidak sadarkan diri.

***

Di ruangan Kamar yang gelap

Setelah entah berapa lama Embun tidak sadarkan diri, dirinya merasa ada seseorang yang menepuk pipinya perlahan dan membuatnya membuka mata.

Ketika terbangun Embun sudah dalam posisi tangan dan kaki yang terikat, ketika mengedarkan pandangannya dirinya tahu bahwa ini adalah sebuah kamar karena terlihat remang-remang sebuah tempat tidur yang berukuran besar.

Cahaya temaram yang dilihatnya dan mata berkunang yang membuat Embun tidak bisa melihat dengan jelas siapa saja orang-orang yang berada di sekitarnya. Di dalam ruangan itu tidak ada yang bersuara.

"Kau sudah sadar? " tanya seorang pria tiba-tiba entah darimana asalnya dengan suara berat sambil mengelus rambut Embun dari belakang.

Embun bergidik ngeri membayangkan sosok yang memegang rambutnya itu dan ketakutan menjalar dalam dirinya.

Embun tidak mau menjawab, dan mencoba melihat siapa pria itu. Karena tangan dan kaki Embun terikat membuat Embun kesulitan membalikkan badannya karena pria itu tepat ada di belakang Embun.

"Siapa kau, lepaskan aku! " gertak Embun dengan suara lantang.

"Aku tidak berniat jahat padamu, aku hanya ingin kau berada di sisiku" jawab pria itu tenang.

"Siapa kau? Aku tidak mengenalmu" jawab Embun lagi.

"LEPASKAN AKU!!!!" teriak Embun lagi.

"Jangan terlalu berteriak, lehermu akan sakit. Karena sekencang apapun tidak akan ada orang yang akan mendengarkan mu" jelas pria itu memperingatkan.

Embun mulai berontak sekaligus terisak, dia menangis. Mencoba seberani apapun, Embun tetaplah wanita dan dia mempunyai rasa takut.

Pria itu hanya berdiam diri melihat wanita itu berusaha melepaskan ikatannya dan menangis meraung-raung ketakutan. Entah apa yang dipikirkan pria itu.

"Aku sedang tidak melakukan apapun padamu, berhentilah menangis. Aku hanya ingin berbicara padamu" kata pria itu lagi. Spontan Embun diam dan mendengarkan pria itu berbicara.

"Aku menginginkan mu, aku hanya ingin memilikimu dan menjagamu" kata pria itu.

"AKU TIDAK MAU!!!! Aku tidak mengenalmu!!!! Aku tidak mau" teriak Embun.

Kemudian pria itu tanpa menjawab berjalan menuju pintu keluar yang ada di belakang wanita itu. Setelah itu Embun hanya sendirian di kamar tersebut menangis meraung-raung.

Setelah beberapa saat ada seorang pria lain masuk memberikan Embun minuman Jus. Bukankah terlalu mewah untuk seorang tawanan?

Saat Embun diminta untuk minum, dirinya menolak karena meskipun haus ia tahu sedang menjadi tawanan dan tidak menutup kemungkinan terdapat racun di dalamnya.

Tapi ketika pria itu menyodorkan minuman, Embun menggigit tangan pria itu dan berusaha lari dengan posisi tangan dan kaki terikat, saat belum sempat berlari Embun sudah terjatuh.

Pria itu emosi dan marah kemudian menampar Embun, juga menendang kaki dan dada Embun. Seketika wanita itu kesakitan bahkan tidak bisa mengeluarkan suara karena dadanya terasa sesak.

Beberapa saat kemudian masuklah pria misterius itu lagi sambil berlari di ikuti lima orang anak buahnya dan langsung menendang dada dan menghajar pria berkepala plontos yang menampar dan menendang Embun.

"SIAPA YANG MENYURUHMU MEMUKULNYA HAA????" teriak pria misterius itu sambil terus memukul pria plontos itu membabi buta. Kelima anak buah yang lain hanya diam dan menyaksikan bosnya mengamuk.

"Ampun tuan, wanita itu berusaha melarikan diri dan menggigit tanganku" ucap pria itu sambil menahan sakit di perutnya.

"TIDAK ADA YANG AKU PERBOLEHKAN MENYAKITI ATAU MEMUKULNYA, AKU HANYA PERINTAHKAN KALIAN MENJAGANYA" teriam pria misterius itu setelah selesai menghajar pria plontos itu kepada semua anak buahnya dengan suara nafas yang tidak teratur.

"Meskipun wanita ini melakukan perlawanan atau berusaha menyerang kalian, kalian tidak berhak menyakitinya. PAHAM??" kata pria itu lagi lantang yang membuat anak buahnya semua bergidik ngeri.

Embun mendengar suara pria itu samar-samar dan mencoba melihat siapa pria itu, tapi hanya siluet sosok tinggi berjas lengkap yang dilihatnya, karena pencahayaan yang kurang dan keadaan Embun yang setengah sadar akibat dari pukulan pria b***ab itu. Setelah beberapa saat kemudian Embun benar-benar kehilangan kesadaran dengan darah mengalir dari ujung bibirnya.

Aku tahu kau akan terluka dengan sikapku ini, tapi aku tidak tahu lagi bagaimana cara mendapatkan mu. Aku harap kau mengerti dan memaafkan ku.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 Embun Di Pagi Hari
3 Bab 2 Bertemu Om Hartono
4 Bab 3 Lari Maraton
5 Bab 4 Pria Misterius
6 Bab 5 Terbangun Di Rumah Sakit
7 Bab 6 Bertemu Denganya Lagi
8 Bab 7. Terbaring Lemah
9 Bab 8 Kesetiaan Juan
10 Bab 9 Bunga Itu Lagi
11 Bab 10 Mahkota Yang Hancur
12 Bab 11 Bunga di Dalam Sangkar
13 Bab 12 Apa Yang Harus Aku Lakukan
14 Bab 13 Benih Yang Tumbuh
15 Bab 14 Hati Yang Hancur
16 Bab 15 Terlepas Dari Sangkar Emas
17 Bab 16 Kembali..
18 Bab 17 Perjanjian Marlon
19 Bab 18 Wanita Iblis
20 Bab 19 Kencan Pertama
21 Bab 20 Aku Akan Melepaskanmu
22 Bab 21 Terlepasnya Burung Yang Sangat Indah
23 Bab 22 Kepergian Embun
24 Bab 23 Kedukaan Embun
25 Bab 24 Semuanya Mulai Terangkai
26 Bab 25 Kembalinya Juan
27 Bab 26 Pengakuan Cinta
28 Bab 27 Hati Yang Hancur
29 Bab 28 Embun July dan Ular Beludak
30 Bab 29 Aku Ayah July
31 Bab 30 Pertemuan Keluarga
32 Bab 31 Embun Terluka
33 Bab 32 Happy Birthdaaay
34 Bab 33 Wedding
35 Bab 34 Nuela
36 Bab 35 File Misterius
37 Bab 36 Melawan Masa Lalu
38 Bab 37 Arthur
39 Ban 38 Mencoba Jujur
40 Bab 39 Musuh Menyerang
41 Bab 40 Kekacauan Besar
42 Bab 41 Menghancurkan Arhur
43 Bab 42 Dia Suamiku
44 Bab 43 Orang Asing Baginya
45 Bab 44 Ujian Pernikahan
46 Bab 45 Kenyataan Yang Sebenarnya
47 Bab 46 Kekacauan Andrew
48 Bab 47 Terimakasih Cinta
49 Bab 48 Marlon Berubah
50 Bab 49 Kembalinya Masa Lalu
51 Bab 50 Marlon Berpaling
52 Bab 51 Ternyata Oh Ternyata
53 Bab 52 Kau Hamil
54 Bab 53 Pelindung
55 Bab 54 Berlibur..
56 Penjelasan Author
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 Embun Di Pagi Hari
3
Bab 2 Bertemu Om Hartono
4
Bab 3 Lari Maraton
5
Bab 4 Pria Misterius
6
Bab 5 Terbangun Di Rumah Sakit
7
Bab 6 Bertemu Denganya Lagi
8
Bab 7. Terbaring Lemah
9
Bab 8 Kesetiaan Juan
10
Bab 9 Bunga Itu Lagi
11
Bab 10 Mahkota Yang Hancur
12
Bab 11 Bunga di Dalam Sangkar
13
Bab 12 Apa Yang Harus Aku Lakukan
14
Bab 13 Benih Yang Tumbuh
15
Bab 14 Hati Yang Hancur
16
Bab 15 Terlepas Dari Sangkar Emas
17
Bab 16 Kembali..
18
Bab 17 Perjanjian Marlon
19
Bab 18 Wanita Iblis
20
Bab 19 Kencan Pertama
21
Bab 20 Aku Akan Melepaskanmu
22
Bab 21 Terlepasnya Burung Yang Sangat Indah
23
Bab 22 Kepergian Embun
24
Bab 23 Kedukaan Embun
25
Bab 24 Semuanya Mulai Terangkai
26
Bab 25 Kembalinya Juan
27
Bab 26 Pengakuan Cinta
28
Bab 27 Hati Yang Hancur
29
Bab 28 Embun July dan Ular Beludak
30
Bab 29 Aku Ayah July
31
Bab 30 Pertemuan Keluarga
32
Bab 31 Embun Terluka
33
Bab 32 Happy Birthdaaay
34
Bab 33 Wedding
35
Bab 34 Nuela
36
Bab 35 File Misterius
37
Bab 36 Melawan Masa Lalu
38
Bab 37 Arthur
39
Ban 38 Mencoba Jujur
40
Bab 39 Musuh Menyerang
41
Bab 40 Kekacauan Besar
42
Bab 41 Menghancurkan Arhur
43
Bab 42 Dia Suamiku
44
Bab 43 Orang Asing Baginya
45
Bab 44 Ujian Pernikahan
46
Bab 45 Kenyataan Yang Sebenarnya
47
Bab 46 Kekacauan Andrew
48
Bab 47 Terimakasih Cinta
49
Bab 48 Marlon Berubah
50
Bab 49 Kembalinya Masa Lalu
51
Bab 50 Marlon Berpaling
52
Bab 51 Ternyata Oh Ternyata
53
Bab 52 Kau Hamil
54
Bab 53 Pelindung
55
Bab 54 Berlibur..
56
Penjelasan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!