Sudah berlalu beberapa minggu sejak pertemuannya dengan Om Hartawan dan Juan. Hari-hari berlalu seperti biasa dan tidak ada yang istimewa.
Hingga tibalah pada acara kunjungan dan ramah tamah dari para pemegang saham dan petinggi GF Group yang akan di adakan dua hari lagi. Acara akan di adakan di kantor pusat GF Group, yang jaraknya sekitar satu jam dari kantor cabang tempat Embun bekerja sekarang.
Acara ini akan di adakan dalam rangka launching produk baru dari GF Group dan perayaan HUT perusahaan. Acara ini diperkirakan sangat meriah.
Sejak satu minggu terakhir semua karyawan sudah nampak sibuk mempersiapkan berbagai macam hal. Tak terkecuali Embun, karena pada rangkaian acara ini, di pagi hingga siang hari akan diadakan presentasi produk dari masing-masing divisi di hadapan para petinggi perusahaan.
Tak terkecuali pagi ini yang membuat semuanya bekerja keras menyelesaikan laporan mereka semua karena akan segera di persiapkan untuk presentasi esok hari.
"Embun.. bagaimana laporan darimu? " tanya wakil pimpinan divisi.
"Sudah finishing pak" jawab Embun melihat sekilas pada pak Wiyono dengan sopan dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Baiklah lanjutkan dan selesaikan" perintah pak Wiyono.
" Tolong perhatian untuk semuanya, sore ini adalah batas akhir pengumpulan semua laporan pekerjaan kalian semua. Pukul 14.00 WIB saya harap sudah mulai pengumpulan. Maksimal pukul 16.00 WIB. Saya akan penekanan lagi tentang pengumpulan melalui pesan group. Sekian terimakasih" lanjut pak Wiyono menjelaskan kepada semua karyawan yang ada di ruangan tersebut.
"Baik pak" jawab semua karyawan serentak.
Dan semua melanjutkan pekerjaan dengan sangat serius bahkan tanpa terasa mengabaikan jam istirahat makan mereka karena kesibukan yang membuat mereka melupakan jam kerja mereka.
Sampai tibalah semakin dekat waktunya pengumpulan berkas laporan, mereka semakin seperti lari maraton untuk menyelesaikan dan segera mengumpulkan pekerjaan mereka.
Para karyawan terdengar riuh, ada yang sibuk berlarian sana-sini untuk menggandakan berkas yang mereka butuhkan tidak jarang juga mereka bahkan berebut mesin pengganda tersebut.
Sampai tibalah waktu yang ditentukan dan semuanya selesai tepat pada waktunya sesuai dengan waktu batas pengumpulan yang membuat mereka semua lega.
Setelah itu barulah mereka bisa beristirahat dengan tenang setelah berlari maraton.
Huh, akhirnya semua selesai dan aku bisa segera mengisi perutku yang sudah berteriak ini.
Waktu berlalu..
Pukul 17.05 WIB. Embun sedang duduk sambil menyandarkan punggung dan kepalanya di bangku kerja miliknya. Embun memejamkan mata sejenak untuk merenggangkan otot tubuh dan otaknya yang sedari tadi belum beristirahat sama sekali.
Sungguh hari yang melelahkan untuk semua karyawan. Tapi cukup melegakan karena semua pekerjaan akhirnya telah selesai.
Tinggal hari esok finishing merapikan laporan dan ruangan masing-masing kemudian semua karyawan berangkat ke kantor utama untuk membantu panitia menyelesaikan ruangan yang akan digunakan untuk presentasi dan kunjungan dari para pemegang saham dan petinggi perusahaan.
Untuk ramah tamah dan Gala Dinner sendiri dilakukan malam hari di Hotel yang masih berada dibawah naungan GF Group. Untuk urusan kesiapan Hotel yang meliputi dekorasi hingga menu makanan hingga pelayanan untuk semua tamu dari dalam dan luar Kota bahkan Luar Negeri telah diserahkan kepada pihak Hotel dan EO yang telah ditunjuk pihak panitia perusahaan termasuk akomodasi lain nya.
Setelah beberapa waktu istirahat, Embun memutuskan untuk persiapan pulang. Embun ingin sekali makan yang hangat dan enak. Karena selain bekerja maraton selama seminggu terakhir, Embun juga melupakan makan siang nya hari ini.
Setelah semua selesai di bereskan, Embun berjalan keluar sendirian karena teman-teman nya masih banyak yang tinggal untuk sekedar bersantai dan minum kopi bersama yang lainnya.
Embun berjalan menyusuri koridor hingga masuk lift menuju lobby utama untuk menuju keluar gedung kantor.
Saat telah keluar dari gedung kantor, Embun menyempatkan berjalan perlahan sambil menghirup udara segar di tengah Kota dan mencari tempat makan yang enak.
Dan saat berjalan sore itu Embun memutuskan makan Soto Ayam yang segar dengan aneka lauk pauk yang tidak terlalu jauh dari kantornya.
Tapi ditengah perjalanan menuju tempat makan, Embun merasa curiga ada mobil Ford Everest Hitam yang sedari tadi mengikutinya. Embun berhenti dan mencoba melihat mobil tersebut. Dirinya khawatir jika mobil itu ingin berniat jahat padanya.
Saat mobil itu berhenti tepat dibelakang wanita itu, turunlah sosok tinggi sebanyak tiga orang yang berpakaian serba hitam dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Selamat sore nona" ucap salah satu dari ketiga pria itu.
"Siapa kalian? " tanya Embun tanpa menjawab pertanyaan orang tersebut sambil menatap mereka bergantian penuh curiga.
"Anda dipersilahkan ikut dengan kami, ini perintah! " jawab pria itu lagi.
"Siapa kalian hingga memintaku menuruti perintah kalian? " tanya Embun mulai terlihat takut dan marah, tapi Embun tetap berusaha tenang.
"Kami tidak bermaksud jahat, tapi anda harus ikut kami" jawab pria itu lagi tidak mundur dan membuat Embun mundur satu langkah karena pria-pria itu mulai mendekat. Saat satu pria itu mulai meraih tangannya, Embun berusaha untuk berteriak mencari perhatian dari orang-orang di sekitar.
Dan berhasil! Karena teriakannya membuat orang-orang disekitar itu mendekat hendak menolong. Dan semua pria itu akhirnya mundur menaiki mobil itu lagi. Tidak lupa Embun mencatat nomor plat mobil itu sebelum benar-benar hilang dari pandangan.
Embun sangat heran, siapa yang ingin berniat jahat padanya? Dirinya merasa tidak pernah memiliki musuh, apalagi jika dilihat dari mobil yang mereka kendarai bukanlah orang biasa.
Mulai sekarang Embun memutuskan harus sangat waspada dan tidak boleh lengah terhadap situasi apapun karena apapun bisa terjadi padanya.
Setelah mobil mereka sudah tidak terlihat, Embun memutuskan untuk melanjutkan ke tempat makan karena laparnya sudah tidak bisa di tahan lagi meskipun masih dengan was-was.
Embun menyelesaikan makan nya dengan cepat dan akan segera pulang ke rumah kontrakan nya karena khawatir mereka akan datang lagi.
Sebisa mungkin Embun berada di titik pusat keramaian untuk mengurangi resiko terjadi sesuatu padanya.
Saat Embun selesai makan dan menunggu taksi pesanannya di pinggir jalan, Embun kembali melihat seorang pria berjaket kulit hitam berkacamata hitam tanpa masker berdiri di seberang jalan memandangi nya.
Embun ingat sosok laki-laki itu yang beberapa hari lalu juga terlihat di kantornya.
Kali ini Embun benar-benar kesulitan menepis semua pikiran buruk tentang pria itu karena dirinya merasa ini bukan lah kebetulan, dan Embun mulai curiga pria-pria bertubuh besar tadi ada hubungannya dengan pria yang berdiri di seberang.
Embun buru-buru memasuki taksi online dan meninggalkan jalanan kota itu.
Siapa pria itu? Sungguh membuatku takut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments