Bianca yang mendengar pertanyaan dari Rafael pun, jadi hah hoh.. apalagi hatinya masih jedag jedug melihat pemandangan badan sixpack nya Rafael.
" hah.. apa kak? "
" kamu adiknya Zena ya? " Rafael mengulang kembali pertanyaannya.
' enggak gue anak pungut! udah jelas kan kalo gue ini adiknya kak Zena, masih nanya aja ni ketos! padahal aura sangar tapi kok otaknya rada beg-o! ' batin Bianca menggerutu.
" iya kak! aku anak bungsu! " jawab Bianca.
" oh.. ya udah terimakasih ya baju gantinya.. "
' hah apa? cuma OH doang????!! tau gitu gue jawabnya a, e, a, eeee tadi! ' fikir Bianca kesal, setelah itu dia langsung pergi meninggalkan Rafael di kamar tamu.
»»————\> **R&B** <————««
Di meja makan, ibu, ayah, Bianca dan Zena tengah menunggu kedatangan Rafael. Di dalam lubuk hati Bianca yang terdalam, dia sangat ingin menyantap makan malam yang sudah dia siapkan bersama ibunya itu. Dalam hati Bianca menggerutu pada Rafael yang tak kunjung datang, ia ingin cepat-cepat makan tapi ibunya berkata untuk menunggu Rafael terlebih dahulu.
' ketos sialan! lo ngapain aja sih di kamar mandi, mandi wajib kah??!! lama bener nying! gue laper mau makan!! ' batin Bianca.
beberapa detik setelah Bianca menggerutu, Rafael keluar dari kamar tamu dengan memakai baju tidur ayahnya, dan mulai berjalan menuju meja makan. Ibu pun berdiri, menyambut Rafael dan membawanya ke tempat duduknya.
' hissshh! mama harusnya gak ngelayanin ketos sebegitunya, tapi apalah daya tamu kan adalah raja! ' batin Bianca lagi.
melihat Rafael yang sudah datang dan duduk dengan nyaman di tempat duduk yang sudah disiapkan oleh ibu, Bianca menarik piring dan menyendok sepiring nasi goreng beserta beberapa potong ayam. Bianca langsung memakannya dengan lahap tanpa memedulikan tatapan mata orang-orang yang berasal di ruang makan itu.
Zena yang berada di samping Bianca, menginjak pelan punggung kaki Bianca kemudian dia berbicara pelan..
" Ca! lu kalo makan bisa anggun dikit gak? ada tamu loh... " ucap Zena dengan suara pelan, dan ekspresinya yang terlihat kesal.
Bianca pun menatap kakaknya, lalu menjawab dengan pelan juga " gak bisa kak.. urat malu gue udah putush.. " jawab Bianca lalu diikuti oleh lidah Bianca yang menjulur seakan-akan meledek.
" asyu.. " gumam Zena.
pada akhirnya fokus mereka kembali pada makanan yang tersaji, ibu, ayah, Zena dan Rafael mulai menyendok nasi goreng dan mengambil ayam goreng, mungkin mereka takut ayamnya dimakan semua sama Bianca.
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·
Waktu pun berlalu, semua orang yang ada di meja makan pun selesai menyantap hidangan makan malam yang telah dimasak oleh ibu dan Bianca. Tak terasa waktu telah lama berlalu, namun hujan yang disertai angin dan petir itu tak kunjung berhenti dan malah semakin deras saja. Ibu yang khawatir Rafael tidak bisa pulang pun menawarkannya untuk..
" nak, hujan kan makin gede.. kalo kamu pulang sekarang tante takut kamu kenapa-napa di jalan, kamu nginep disini aja gimana? " tanya ibu.
" tapi besok kan saya harus sekolah bu, Mmm seragam saya juga adanya di rumah.. kalo saya nginep di rumah tante saya gak bisa berangkat pagi bu besok.. " jelas Rafael.
" emangnya kamu ngapain berangkat sekolah pagi-pagi, emang kami satpam toh?? udah nginep aja dulu, nanti subuh habis sholat kamu kan bisa capcus ke rumah.. "
" mmmm.. tapi- "
belum selesai Rafael berbicara, Zena memotongnya dan berbicara panjang dengan nada yang tegas " udah deh Fa! jangan kerajinan banget lu jadi orang, dasar ketos! emangnya kalo lu telat berapa menitan bakal di hukum? kan enggak, udah lu tidur sini aja, daripada lo yang kenapa-napa ntar, malah kita yang jadi ngerasa bersalah.. "
" i.. iya deh.. " ucap Rafael pasrah.
' tahukah oh sister gue nya eneg!
belum sempet tidur
eh dia lagi..
MUAK~ AKU MUAAAAKK~ ' batin Bianca bersenandung dengan nada dari lagu Muak.
mendengar jawaban dari Rafael, ibu pun menepuk pundak Rafael lalu berkata " nah gitu dong dari tadi~ udah kamu istirahat gih di kamar tamu.. "
" iya tante, saya permisi.. " ujar Rafael, seraya meninggalkan Bianca, Zena dan ibu di meja makan.
🌙🌜🌝🌙🌜
Jadilah di malam itu, Rafael ketua OSIS kejam yang sedang Bianca hindari itu tidur di rumahnya. Meskipun memang tidak mengancam nyawa Bianca, tapi dia masih merasa asing dengan Rafael, apalagi Rafael adalah orang yang paling dihindari Bianca.
di kamar, Bianca melamun. Entah memikirkan apa tapi kita lihat saja dulu..
" btw kak ketos tuh minta kontak aku beneran buat ngebahas lomba atau buat neror aku karena aku saksi waktu itu.. " gumam Bianca yang sedang melamun di atas ranjangnya.
ditengah lamunannya, Bianca kembali tersadar bahwa melamun itu tidak ada gunanya, apalagi kalau sampai dirasuki syaiton, keluarga nya akan sangat sibuk dan dia bakal viral. Bianca melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 20.49 WIB.
" tidur aja kali ya, dah ngantuk juga gue.. mana cuacanya dingin banget, jadi pengen tidur.. " gumam Bianca, dia menarik selimutnya yang hangat dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin, Bianca pun mencoba untuk memejamkan matanya hingga tanpa sadar dia terlelap dalam tidurnya.
•.:°❀×═════════×❀°:.•
Sekitar pukul 02.11 WIB. Bianca terbangun, bukan karena ada sosok yang mengganggunya tapi dia terbangun karena mendengar suara orang yang berjalan di depan kamarnya. Suara langkah kaki itu terdengar samar-samar, Bianca memberanikan diri untuk membuka matanya, hujan masih turun dengan deras, meskipun tidak sederas tadi Magrib.
ketika membuka mata, Bianca terkejut lantaran lampu kamarnya telah mati, AC nya tak menyala, dan itu menandakan kalau rumahnya sedang mati lampu. Tiba-tiba kilatan petir menyambar, cahaya dari kilatan petir tadi membuat siluet kaki seseorang, Bianca dapat melihat siluet bayangan kaki seseorang itu dari bawah pintu kamarnya, dan terlihat sedang mengendap-endap.
Bianca pun bangkit dari ranjangnya, dia mengendap-endap menuju pintu agar tak terdengar suara apapun. Dia menempelkan telinganya di pintu kamar, memastikan arah langkah kaki seseorang itu, suaranya terdengar seperti hendak menuju kamar ayah dan ibunya, yang berada di sebelah kamar Bianca.
' sial!! kalo bener suara kaki orang itu suara kaki maling, bisa gawat! mana ibu naro perhiasan di lemari lagi! gue gak bisa diem aja.. ' batin Bianca sambil terus menempelkan telinganya di pintu kamar.
merasa orang-orang itu telah jauh dan terdengar berada di depan pintu kamar orang tuanya, Bianca mengambil inisiatif dengan memakai baju panjang yang berwarna putih, mengacak-acak rambutnya yang panjang, dan menggunakan liptint merah darah agar terlihat seperti terluka, Bianca pun mengambil eye shadow di atas meja riasnya dan mengoleskannya sembarangan agar terlihat seram.
' hihihihihi.. saatnya Bianca beraksi.. ' batin Bianca.
『••✎••』Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments