Setelah berbasa-basi dengan Zena, Bianca menepi lalu bersandar di tembok sekolahnya untuk menunggu ojek online yang dia pesan. Sedangkan Zena sudah pergi menaiki motor bersama dengan teman perempuannya.
tak berselang lama, terdengar bunyi suara klakson motor, dan Bianca bisa menebak kalau itu adalah ojek online langganan nya, yang telah sampai di lokasi.
" tumben wangi bang? biasanya kalo jemput bajumu bau kelek bang.. " tanya Bianca asal sambil memakai helm.
" oh iyakah? iya harus wangi dong~ hari ini tuh soalnya hari spesial dek.. " jawab si driver ojol yang bernama Kevin.
" hari spesial, hari apaan tuh? emangnya 'bang Kev mau ketemu camer kah? " lanjut Bianca yang sudah duduk di jok belakang motor.
sembari menjawab pertanyaan dari Bianca, bang Kevin menyalakan mesin motornya untuk segera mengantar Bianca pulang " nggak sih, abang tuh pulang ngojek mau ketemu doi dek! pacar pertama abang!! " jawab bang Kevin.
" oh ketemu ayang... selamet deh bang, semoga abang langgeng deh sama pacar abang.. " ujar Bia. " by the way, namanya siapa bang? " tanya Bia.
" mmmm, kalo itu sih secret dek.. tapi yang pasti cewe itu tuh satu aliran sama abang! "
" aliran sesat? "
" astagfirullah ya nggak lah dek, maksudnya itu loh.. "
" oh~ sama-sama WIBU! "
" ya.. bisa dibilang begitu. tapi adek sendiri juga kan wibu!! "
" iya sih... "
»»————\> **R&B** <————««
Tak lama kemudian motor milik bang Kevin pun mendarat sesuai titik koordinat, yakni di rumah Bianca. Mendengar suara motor bang Kevin yang masih menyala ibu Rosa keluar menyambut pulangnya Bianca dari sekolah.
" Zena mana Ca? gak ikut pulang? " tanya ibu Rosa.
" enggak ma, kak Zena katanya mau kerkom di rumah temennya, kata kak Zena dia pulang telat nanti.. " jelas Bianca.
" kerkom apaan? "
" kerja kelompok ma.. " jawab Bianca.
ibu Rosa mengangguk paham. Bianca membayar ongkos pulangnya dan bang Kevin langsung capcus buat ketemu doi. di rumah tak banyak yang Bianca lakukan selain mengerjakan PR dan membantu ibunya memasak makan malam, setelah itu sudah tak ada lagi.
🌛🌛🌛🌛🌛🌛
Tak terasa, matahari sudah mulai terbenam, dan hari mulai gelap. Menjelang maghrib, ayahnya pulang dari kantor dan mandi tentunya.
tak lama, adzan maghrib pun berkumandang ibu, ayah, dan Bianca melakukan ibadah sholat di rumah, dengan ayah sebagai imamnya. Setelah melakukan ibadah sholat maghrib, mereka bersiap untuk makan malam. Di meja makan, tampak raut wajah ibu sedikit gelisah, sudah pasti yang dia khawatirkan adalah Zena yang belum pulang juga.
JDEEERRRRRR!!!!⚡⚡⚡
terdengar suara petir menyambar dari luar, menandakan bahwa akan segera turun hujan. Mendengar suara sambaran petir dan suara gerimis hujan di luar ibu semakin gusar, dan semakin mengkhawatirkan Zena yang belum pulang juga.
" mah.. dimakan atuh, itu nasi gorengnya bisa dingin dan gak sedap lagi ma... " ujar Bianca.
" mmm.. mama khawatir sama kakakmu Ca. gimana ya, mana cuacanya sekarang lagi ujan, mama takut dia kenapa-napa.. " kata ibu.
" yah, nanti habis makan gimana kalo kita jemput Zena aja? " tanya ibu.
" bisa-bisa aja sih, tapi ayah gak tau alamat rumah temennya, ibu tau? atau Bia? " tanya ayah.
" Bia gak tau, mungkin kita bisa chat kak Zena.. " jawab Bianca " atau Bia telfon dulu aja kali ya.. " usul Bianca.
" iya! telfon dulu aja Ca! " sahut ibu.
Bianca menyalakan HP nya lalu mulai menelfon Zena, HP Bianca bergetar karena bunyi dering dari telfon. Setelah beberapa lama Bianca menelfon Zena, telfon dari Bianca akhirnya menjadi panggilan tak terjawab. Bianca mencoba menelfon lagi, dan mencoba mengirim pesan singkat, namun bertanda centang satu ✔.
tak lama kemudian, terdengar suara motor ninja dari luar rumah, ibu segera menghampiri sumber suara dan membukakan pintu, dan disusul oleh Bianca. Benar, itu adalah Zena, tapi.. pria yang mengantarkan Zena dengan motor ninja nya adalah..
' anj**'! ketos!!!??? ' batin Bianca sambil mengintip dari balik jendela.
tubuh Zena dan Rafael telah basah kuyup karena diguyur oleh hujan, ibu menyuruh Zena masuk ke dalam untuk mandi. Saat Rafael hendak menyalakan mesin motor, ibu mencegahnya dan meminta Rafael untuk singgah sebentar di rumahnya sampai hujan mereda. Rafael mengiyakan permintaan ibu dan masuk ke dalam rumah.
" dek Rafael, mending kamu ganti baju dulu, badanmu itu basah kuyup nak.. nanti kamu bisa sakit.. " kata ibu.
" eee.. tapi saya gak ada baju ganti bu, gak apa-apa kok, saya bisa nunggu di luar aja.. " jawab Rafael.
" eh! gak boleh gitu, tante gak enak kalo nyuruh kamu diem di luar aja, kamu kan jadi basah kuyup begini karena abis nganterin Zena.. udah urusan baju ganti kamu bisa pinjem punya ayah.. "
" gak apa-apa emangnya bu? " tanya Rafael.
" iya udah gak apa-apa, ayo masuk dulu habis itu kamu ganti baju terus ikut makan malem sama kita.. "
" iya bu.. "
Rafael dan ibu, masuk bersamaan saat ibu dan Rafael masuk, Bianca bersembunyi di balik tirai agar tidak ketahuan habis mengintip. Setelah ibu dan Rafael dirasa sudah jauh, Bianca keluar dari persembunyiannya dan kembali menghampiri ayah di meja makan.
saat sedang duduk di meja makan, ibu yang baru selesai mengantarkan Rafael menuju kamar mandi memanggil Bianca yang sedang melahap makan malamnya.
" Ca! mama minta tolong dong~ boleh? "
" minta tolong apa mah? "
" itu tolong kamu ke kamar ayah, terus kamu ambil baju tidur ayah di lemari, terus kamu kasih ke Rafael yang ada di kamar mandi.. " jelas ibu.
" kamar mandi yang mana ya ma? "
" itu.. kamar mandi di kamar tamu.. soalnya mama mau siapin tempat dulu buat Rafael duduk makan bareng kita.. "
" iya, otw.. "
' sial.. padahal gue ke meja makan biar lepas dari ketemu ketos, tapi ternyata tetep sama aja! ' batik Bianca sembari berdiri menuju kamar orang tuanya. Bianca pun menuju kamar ayah, untuk mengambil baju tidur ayahnya, dan mulai melangkah ke kamar tamu.
di kamar tamu, Bianca menarik nafas dan mengumpulkan keberaniannya untuk mengetuk pintu.
TOK TOK TOK!
" permisi.. kak, ini saya mau ngasih baju ganti buat kakak.. " ujar Bianca.
pintu kamar mandi pun perlahan terbuka, lalu sosok Rafael yang tak memakai atasan itu terpampang jelas dan nyata, dengan handuk yang berada di bahu kanannya.
' gila.. sixpack anjayy! sumpah idaman gue banget, tapi sialnya dia terlalu sangar buat gue! aaaaaaaaa!! ' batin Bianca.
" i-ini kak! aku bawain baju ganti buat kakak " ucap Bianca sembari menyodorkan baju ganti untuk Rafael. Kepala nya menghadap kearah samping agar tak melihat tubuh Rafael.
" Bianca, jadi kamu adiknya Zena? "
『••✎••』Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments