Gerimis turun malam itu, menciptakan suasana yang begitu syahdu disertai cuaca yang terasa begitu dingin, malam itu, di dalam sebuah rumah, untuk yang kesekian kalinya Renata dan Tomi berbuat zina, meneguk kenikmatan sesaat dengan cara mengkhianati pasangan masing-masing. Mereka tidak takut dengan azab, dosa besar yang akan mereka dapatkan kerena telah berbuat maksiat.
''Ah . . . Sayang,'' lirih Renata berucap saat Tomi memasukkan senjata andalannya ke dalam gawang milik Renata. Kedua tangan Renata mencengkeram rambut Tomi. Renata begitu menikmati setiap sentuhan yang Tomi berikan pada nya, Renata sama sekali tidak takut dosa dan dilaknat oleh yang kuasa atas apa yang ia lakukan, Renata sama sekali tidak punya harga diri menjadi seorang istri. Entah apa yang akan Seno lalukan begitu ia tahu kalau sang istri telah berbagi tubuhnya dengan pria lain.
Setelah bermain selama dua jam lamanya, akhirnya mereka selesai.
Keringat sudah membasahi seluruh tubuh Tomi dan Renata. Tomi mengambil pakaian nya yang teronggok di lantai, lalu ia memakai nya cepat. Tomi akan segera pulang, ia takut sang istri curiga kepada nya karena ia yang selalu keluar tiap malam.
''Terimakasih Sayang, pelayanan kamu memang sangat memuaskan, Mas jadi ingin menikahi kamu, menjadikan kamu istri kedua, Mas merasa capek kalau harus diam diam terus seperti ini saat ingin berhubungan dengan mu,'' ucap Tomi seraya membelai punggung polos Renata, sedangkan Renata merebahkan kepalanya pada bahu Tomi. Tomi dan Renata duduk di pinggir kasur, mereka mengobrol sebentar sebelum Tomi pulang.
''Tapi aku masih punya suami, Mas,'' balas Renata lesu.
''Makanya kamu minta suami miskin mu itu untuk segera menjatuhkan talak kepada mu, tidak ada untung nya juga bagi kamu bertahan dengan Si Seno itu, buang buang waktu saja. Kalau kamu menjadi istri Mas, maka Mas akan memberikan apapun yang kamu mau. Perhiasan, baju baru, makanan enak dan yang lainnya,'' Tomi masih berusaha untuk membujuk Renata. Mendengar apa yang di katakan oleh Tomi membuat senyum simpul terbit di wajah Renata. Janji janji yang di ucapkan oleh Tomi berhasil membuat Renata berharap banyak.
''Nanti aku pikirkan lagi, Mas,'' balas Renata. Tomi pun mengangguk kecil.
Setelah itu Tomi pamit pulang, Tomi keluar melewati pintu belakang. Gerimis sudah reda.
Usai kepergian Tomi, Renata kembali memakai pakaian nya, lalu ia berbaring di atas tempat tidur. Renata memikirkan apa yang di katakan oleh Tomi tadi, entah kenapa berat rasanya bagi Renata untuk minta pisah dari Seno, karena walau bagaimanapun Seno memiliki wajah yang lebih tampan dari Tomi, tapi Seno kalah kalau untuk soal materi, sementara yang dibutuhkan oleh Renata saat ini adalah materi, bukan paras tampan yang dulu begitu ia dambakan.
''Tidak, aku belum mau bercerai dari Mas Seno, nanti kalau dia mendadak sukses di ibukota bagaimana? Ah ... Aku tidak ingin menyesal. Aku akan melihat selama tiga bulan, kalau Mas Seno masih miskin saja, maka aku akan meminta pisah darinya,'' gumam Renata. Setelah itu ia memejamkan matanya. Tubuhnya terasa cukup lelah akibat ulah Tomi tadi.
***
Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Seno sudah selesai memasak sarapan pagi.
Pagi ini ia memasak telur dadar, goreng tahu dan tempe serta sambal terasi untuk teman makan nasi nya.
''Bismillahirrohmanirrohim,'' ucap Seno sebelum ia memasukkan makanan ke dalam mulut, berharap makanan yang ia makan akan membawa keberkahan dan kebaikan bagi dirinya.
Rencananya nanti, setelah sarapan Seno akan keluar untuk mencari pekerjaan. Seno belum memikirkan tentang tawaran Saras, nanti saat dirinya benar-benar telah kesusahan mendapatkan pekerjaan, baru ia akan menghubungi Saras.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
semangat thorrrr kuh
2023-03-24
0
վմղíα | HV💕
Renata sama Tomi jahat
2023-03-15
0