Setelah melewati perjalanan yang lumayan jauh serta lumayan melelahkan, akhirnya Seno sampai di tempat tujuan.
Para penumpang lain berlomba-lomba untuk keluar dari dalam Bus yang di tumpangi, Seno masih duduk di kursinya, menunggu para penumpang yang lain sudah keluar. Ia memilih keluar paling belakangan karena ia tadi mau berdesak-desakan.
Setelah semua penumpang sudah keluar, Seno keluar dari dalam Bus, ia tersenyum lega karena kaki nya sudah berhasil menginjak tanah ibukota. Perjalanan nya dilancarkan serta tidak ada rintangan apapun.
"Alhamdulillah, ini toh rupanya bentuk Ibukota Jakarta,'' Seno mengedarkan pandangannya melihat setiap sisi Jakarta, sekarang dirinya sedang berada di terminal.
''Semoga saja di sini aku bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang cukup banyak, supaya aku bisa mengirimkan uang untuk istri ku yang ada di kampung,'' gumam Seno. Setelah itu ia berjalan, ia akan duduk sebentar untuk berpikir ke mana lagi setelah ia akan membawa langkah nya.
Rencananya Seno akan mencari kontrakan tempat dirinya tinggal di Jakarta. Di Jakarta Seno tidak punya kenalan, ia pergi ke Jakarta benar-benar hanya modal nekat, bekal pun tak banyak. Karena sang istri yang terus mendesak dirinya untuk merantau, membuat dirinya mau tidak mau harus merantau, berharap nasib baik akan berpihak padanya. Sebenarnya sudah berulangkali Renata memintanya untuk merantau, dan baru kali ini Seno menuruti perkataan sang istri, karena Seno merasa capek dan bosan mendengar rengekan dan gerutuan sang istri yang setiap malam nya hanya membahas soal perekonomian mereka yang sulit dan tidak stabil.
Hanya karena sering membahas perihal perekonomian setiap malamnya, membuat Seno tidak dapat jatah nya sebagai seorang suami pada malam hari. Sudah seminggu lamanya ia tidak menunaikan hasrat kelelakian nya kepada sang kekasih halal, bahkan malam sebelum ia merantau pun sang istri enggan untuk di sentuh, alhasil Seno hanya bisa pasrah, dirinya tidak akan memaksa kalau sang istri tidak bisa di sentuh.
***
Seno membawa langkahnya menyusuri jalanan Ibukota seraya pandangan nya sesekali menatap layar ponsel yang ia pegang. Ia melihat layar ponsel karena melihat google map sebagai petunjuk, di layar ponsel ia melihat tidak jauh dari tempat dirinya berada sekarang terdapat kontrakan, Seno akan berjalan ke sana, untuk sampai di sana Seno memilih jalan kaki, karena kalau jalan kaki hanya butuh waktu sekitar lima belas menit.
Selain melihat google map, Seno juga menunggu balasan dari sang istri, sedari ia sampai di Jakarta tadi, ia mengirimkan chat kepada Renata, memberi kabar kalau dirinya sudah sampai di Jakarta, tapi setelah beberapa menit berlalu, Renata tidak membalas pesan yang di kirim oleh nya. Padahal Renata sedang online. Lagi-lagi Seno hanya bisa bersabar dengan tingkah sang istri yang kentara sekali tidak menghargai nya serta tidak mengkhawatirkan nya.
Di tempat berbeda, saat Seno tengah menunggu balasan chat dari Renata, ternyata Renata sedang chat dengan seseorang.
[ Terimakasih Sayang, kamu memang pria yang baik dan dapat diandalkan. Nanti malam ke sini lagi, ya. Temani aku tidur, akan aku layani kamu sepuas nya sebagai ucapan terima aku untuk semua kebaikan kamu, ] senyum Renata mengembang saat menulis pesan tersebut. Lalu ia mengirim nya kepada seseorang dengan kebahagiaan yang begitu membuncah yang ia rasa. Pasalnya, orang itu telah menyuruh orang untuk mengirimkan kebutuhan pokok untuk dirinya, seperti beras, minyak goreng, telur, mie dan lain-lain. Orang yang memberikan itu adalah kekasih gelap Renata yang bernama Tomi, Tomi merupakan pria beristri yang di tempat tinggal Renata terkenal sebagai pria kaya, karena dia memiliki grosir toko sembako yang cukup besar dan memiliki cabang di beberapa tempat. Itulah alasan kenapa Renata bersedia menjalin hubungan gelap dengan Tomi, tanpa sepengetahuan Seno dan tanpa sepengetahuan istrinya Tomi.
***
Lima menit lagi Seno akan sampai di tempat tujuan, ia semakin mempercepat langkah kakinya karena dirinya ingin segera beristirahat, ia ingin segera merebahkan punggung nya yang terasa begitu pegal.
Tapi, saat ia melewati jalanan yang sepi, di depan nya ia melihat seorang wanita sedang menendang-nendang ban mobil. Wanita cantik dengan pakaian seksi.
''Duh, kok ban nya malah kempes di waktu yang tidak tepat sih? Mana aku tidak bisa mengganti dengan ban serep! Aku harus buru-buru ini, gimana nih!'' gerutu wanita itu dengan tangan berada di kepala. Seno bisa mendengar perkataan wanita itu, karena sekarang dirinya sudah mulai melewati wanita itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
dasar istri durhakim
2023-03-24
0
վմղíα | HV💕
jahat nya sirenata
2023-03-15
0