Part 3

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?'' setelah berpikir beberapa saat, akhir nya Seno memutuskan untuk menyapa wanita yang seperti tengah dalam kesulitan. Sekarang dirinya sudah berdiri di dekat wanita asing yang masih belum ia tahu siapa nama wanita tersebut.

Wanita itu menatap Seno sebentar, lalu ia menjawab.

''Em, alhamdulillah. Iya, kebetulan Mas lewat sini. Ini, ban mobil saya kempes, saya sedang butuh bantuan Mas untuk mengganti ban mobil saya dengan ban baru, apa Mas bisa bantu saya?'' jelasnya lalu bertanya.

''Insya Allah saya bisa, Mbak,'' Seno mengangguk kepala dengan seulas senyum. Seno punya pengalaman mengganti ban mobil, karena dulu ia pernah bekerja di sebuah bengkel.

''Ya udah, Mas tolong angkat ban serep nya ada di dalam bagasi. Mas tidak usah khawatir, aku akan membayar Mas dengan uang yang banyak asal Mas bisa bekerja dengan cepat, soalnya setengah jam lagi aku harus sampai di suatu tempat,''

''Baiklah,'' Seno mengangguk kecil.

Setelah itu Seno mulai melakukan pekerjaan nya, ia mengangkat ban mobil dari bagasi serta alat-alat yang di perlakukan untuk mengganti ban. Beruntungnya di dalam bagasi mobil milik wanita itu sudah lengkap dengan alat bengkel yang diperlukan kalau lagi dalam keadaan mendesak.

Keringat sudah mulai membasahi kening Seno saat beberapa menit ia mulai bekerja, wanita cantik itu berdiri di pinggir jalan di bawah pohon rindang. Sesekali ia menatap layar ponselnya dan sesekali juga ia melihat Seno yang sedang bekerja mengganti ban mobil.

''Kalau dilihat-lihat pria ini cekatan juga saat sedang bekerja mengganti ban mobil. Kira-kira apa dia sudah punya pekerjaan? Kalau belum, aku ingin menawarinya agar dia bersedia bekerja menjadi sopir pribadi aku. Aku butuh seorang sopir untuk menemani aku saat aku ingin ke mana-mana, saat aku melakukan perjalanan dalam urusan pekerjaan,'' ucap wanita itu di dalam hati seraya tersenyum kecil.

Setelah beberapa saat berlalu, akhir nya Seno selesai juga mengganti ban mobil.

''Sudah Mbak,''

''Terimakasih banyak, Mas,''

''Sama-sama,''

''Kalau saya boleh tahu nama Mas siapa?''

''Perkenalkan nama saya Seno, Mbak. Nama Mbak sendiri siapa?''

''Nama saya Saras,'' Seno dan Saras saling berjabat tangan. Bisa Seno rasakan, betapa lembut nya kulit tangan Saras, tetapi tak pernah terbesit sedikit pun rasa kagum Seno terhadap Saras apalagi berniat ingin menggoda nya, meskipun Saras begitu cantik dan seksi, tetapi Seno masih menjaga hatinya dari wanita lain, karena ia tidak mau mengkhianati Renata.

Seno menarik tangannya cepat, ia mengangguk kecil, lalu ia berpamitan kepada Saras. Seno akan segera mencari kontrakan untuk ia huni.

''Eh, Mas, nanti dulu, ini upah nya,'' ucap Saras saat Seno hendak membalikkan tubuhnya. Seno pun menoleh kembali kepada Saras, ia melihat Saras memegang uang mata merah yang cukup banyak. Uang itu Saras berikan kepadanya.

''Maaf Mbak. Saya tidak bisa menerima nya, uangnya terlalu banyak, lagian saya ikhlas membantu Mbak,'' tolak Seno begitu alus.

''Ambil saja Mas, aku ikhlas kok memberikan uang ini kepada Mas, Mas tenang saja uang ini halal hasil dari keringat saya sendiri, dan dengan uang ini Mas bisa jajan atau untuk beli rokok atau apa kek,'' Saras memaksa.

''Tidak usah Mbak,''

''Ini, ambil. Saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni kamu,'' Saras lalu menarik paksa tangan Seno, setelah itu ia meletakkan uang bewarna merah sebanyak sepuluh lembar pada tangan Seno. Kali ini Seno tak bisa menolak, ia terbengong melihat ulah Saras.

''Oh ya, di antara uang uang itu ada kartu nama saya, kalau Mas lagi butuh kerjaan tinggal hubungi saya saja, ya. Kebetulan saat ini saya lagi butuh seorang sopir, kalau begitu saya pergi dulu,'' Saras sedikit berteriak, setelah itu mobil nya melesat pergi meninggalkan Seno yang masih tetap diam di tempat semula.

Seno berulangkali menepuk pipinya, ia juga berulangkali membalikkan uang yang ia pegang, ia tidak menyangka akan mendapatkan rezeki nomplok dari wanita cantik yang baru ia kenal.

Bahkan ia juga ditawarkan pekerjaan, Seno merasa jalan rezeki nya di ibukota di lancarkan oleh sang pencipta.

''Alhamdulillah Ya Allah,'' gumam Seno, ia menyimpan uangnya ke dalam saku celana, setelah itu ia berjalan menyusuri jalanan menuju kontrakan.

***

Di dalam mobil, seraya menyetir, Saras masih terus kepikiran dengan sosok Seno.

''Ah, aku yakin sekali dia akan menghubungi aku,'' gumam Saras percaya diri. Melihat penampilan Seno tadi, ia bisa menebak kalau Seno merupakan pria miskin dengan ekonomi bawah sekali, dari pakaian yang di kenakan oleh Seno serta sandal yang ia pakai. Sandal jepit serta pakaian yang sudah terlihat usang warnanya.

Renata memang tidak menyiapkan kepergian sang suami, selain itu, Renata juga sudah lama tidak membeli pakaian baru untuk Seno, sehingga Seno hanya memakai pakaian lama yang itu ke itu saja, hingga warna pakaian itu warna nya menjadi pudar karena sering di jemur dan di pakai.

''Dia manis juga,'' lagi-lagi Saras bergumam masih dengan pikiran tertuju kepada Seno.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh semangat

2023-03-24

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

Seno sama Saras aja thor

2023-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!