Rapuh

Kaisar beberapa kali melihat jam tangan mewah yang melingkar di lengannya, lima menit lagi rapat akan di mulai tapi Neli belum terlihat batang hidungnya.

"Una di mana wanita jadi-jadian itu?"

"Di jalan Om, sebentar lagi juga sampai."

Semua orang yang terlibat untuk rapat sudah hadir berdatangan.

"Kemana dia."

Kaisar melotot dan langsung berdiri dari duduknya melihat Neli hanya mengenakan pakaian kerja tanpa lengan rambut wanita itu di danggul memamerkan leher jenjangnya. Tapi sebisa mungkin ia tidak berkomentar. Meskipun mulutnya komat-kamit memaki Neli. "Dasar sok cantik. Tampang pas-pasan saja belagu." Kaisar menatap Neli tak suka.

"Kau terlihat ingin menjual diri dari pada ingin bekerja." Desisan pedas Kaisar terdengar di telinga Neli.

"Salahkan saja calon istrimu sudah mengotori blezerku."

"Alasan." Kaisar melemparkan jasnya pada Neli dan langsung di kenakan oleh Neli sangat besar, bahkan tubuh Neli tenggelam dalam jas itu, sepertinya muat untuk satu orang lagi.

Kaisar diam kembali, ia adalah pria kaku yang dingin, sulit sekali untuk membuat pria itu berbicara jika tak memiliki kepentingan.

Seperti biasa rapat berjalan dengan baik tentu dengan hasil memuaskan.

Neli langsung memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu ia lupa jika Kaisar sudah memperingatkannya. Ia hanya ingin memberikan Kaisar buah potong dan setelah itu ia akan pergi kembali. Tapi Kaisar kembali memarahinya.

"Kau tuli? bukankah sudah aku katakan jika memasuki ruanganku harus mengetuk pintu. Dasar tidak sopan. Bagaimana jika aku sedang berciuman atau lebih parahnya sedang bercinta dengan kekasihku." Bentak Kaisar.

Bercinta apanya bahkan jarak keduanya duduk lebih dari lima meter, dasar pembual ulung, Neli memaki dalam hati.

"Maaf." lirih Neli.

Kaisar sendiri kesal kenapa Neli tidak mengetuk pintunya lebih dulu, jika gadis aneh itu mengetuk pintu lebih dulu Kaisar bisa membuat Neli kesal dengan berpura-pura tengah mencium wanita yang di jodohkan ibunya.

"Ulangi."

Neli menganga di ambang pintu di tempatnya berdiri, tak percaya dengan perintah atasannya juga dengan buah potong yang ia bawa di wadah strefom.

Tak ingin terlalu merasa di permalukan akhirnya Neli kembali keluar membawa buah dalam tangannya.

"Dari pada aku di buat malu oleh Kaisar dengan membuang buah ini di hadapan si Shifa itu, lebih baik aku makan saja buah ini dengan Una." Akhirnya Neli memakan bermacam-macam buah itu dengan Una juga dengan satu orang teman kerjanya.

"Kemana perginya wanita pejuang itu." Kaisar bertanya dalam hati.

Shifa yang jenuh memilih untuk pulang dari pada harus berada di ruangan itu berdua dengan orang bisu calon suaminya.

"Neli keruanganku."

Neli langsung nyelonong masuk keruangan Kaisar saat mendapat panggilan.

"Ada apa Ayang?" Neli sudah kembali kemode sekte pemuja Kaisar.

Kaisar memijat keningnya.

"Mati saja kau!"

"Ih, Ayang ko ngomongnya gitu sih, kan Shifa sudah tak ada."

"Lalu jika tidak ada Shifa kau mau apa?"

"Yakin Ayang Kai bertanya srperti itu?" Neli sudah mendekat dan duduk di meja Kaisar.

"Neli, kurasa kau memang sudah gila, kau sudah tak tertolong lagi." Kaisar masih menuding Neli.

Hujaman sakit yang bertubi-tubi yang di lakukan Kaisar selalu menusuk hatinya, tapi entahlah ia masih menyukai Kaisar semakin besar sejak dua belas tahun lalu.

"Aku memang tergila-gila padamu sejak dua belas tahun laku Kai." Lirih Neli.

"Selama kau masuh jomblo aku akan tetap mencintaimu."

"Aku tidak jomblo Neli, aku memiliki kekasih. Kau tadi bertemu dengan kekasihku bahkan Shifa calon istriku." Kaisar sudah kehabisan kesabaran untuk menyadarkan Neli.

"Selama kau belum menikah, aku masih menganggapmu Jomblo."

"Dasar gila, keras kepala."

"Ya aku memang keras kepala. Tapi kau tenang saja jika kau besoknya akan menikah maka aku akan berhenti mengajarmu." ada kegetiran di akhir kalimatnya. "Karna aku pejuang bukan pelakor."

"Terserah, tapi aku sarankan agar kau menyerah aku sama sekali tak penyukaimu. Kau bukan wanita idamanku. Kau bodoh, memalukan, memuakan tubuh dan wajahmu jelek, dekil, kumal. Hih aku malu jika harus memiliki pendamping sepertimu." Entah kenapa jiwa pendiam Kaisar selalu hilang saat berhadapan dengan Neli.

"Ya, aku memang seburuk itu. Hehe." Neli terenyum pahit.

"Dasar dunguu aku menghinamu kau malah tersenyum." Tak habis pikir Kaisar dengan dengan wanita pejuang cinta itu.

"Ya aku tau. Hanya kau yang mampu memuji kata-kata yang sangat indah itu padaku. Jika kau sudah selesai aku permisi." Neli undur diri. Hatinya menyemangati dirinya sendiri.

Tenang Neli, Kaisar hanya belum menyukaimu bukan tidak menyukaimu. Setidaknya dia tidak menghinamu di hadapan orang lain. Meski sudah menyemangati dirinya sendiri tapi Neli tetap saja menangis karna berbisanya mulut pria itu sudah meracuni hatinya yang rapuh.

Ya hati Neli memang serapuh itu meskipun selalu ia tutupi dengan keceriaannya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HATI2 DGN LISAN LO, NNTI LO MNYESAL SPRTI ARMAN, DI CERITA EDELWEIS... KUTUKAN PENGANTIN..

2023-09-24

0

Rahma Q

Rahma Q

mantap, 👍

2023-04-01

1

Sardi Hartadji

Sardi Hartadji

sedisedih tor

2023-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!