Empat

Aku balik lagi...

Semoga kalian suka...

Oke, kita lanjut...

Happy reading... ❤

* * *

Camelia Tantia

Gadis itu sedang tersenyum dengan begitu manisnya, ia sedang menunggu kedatangan seseorang. Dan orang itu ternyata sudah berada di hadapannya saat ini. Pria tampan dengan penuh pesona sedang menatapnya saat ini, dan tersenyum sembari memberinya sebuket bunga yang sangat cantik.

"Maaf sudah menunggu lama.! "

Melia tersenyum, "Gak papa Kak, ini apa? " Ia menunjuk pada buket bunga itu.

"Ini untukmu, aku sengaja membelinya."

"Romantis sekali sih kamu kak, makasih ya?" Ucap Melia seraya mencium wangi bunga itu.

Rakha melihat bagaimana sekarang wajah cantik kekasihnya itu, ia senang karena Camelia menerima buket bunga itu dan dia sepertinya sangat bahagia sekali.

"Apa kamu menyukainya?"

"Sangat suka. " dengan menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah ayo kita pergi sekarang?"

"Baiklah... "

Rakha dan Camelia-pun pergi dari tempat itu, Rakha sengaja mengajak Camelia untuk pergi ke acara perayaan kemenangan pertandingan basket itu. Ia dan kawan-kawannya yang lain akan merayakannya di sebuah kafe ternama. Dan Rakha juga sangat senang karena Camelia mau ikut dan menemani dirinya.

Setibanya disana, mereka semua sudah menunggu kedatangannya Rakha. Mereka menoleh ke arah dimana saat ini dia sedang berjalan mendekat dengan seorang gadis di sampingnya. Mereka tersenyum saat Rakha sudah berada di hadapan mereka, dan mereka juga tersenyum kepada perempuan yang kini sedang menundukkan wajahnya itu karena dia merasa malu.

"Sorry... gue telat. " Ucap Rakha kepada para temannya itu.

"Wiih.... Hebat juga lo ya, punya pacar cantik kayak gini.? " Sewot salah satu temannya yang belum pernah melihat pacar dari temannya itu.

"Bisa ja lo... O ya, kenalin ini pacar gue namanya Camelia. "

Camelia tersenyum kepada mereka semua. Ia sedikit melirik ke arah para teman dari kekasihnya itu, dan Camelia langsung menundukkan wajahnya karena dia merasa malu.

Rakha dan Camelia-pun ikut bergabung bersama dengan mereka semua, ia hanya menjadi pendengar setia saat Rakha dan yang lainnya sedang ngobrol, bahkan Rakha dan Cemelia selalu menjadi bahan guyonan mereka. Camelia merasa risih saat dirinya selalu di goda oleh para sahabat kekasihnya itu.

Tetapi ada yang berbeda dengan mereka semua, Camelia melihat orang itu hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, sepertinya dia tidak menikmati acaranya. Pandangan Camelia sesekali melirik wajah laki-laki itu, ia merasa kalau laki-laki itu adalah pria misterius. Karena Camelia melihat sosok Davin yang begitu dingin dan terkesan acuh.

Camelia segera membuang pandangan matanya itu ke sembarang arah, saat tanpa sengaja bahwa Davin juga sedang melihat ke arah dirinya. Camelia menjadi gugup dan salah tingkah karena dia ketahuan sedang memperhatikan laki-laki itu.

Sedangkan untuk Davin, ia merasa ada yang aneh dengan gadis yang duduk di sebelahnya Rakha itu. Sebenarnya Davin juga mengetahui jika tadi gadis itu sedang memperhatikan dirinya. Tetapi Davin tidak perduli ia hanya bersikap acuh seperti biasanya.

"Vin... Lo kenapa sih? daritadi cuma diam terus? " Tanya Candra dengan tampang penasaran.

Davin meliriknya sekilas, kemudian ia berdecak. "Gue gak papa kok, kenapa emangnya?"

Candra dan Ryan mereka saling melempar pandangan mata, kemudian mereka tersenyum tipis. "Gue tau kenapa dia jadi pendiam kayak gini?" Ucap Ryan dengan menaik-turunkan alisnya itu.

"Dia tuh lagi kurang belaian men...!!" Timpal Candra, Dan gelak tawa-pun seketika menggema di seisi ruangan kafe tesebut.

"Berisik lo pada.. " Kata Davin dengan memasang wajah seramnya.

Davin sangat kesal jika dirinya menjadi bahan guyonan para sahabatnya itu. Ia akan sangat marah dan jengkel jika para temannya yang kampret itu selalu menggoda dirinya. Sebenarnya ada yang sedang Davin pikirkan saat ini, ia masih mengingat dengan betul percakapan kemarin bersama dengan sang kakek.

Flash back

"Apa keputusanmu nak?" Tanya kakek Wijaya kembali, karena sampai saat ini

Davin tidak juga mengeluarkan suaranya.

Davin terdiam dengan mata yang memejam, kemudian ia memberanikan dirinya untuk menatap wajah sang kakek.

"Kek, aku ... " Ia menjeda kalimatnya. "Aku minta waktu selama dua tahun, setelah itu baru aku akan menikah." Ucap Davin dengan wajah yang memelas.

"Kenapa dua tahun.? Apa kamu lupa kakekmu ini sudah tua, kalau sampe nunggu dua tahun apa kamu yakin kalau kakek masih ada?"

Davin mendongakkan wajahnya yang menunduk, ia menatap wajah kakeknya itu dengan dalam. Kenapa hatinya sangat tersentuh saat kakek Wijaya mengatakan itu.

"Kek, kenapa bicara seperti itu.?"

Kakek Wijaya tersenyum seraya membuka kembali koran yang sempat ia tutup tadi.

"Kakek ini sudah tua Davin... Kakek ingin melihat kamu menjadi penerus satu-satunya keluarga ini. Kakek ingin kamu segera menikah karena kakek ingin kamu punya rasa tanggung jawab. Lagian apa salahnya umur kamu sudah cukup untuk menikah.?"

Davin mendengkus kesal. "Kek, aku ini masih muda. Lagian aku juga punya tanggung jawab kok meski tanpa harus menikah dulu."

"Itu beda lagi.. "

"Beda apanya sih kek.? udah deh, aku minta waktu sama kakek ya? beri aku waktu dua tahun dan aku janji aku akan menikah dengan orang yang tepat.!"

"Orang yang tepat kamu bilang? seorang wanita yang mencintai kita itu tidak akan menolak lamaran seorang pria yang mencintainya juga, apalagi hanya dengan memberimu alasan yang tidak masuk akal seperti itu."

"Tapi kek, ak___" Sebelum Davin melanjutkan kata-katanya kakek wijaya lebih dulu memotongnya.

"Apa kamu mau menikah dengan perempuan yang lebih mementingkan dirinya sendiri? Apa kamu yakin setelah menikah nanti dia akan mengurus hidupmu dan rumah tangga kalian dengan baik. Ingat Davin pernikahan itu bukan untuk sekedar mencari kesenangan semata, kakek ingin kamu menikah dengan orang yang bisa mengurus, menjaga, melayanimu dan menemanimu. " Ucap Kakek Wijaya panjang lebar dengan mata yang tidak berhenti membaca koran itu.

"Kamu lihat kedua orang tuamu, mereka sangat bahagia bukan? karena ibumu dulu rela mengorbankan karirnya hanya untuk menikah dengan papa-mu." Imbuh sang kakek kembali.

Davin lagi-lagi hanya terdiam, ia tidak bisa lagi berkata apa-apa kepada kakeknya itu. Davin mengusap wajahnya gusar ia memejamkan matanya erat. Apa yang di katakan oleh kakeknya itu memang ada benarnya juga.

Apa yang harus aku lakukan??

* * *

Kasih dukungan buat aku yu??

Dengan memberikan like, komen dan vote juga ya??

Dan jadikan cerita ini sebagai cerita favoritnya kalian semua...

Sekali lagi mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau kata-katanya yang berantakan.

jangan lupa juga untuk tetap membaca ceritaku yang lain "Ketika Harus Memilih"

Salam saya... ❤

Terpopuler

Comments

Norvlin Medea

Norvlin Medea

ternyata betul dugaanku, visual camelia lawan mainnya visul davin di film thailand yg berjudul paramook dan sweet shin🥰🥰

2023-03-25

0

💐Tuti Komalasari💐

💐Tuti Komalasari💐

Camelia cantik banget😍

2022-08-23

2

Nur Ain

Nur Ain

Bagus thor watak utama nye

2021-06-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!