Aran yang baru saja pulang mengatar Jia ke dokter gigi pun menasehati putrinya itu saat di dalam taksi.
"Jia sekarang paham kan kenapa mama selalu melarang Jia makan makanan manis terlalu banyak? Itu karena bisa buat sakit gigi dan gigi Jia berlubang."
"Iya mama maafkan Jia, Jia janji akan menuruti nasihat mama agar tidak makan permen ataupun coklat terlalu banyak," sesal gadis kecil berusia 3 tahun itu.
"Bagus kalau Jia sudah paham. Janji ya jangan makan manis terlalu banyak lagi?"
"Em," angguk Jia.
Aran membelai kepala putrinya sambil memuji, "Jia memang gadis kecil kesayangan mama yang sangat pintar."
"Tentu saja, karena Jia kan anak mama yang cantik," ucap gadis kecil itu sambil tertawa.
Saat sedang asyik melihat ke arah luar kaca jendela taksi, Jia melihat video tron besar yang tengah memutar iklan taman bermain skyland. Gadis kecil itu pun langsung memberitahukan iklan tersebut pada sang mama, dan memintanya agar suati hari bisa kesana bersamanya.
"Jia mau main ke taman bermain ya?"
Gadis kecil bermata bening itu mengangguk.
"Baik, nanti kita pergi kesana bersama dengan kakak Theo ya."
"Iya Ma..."
"Nyonya apa anda ingin ke skyland?" Tanya pak supir taksi tiba-tiba menimbrung obrolan Aran dan putrinya.
"Iya, apa anda sudah mengajak anak anda kesana pak?"
"Iya aku berencana kesana bersama istri dan putriku akhir pekan nanti. Kebetulan aku dapat potongan harga dari perusahaan taksi tempatku kerja jadi bisa kesana. Soalnya kalau harga normal masuknya pasti lumayan mahal, mengingat wahana permainan disana sangat luar biasa. Tapi nyonya asal anda tahu, Skyland selalu memberikan tiket gratis untuk anak-anak panti asuhan atau kurang beruntung tiap bulannya."
"Wah baik selali."
"Ya, karena pemilik Skyper Group sangatlah dermawan, terutama Nyonya Hani, beliau salah satu komite yayasan peduli anak-anak di kota ini."
"Oh jadi Skyland juga punyanya Skyper group? Aku baru tahu."
"Tentu saja nyonya, Skyper grup sangat terkenal baik di dalam dan luar negeri. Teruma sejak tuan Ruka yang jadi CEOnya Skyper benar-benar menjelma jadi monster diantara perusahaan raksasa internasional."
Hebat sekali, pantas saja semua orang sebahagia itu jadi bagian dari Skyper padahal hanya petugas dapur. Aku ini benar-benar tidak update soal bisnis ternyata, pikir Aran.
"Paman supir, tuan Ruka yang paman maksud itu seperti apa orangnya?" Tanya Jia tiba-tiba penasaran.
"Yang pasti dia pria yang sangat luar biasa," jawab paman supir.
...🌸🌸🌸...
Ruka yang setelah pulang dari luar negeri tiga hari yang lalu akhirnya pulang ke kediaman yang besar dan megah. Pria itu mengendarai porsche warna hitam melewati gerbang yang membawanya langsung masuk melewati taman bunga yang asri menuju ke mansion.
Keluar dari mobil Ruka langsung masuk ke mansion mewah itu. Disana Ruka disambut oleh para pelayan dan kepala pelayan bernama Cedric, yang mengatakan kalau Tuan besar Jura alias kakek Ruka ingin bertemu dengannya. Tanpa banyak protes Ruka pun langsung menemui sang kakek yang ada di ruang pribadinya.
Saat masuk ke ruangan kakeknya bukannya disambut, Ruka malah langsung dilempari tongkat oleh sang kakek. Untungnya Ruka bisa dengan mudah menangkap tongkat itu hingga tak jadi mengenainya.
"Refleksmu sangat bagus Ruka!"
"Tidak usah basa basi kek, kau ingin apa dariku? Kalau minta aku tunangan dengan Bianca aku tidak mau!"
"Cucu sialan! Baru datang sudah mengajakku ribut, kau ini benar-benar pembangkang seperti ayahmu yang tak berguna itu!"
"Jangan samakan aku dengannya, aku tak seperti dia yang lemah." Ekspresi wajah Ruka seketika masam.
"Sudahlah, yang jelas aku memintamu kemari untuk mewujudkan proyek besar ini!" Jura melemparkan sebuah skema mega proyek yang ia buat kepada cucunya.
Tanpa banyak tanya Ruka pun langsung melihat prospek mega proyek yang direncanakan sang kakek.
"Jadi kau ingin membangun sebuah kota baru diatas desa yang sebenarnya sudah ada?"
"Ya, bagaimana pun Skyper group harus semakin mempertegas kedudukan sebagai perusahaan nomor satu di negeri ini."
Ruka menyeringai kecil, "Pak tua obsesimu memang tidak jauh-jauh dari kekuasaan dan nama besar, sungguh melelahkan!"
"Memang apalagi kalau bukan tentang hal-hal itu! Ruka dengar, kau satu-satunya ahli waris yang aku andalkan. Kau keturunanku yang aku didik langsung agar bisa meneruskan kedidayaan Skyper Group menjadi lebih besar lagi. Jadi jangan kecewakan aku!"
"Ya terserahlah, kalau tidak ada yang lainnya lagi aku pergi dulu..!"
"Ruka tunggu!"
"Apa lagi Kek?"
"Soal dirimu dan Bianca tolong pikirkan lagi. Bagaimanapun aku hanya ingin yang terbaik untukmu."
Ruka tak mejawab apapun dan langsung pergi.
"Aku hanya ingin kau memiliki masa depan yang jelas Ruka, tidak seperti ayahmu yang gagal dalam pernikahannya, hingga berakhir menikah dua kali."
...----------------...
Saat ingin kembali ke kamarnya, Ruka bertemu dengan Hani Arshavin neneknya. Melihat cucu kesayangannya sudah kembali, Hani yang baru saja selesai memeriksa tanaman perliharaannya di kebun belakang langsung sumringah menyambut cucunya itu.
"Cucuku, kau akhirnya kembali juga, nenek senang sekali melihatmu."
"Aku juga nek, kau sehat kan?"
"Tentu saja aku sehat. Ayo peluk nenekmu ini..."
Sepesang nenek dan cucunya itupun berpelukan.
"Ruka, kau sudah kembali pasti kau lelah ya habis perjalanan bisnis," sahut Lusi ibu tiri Ruka yang sejak tadi berdiri di dekat Hani.
"Ya aku lelah, tapi lebih lelah lagi kalau terus menerus berpura-pura di depan semua orang," balas Ruka seraya menyindir ibu tirinya itu.
"Sudahlah kakiku sakit berdiri terus, lebih baik ayo temani aku mengobrol sambil minum teh di taman balakang," ajak Hani menggadeng cucunya itu ke taman belakang dan malah mengabaikan Lusi.
"Dasar anak sialan! Seharusnya aku buat mati saja dia selamanya saat aku tahu di masih hidup waktu itu!" Umpat Lusi yang sangat tidak senang dengan Ruka. Bagi Lusi, Ruka adalah penghalang terbesar dirinya dan putranya Karaz untuk mendapatkan seluruh harta kekayaan keluarga Arshavin.
...----------------...
Di taman belakang, Ruka menemani sang nenek berbincang sambil menikmati teh herbal racikan neneknya. Disana sepasang nenek dan cucunya itu membicarakan banyak hal. Bagi Ruka, neneknya adalah orang yang paling ia ingin temui saat pulang ke kediamannya yang megah ini. Karena sejak ibunya meninggal hanya neneknyalah yang memberikan kasih sayang serta kelembutan kepada Ruka.
"Jadi kau akan pergi lagi dan tidak menginap disini?" Tanya sang nenek.
"Iya, lagipula aku lebih nyaman tinggal di apartemenku sendirian dibanding disini. Kalau disini terus bisa-bisa setiap hari aku perang besar melawan suamimu," jawab Ruka berkelakar.
"Kau dan kakekmu sama-sama berwatak keras, jika sudah memutuskan satu hal maka tidak bisa diganggu gugat, jadi aku tidak bisa memaksamu tinggal disini. Tapi Ruka, adakalanya kau sesekali mempertimbangkan ucapan kakekmu. Usiamu sudah tiga puluh tiga tahun, dan aku rasa kau sudah sangat pantas untuk punya keluarga sendiri."
"Nenek mau memaksaku juga bertunangan dengan Bianca?"
"Aku tak memaksamu, bagiku semua gadis pilihanmu asal dia baik aku pasti akan mendukungmu."
Ruka tertawa, "Nenek kau tahu aku kan? Aku memang pernah mencintai Bianca dulu saat kami sama-sama masih muda. Tapi kau lihat, nyatanya Bianca malah pergi meninggalkan aku demi mimpinya menjadi balerina. Lalu saat perasaanku padanya sudah tak tersisa lagi, kakek dengan entengnya menyuruhku bertunangan dengannya. Bukankah itu konyol sekali?!"
"Lalu bagaimana dengan beberapa wanita yang suka dirumorkan dekat denganmu setahun belakangan ini?"
"Dengan mereka hanya dekat biasa saja, aku tak pernah menganggap wanita-wanita itu serius. Lagipula mereka semua sama, para wanita itu mendekatiku karena statusku bukan karena memang tulus kepadaku. Coba saja aku ini jelek, miskin, dan bukan keluarga Arshavin mana mungkin mereka mengejarku?"
Hani mengerti perasaan cucunya. Sebenarnya ia juga tak terlalu setuju dengan perjodohan atau sejenisnya, karena dalam menjalani hubungan cinta kedua pasangan harus memiliki rasa yang sama yaitu saling menginginkan.
"Yasudah nek, sepertinya sudah saatnya aku harus kembali ke kantor," pamit Ruka saat melihat arlojinya.
"Baiklah aku tahu kau sibuk, tapi tolong jaga kesehatanmu dan sering-seringlah mampir menengok nenekmu yang sudah tua ini."
"Tentu saja nenekku yang cantik, tapi kalau bisa jangan terlalu sering memintaku minum teh, karena kau tahu kan aku tidak begitu suka teh."
"Lalu kenapa kau tetap meminumnya selalu?"
"Kalau nenek yang buatkan, aku akan tetap minum."
"Kau ini memang seperti Jura, paling bisa meluluhkan hatiku."
"Kalau begitu aku pamit dulu nek... sampai jumpa."
"Ya, hati-hati nak..."
Hani yang juga sudah tua tak bisa terlalu banyak mengatur apapun. Ia hanya bisa yakin dengan cucunya tersebut. Meski suaminya keras namun ia tahu kalau Jura sangat menyayangi Ruka sebagai cucu kebanggaannya. "Aku hanya bisa berharap keluarga ini kedepannya akan selalu baik-baik saja," ucap Hani penuh harap.
...🌸🌸🌸...
Jangan lupa VOTE, COMMENT, LIKE, SHARE DAN GIFTNYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mir_rim22
nenek hani yg paling mengerti....
2023-02-27
1