Besoknya, Aran yang sudah berpenampilan sebaik mungkin tampak berada di dilam taksi menuju ke Galaxy tower, tepatnya kantor pusat Skyper group. Karena kabetulan Risa hari ini masuk lebih siang, jadinya ia tak perlu repot menitipkan anak-anaknya ke tempat penitipan selama ia pergi.
"Nona ini kantornya sudah sampai," ucap supir taksi itu setibanya di depan gerbang gedung Skyper.
"Baik, terima kasih ya tuan supir."
Setelah membayar ongkos taksi, Aran pun turun dari mobil dan langsung segera masuk ke gedung tersebut. Saat baru masuk ke gedung tersebut, Aran sudah bisa menilai kalau Skyper benar-benar perusahaan kelas atas. Hal itu terlihat dari desain bangunan serta interior di dalamnya yang terkesan sangat elegan dan mewah.
"Semoga aku diterima kerja di kantor ini," harap Aran.
Aran pun segera memasuki lift untuk menuju ke ruang HRD menyerahkan lamaran pekerjaan.
Setibanya di ruang HRD ternyata ada beberapa calon yang sepertinya juga tengah melamar pekerjaan. Hal itu membuat Aran harus berusaha sebaik mungkin demi mendapatkan pekerjaan hari ini.
Setelah memberikan lamaran ke HRD, tak lama kemudian nama Arana Haurin pun dipanggil. Aran langsung menghadap ke kepala HRD tersebut, dan melakukan sesi wawancara terkait kecakapan kerjanya. Dan setelah hampir setengah jam melakukan wawancara, Aran pun diminta keluar untuk menunggu hasil wawancaranya.
Setelah setengah jam menunggu, akhirnya pihak HRD mengeluarkan list pelamar yang diterima sebagai salah satu yang akan bekerja di bagian kebersihan. Aran senang sekali namanya masuk jajaran. Ia pun diminta menemui supervisor yang bekerja dibagian pantry, disana Aran diberi pengarahan tentang pekerjaannya nanti. Ia juga diberikan seragam kerja, karena mulai besok Aran sudah bisa bekerja di kantor pusat Skyper.
Dengan hati yang senang dan gembira Aran keluar lift dan menuju keluar gedung. Namun saat ia mau keluar dari sana, tiba-tiba saja Aran menemukan sebuah kalung dengan cincin platinum sebagai liontinnya. Karena tidak tahu milik siapa, Aran pun bermaksud untuk menyerahkannya ke meja bagian informasi. Namun saat baru ingin menyerahkannya ke meja informasi, Aran malah keburu dapat telepon dari Risa yang mengatakan kalau putrinya Jia tiba-tiba sakit gigi. Karena khawatir, wanita itu pun tidak jadi memberikan kalung itu ke meja informasi dan malah langsung pergi sambil membawa kalung tersebut bersamanya.
...🌸🌸🌸...
Sementara itu di ruangannya Ruka terlihat kebingungan mencari barang penting. Ia bahkan mengacak-acak semua lembar kontrak yang sudah diperiksanya.
"Sial! Ada dimana kalungku? Seingatku aku tak pernah meninggalkanya!"
"Tuan anda sedang apa?" Tanya Rowen melihat tuannya seperti sedang kelimpungan mecari sesuatu.
"Kalung! Kalungku yang ada cincinnya yang sering aku pakai tidak ada! Itu benda yang sangat berharga bagiku!"
Kalung? Oh kalung yang sering tuan bawa itu kan? "Tuan mungkin anda menjatuhkannya disuatu tempat, coba anda ingat-ingat."
Ruka mengingat kejadian tadi terakhir kali ia membawanya. Tadi pagi saat tengah berjalan sambil menelepon menuju lift. Disana Ruka baru ingat, kalau ia memasukkan kalung itu ke dalam saku jasnya, tapi sepertinya kalungnya tidak masuk saku dengan benar, karena tadi di depan lift ia tidak sengaja malah bertubrukan dengan staf bagian pengangkut barang.
Ya, mungkin terjatuh saat itu? "Rowen, sekarang juga kau cari orang dibagian logistik dan cari pria yang tadi sempat menabrakku di lobi, cepat!"
"Si- siap tuan!"
Ruka memijat pelipisnya sambil menghela nafas dan berkata, "Benda itu tidak boleh sampai hilang."
Beberapa saat kemudian, Rowen menyeret pegawai bagian logistik yang tadi tak sengaja bertabrakan dengan Ruka itu menghadap sang CEO.
"Bos Ruka ini orang yang sudah menabrakmu tadi!"
Ruka mendekati pria yang tampak ketakutan itu dan bertanya apakah ia melihat kalung dengan cincin menggantung sebagai bandulnya?
"Ti- tidak tuan, aku berani bersumpah aku tak melihatnya. Kumohon anda jangan pecat aku, aku berani bersumpah dan mencium kaki anda asal jangan pecat aku," iba pria itu dengan suara gemetar ketakutan.
Dari gestur dan nada bicara pria itu, Ruka merasa dia tidak berbohong, namun tetap saja ia yang sudah membuat dirinya kehilangan kalung berharga tersebut karena tak hati-hati. Alhasil Ruka pun memutuskan untuk memotong gaji bulanan pria itu saja.
"Terima kasih tuan Ruka anda sungguh dermawan."
"Sudahlah kau pergi dan kembalilah bekerja!"
"Baik tuan, aku permisi."
Ruka tampak gelisaj memikirkan kalung tersebut. Rowen yang melihatnya tentu saja sangat memakluminya. Mengingat kalung itu adalah peninggalan satu-satunya dari nyonya Tiana ibu kandung Ruka yang sudah lama meninggal karena kecelakaan dua puluh tahun lalu.
"Tuan, bagaimana jika anda menginfokan saja kepada semua orang di kantor tentang kalung berharga tersebut?" Usul Rowen.
"Benar juga, baiklah sekarang juga kau infokan ke semua pegawai. Infokan bagi siapa yang bisa menemukan kalung itu akan kuberikan langsung imbalan satu juta dolar."
"Siap tuan Ruka!"
Rowen pun langsung memberikan pengumuman kepada semua pegawai perusahaan lewat layar LCD besar yang ada di lobi utama gedung Skyper tentang sayembara itu.
Tentu saja setelah semua tahu kalau akan ada imbalan fantastis yang begitu menggiurkan, para pegawai pun langsung tergerak berlomba-lomba mencari kalung tersebut.
"Bos, aku sudah infokan. Dan sepertinya semua pegawai sekarang sedang gencar mencarinya."
"Mereka gencar mencarinya karena hadiah yang kutawarkan bukan karena peduli padaku."
Uang memang hal yang sangat mengerikan efeknya bagi mereka yang haus kekayaan.
...🌸🌸🌸...
JANGA LUPA di LIKE, COMMENT, VOTE-nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mir_rim22
okay next... marathon gass....
2023-02-27
1