Requiem mengintip dari balik sudut jalan, memperhatikan gerakan pangeran dari kejauhan. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak benar tentang situasi ini - pangeran seharusnya dalam perlindungan ketat setelah mendapatkan ancaman pembunuhan, tetapi dia terlihat berjalan-jalan sendirian tanpa pengawal.
Requiem mengikutinya dengan hati-hati, memastikan bahwa dia tidak terlalu dekat untuk terdeteksi. Setelah beberapa menit, pangeran berhenti di depan sebuah bangunan tua dan masuk ke dalamnya.
Requiem terkejut. Bangunan itu adalah bekas markas tentara yang sudah lama ditinggalkan, dan dia tidak mengerti mengapa pangeran ingin pergi ke sana. Tanpa berpikir dua kali, dia mengikuti pangeran masuk ke dalam bangunan.
Di dalam, Requiem menyadari bahwa ada beberapa orang yang mengintai di sekitar bangunan itu. Mereka terlihat siap untuk menyerang dan Requiem merasa perlu untuk waspada.
Saat dia mendekati pangeran, Requiem melihat bahwa dia sedang berbicara dengan seorang pria yang duduk di atas kursi. Pria itu tampaknya mengenakan jubah hitam, dan Requiem merasakan aura magis yang kuat keluar dari tubuhnya.
Requiem menyelinap masuk dan menyembunyikan dirinya di belakang tiang. Dia berusaha mendengarkan pembicaraan itu dengan cermat.
"Kau tidak perlu khawatir, Pangeran," kata pria berjubah hitam itu. "Semua sudah dipersiapkan dengan baik. Tidak ada yang akan mencurigai kita."
Requiem mendengus pelan. Dia merasa bahwa dia tidak bisa menunggu lagi dan harus mengambil tindakan sekarang juga. Dia melompat keluar dari persembunyiannya dan menyerang pria berjubah hitam dengan pedangnya.
Tapi pria itu cepat dan menghindari serangan Requiem dengan mudah. Dia kemudian melemparkan mantra sihir yang menyerang Requiem dengan kekuatan yang hebat. Requiem berguling ke samping dan menyeimbangkan dirinya kembali.
"Kamu siapa?" tanya Pangeran, terkejut melihat Requiem.
"Seseorang yang dibayar untuk membunuhmu," jawab Requiem.
Pangeran terlihat bingung. "Kenapa kamu ingin membunuhku?"
"Karena itu adalah tugasku," jawab Requiem dingin.
Tiba-tiba, beberapa orang keluar dari dalam bangunan dan mulai menyerang mereka berdua. Requiem dan Pangeran harus bergabung dan bekerja sama untuk menghadapi musuh mereka.
Pertempuran itu panjang dan melelahkan, tetapi akhirnya mereka berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka. Setelah mereka selesai, Pangeran menatap Requiem dengan tatapan penuh rasa syukur.
"Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi," kata Pangeran. "Tapi terima kasih telah menyelamatkan hidupku.
Requiem memasuki rumah istana pangeran dengan sangat hati-hati, dengan langkah yang perlahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Ia memasuki kamar pangeran dengan sukses, hanya untuk menemukan bahwa pangeran itu tidak berada di sana. Requiem segera menyadari bahwa pangeran itu telah meninggalkan tempat itu dengan pergi dari jendela.
Tiba-tiba, Requiem merasa ada yang mencurigakan dan berbalik untuk melihat sekeliling. Dia tahu ada sesuatu yang salah dan ia harus berhati-hati. Dan seperti yang ia duga, pintu ditutup rapat dan terkunci dengan kunci ganda. Requiem tahu dia telah terperangkap.
Tiba-tiba, sebuah suara muncul dari dalam ruangan. "Haha, jadi kamu akhirnya terjebak, Requiem," kata seorang pria dengan suara dingin dan jahat.
Requiem dengan sigap menarik pedangnya, siap menghadapi ancaman apapun. "Siapa kamu?" tanyanya.
"Panggil saja aku... teman," kata pria itu, tertawa. "Sekarang, aku ingin kamu menjelaskan niatmu untuk membunuh Pangeran kami."
Requiem mengalihkan pandangannya ke pria itu, "Saya hanya menerima tugas dan harus melakukannya," jawabnya.
"Tapi kenapa dia harus mati?" tanya pria itu, masih tertawa sinis. "Kami merasa tidak ada alasan yang cukup bagus."
Requiem menghela nafas, "Saya tidak memiliki kewenangan untuk menentukan alasan, saya hanya melaksanakan tugas saya," jawabnya tegas.
Pria itu mengangguk-angguk, "Kamu tahu, saya suka sikapmu," katanya. "Aku punya penawaran untukmu, Requiem."
"Penawaran apa?" tanya Requiem.
"Aku ingin kamu membantu kami menggulingkan sang raja," kata pria itu. "Saya tahu kamu pembunuh bayaran yang sangat terkenal dan ahli dalam hal ini. Kami bisa memperkerjakanmu dan memberi bayaran yang sangat besar."
Requiem berpikir sejenak. Dia tahu ini adalah kesempatan untuk mengungkap kebenaran di balik konspirasi dan mungkin membantu pangeran itu yang tidak bersalah. Tapi dia tidak ingin menjadi bagian dari rencana jahat yang mungkin bisa menimbulkan bencana bagi banyak orang.
"Saya minta waktu untuk memikirkan tawaranmu," kata Requiem akhirnya.
Pria itu mengangguk, "Tentu saja. Tapi jangan pernah melupakan bahwa saya memiliki kartu as dalam tanganku," katanya, dengan tatapan yang tajam dan ancaman tersirat di matanya.
Requiem merenungkan kata-kata itu saat dia diarahkan keluar dari ruangan. Dia tahu bahwa tugas ini lebih rumit daripada yang dia kira, dan dia harus berhati-hati dalam setiap langkahnya. Dia tidak boleh terlibat dalam konspirasi yang merugikan banyak orang, tetapi dia juga harus
Menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pembunuh bayaran dengan profesionalisme.
Setelah keluar dari istana, Requiem menyusup ke kota yang ramai dan mencari informasi tentang pangeran dan keadaan kerajaan. Dia bergerak tanpa terlihat dan tanpa meninggalkan jejak, menghindari agen rahasia yang mungkin mencarinya. Setelah beberapa hari mengintai dan memata-matai, Requiem menemukan bahwa pangeran itu memiliki hubungan dengan sekelompok penyihir yang dikenal sebagai Kultus Kematian.
Kultus Kematian adalah kelompok penyihir gelap yang dikenal karena kekuatan mereka dalam memanggil makhluk-makhluk yang menakutkan dari dunia lain. Mereka sering melakukan ritual dan pengorbanan manusia untuk memperkuat kekuatan mereka. Requiem menyadari bahwa pangeran mungkin terlibat dalam aktivitas ini, dan tugasnya menjadi lebih berat.
Suatu malam, ketika Requiem sedang menyelinap di balik jendela pangeran, dia mendengar percakapan yang mengejutkan antara pangeran dan seorang anggota Kultus Kematian. Mereka berbicara tentang rencana untuk melakukan pengorbanan besar-besaran di ibukota kerajaan untuk memperkuat kekuatan Kultus. Requiem harus menghentikan mereka sebelum terlambat.
Requiem bergerak dengan cepat, bekerja sama dengan sekutu barunya untuk merencanakan serangan mendadak ke markas Kultus. Mereka melawan penyihir gelap dan makhluk-makhluk yang dihasilkan oleh kekuatan mereka dalam pertempuran yang sengit. Requiem sendiri bertempur dengan satu anggota Kultus, seorang penyihir wanita yang sangat kuat. Setelah pertempuran yang panjang, Requiem berhasil membunuh penyihir itu, tetapi dia juga terluka parah.
Requiem pulih dari luka-lukanya sambil menunggu hasil investigasi sekutu barunya di markas Kultus. Mereka menemukan bukti bahwa pangeran tidaklah bersalah, dan bahwa dia sebenarnya mencoba untuk menghentikan rencana Kultus. Pangeran itu sendiri, yang sekarang terguling dari kekuasaannya, meminta maaf kepada Requiem dan memberinya tugas baru untuk membongkar konspirasi yang lebih besar di balik Kultus Kematian.
Requiem menerima tugas baru itu dengan tekad baru, menemukan kekuatan dalam persahabatan barunya dan tekad untuk melakukan hal yang benar. Dia melanjutkan misinya dengan penuh semangat, menyusup ke dalam jaringan konspirasi yang lebih besar dan berbahaya. Namun, dia tahu bahwa keputusannya telah membuat musuh-musuh baru dan bahaya yang lebih besar dari sebelumnya.
Akankah Requiem berhasil membongkar konspirasi ini dan menyelamatkan dunia yang dia kenal? Hanya waktu yang akan memberi tahu dalam kisah selanjutnya dari Assassin's Requiem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments