Happy reading..........
"Iya bro nginap disini aja malam ni, lagian udah larut juga. Jangan mikir tempat tidur, ruangan ini ada dua kamar yang kosong. Saya sama istri saya tidur di lantai atas. Ruangan ini bertingkat jadi tenang aja gak usah mikir yang lain lagi." ucap Hans.
"Ya udah kalau gitu, kami nginap disini malam ini. Lagian kalau pun pulang gak mungkin" jawab Xavier.
✴️ ✴️ ✴️
Pukul 02.30 Alora terbangun dari tidur nya karna merasakan haus. Dengan malas Alora bangun dari tempat tidur menuju tempat dimana Verel berada. Karna hanya disitu yang ada dispenser. Dengan langkah pelan Alora berjalan agar tidak membangunkan Verel. Sesudah Alora minum dan hendak balik ke kamar, Alora melirik Verel, takut membangunkan Verel.TernyataVerel benar dugaan nya Verel terbangun. Bukan karna Alora tapi karna haus juga, dengan bersusah payah Verel menggapai gelas yang ada di atas nakas. Karna Alora kasihan melihat guru tersayang nya tersebut, Alora berbalik dan membantu Verel untuk minum. Setelah Verel selesai minum, Alora hendak masuk kamar, tapi tangan nya dicekal oleh Verel.
"Temani saya disini" ucap Verel dengan nada perintah, tapi Alora tetap menuruti apa yang di katakan oleh Verel.
"Kenapa pak? saya mau balik ke kamar, saya masih ngantuk" ucap Alora ya untuk berjalan saja Alora meraba dengan mata sedikit terbuka agar tidak terjatuh.
"Disini saja tidur nya temani saya" ucap Verel lembut tidak seperti biasa nya yang selalu ketus dan dingin. Andai Alora sedang sadar pasti Alora akan lompat-lompat karna Verel bicara selembut itu. Tapi sayang nya Alora setengah sadar karna ngantuk menguasai dirinya. Karna Alora sudah gak sanggup lagi nahan kantuk jadi Alora tidur di kursi samping brangkar Verel dengan tangan sebagai bantal.
Verel yang melihat tingkah Alora hanya tersenyum tipis.
"Sumpah gue gak nyangka kalau dia yang nolong gue dari preman kamparat itu. Cewek yang selalu gangguin gue di sekolah. Tapi bukan gangguin sih, tapi sering memandangi gue sambil senyum-senyum sendiri. Sering haluin gue, garang, tapi kok imut kalau lagi tidur kayak gini?" tanya Verel sambil memandangi wajah Alora yang sedang tertidur pulas sangkin ngantuk nya.
"Dan gue baru tau kalo dia anak dari om Xavier. Cewek yang pernah dijodohkan dengan gue. Karna untuk menjalin tali silahturahmi dengan sahabat" ucap Verel dengan kekehan kecil.
"Tapi apa perjodohan itu masih berlaku sampai sekarang" tanya Verel. Ya Verel memang tau akan soal perjodohan antar Alora dan dirinya, maka dari itu ia selalu menjaga jarak dengan wanita mana pun, untuk menjaga perasaan yang hanya untuk Alora. Andai ia tau jika Alora muridnya adalah Alora calon istri nya pasti Verel akan mengganggu Alora seperti yang ia lakukan ketika masih kecil. Tapi sayang nya baru sekarang Verel mengetahui hal ini, padahal sudah di depan mata.
"Tapi apa Lora mengingat ku sebagai aksa? apa kecelakaan yang ia alami waktu itu menghapus sebagian ingatan nya?" gumam Verel.
"Ora Kak Aksa kangen sama kamu, apa kamu masih ingat kakak?" tanya Verel sambil mengelus kepala Alora.
Karna Verel kasihan pada Alora yang tidur seperti ini, jadi Verel mengangkat tubuh kecil Alora dan menidurkan nya di brangkar yang Verel tempati tadi. Dan Verel memilih duduk di tempat duduk Alora tadi.
"Kok cute banget sih kamu Ora" ucap Verel sambil mencubit pipi chabi Alora.
"Ih jangan ganggu Lora" ucap Alora dengan mata yang terpejam.
"Apa Alora dengar apa yang aku bilang tadi? tapi kelihatan nya dia tidur nyenyak, apa dia mimpi,terus ada yang gangguin dia di mimpi itu?" tanya Verel dalam hati.
"Saya janji, akan cepat sembuh, dan akan menjaga kamu Ora" janji Verel pada dirinya.
Saat Verel sedang memandang wajah damai Alora, tiba-tiba ada pesan masuk ke handphone Alora. Verel yang kepo dengan pesan tersebut langsung mengambil handphone Alora yang di atas nakas sedari Verel pindah ruangan sudah di taruh Alora disana. Bahkan ia lupa dimana ia meletakkan hp nya tersebut, mangkanya hp tersebut masih di sana. Saat Verel membuka hp Alora untung nya hp Alora tak berkunci jadi memudahkan Verel untuk membuka nya.
Pemandangan yang pertama ia lihat adalah fotonya yang sedang mengajar, yang Lora ambil secara diam-diam tapi kelihatan estetik. "Ternyata gue ganteng juga ya" ucap Verel setelah melihat fotonya di galeri Alora ya Verel saat ini sedang membuka galeri Alora.
"Eh kok gue malah buka galeri Ora sih, padahal tadi mau lihat pesan yang masuk" ucap Verel yang lupa pada tujuannya. Setelah memeriksa pesan yang masuk ternyata dari mbak-mbak Telkomsel.
"Ais, gue kira dari siapa tadi, tapi gak papa lah, gue senang ternyata Alora mengoleksi foto-foto gue" ucap Verel lalu menaruh hp Lora di tempat semula.Lalu menyusul ke alam mimpi Alora.
✳️ ✳️ ✳️
Hari sudah pagi, sinar matahari mulai masuk melalui celah-celah jendela. Alarm di HP Alora sebenarnya sudah berbunyi dari tadi tapi di matiin oleh Verel karna lagi nya bikin nyesek.
Kini semuanya sudah berkumpul di sofa tempat Verel berada, saat para orang tua keluar dari kamar mereka, mereka terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat. Ya awalnya para orang tua terkejut saat melihat Alora yang berbaring di tempat tidur pasien, sedangkan Verel tidur sambil duduk dengan tangan sebagai bantal nya tepat di samping tempat tidur. Tapi saat Xavier ingin bertanya Verel memberi isyarat untuk jangan ribut atau bertanya. Jadi para orang tua hanya diam saja.
30 menit kemudian barulah Alora bangun dari tidur lelap nya.
"Kok aku bisa tidur di sini sih? terus pak Verel mana?" tanya Alora pada dirinya sendiri.
"Eh anak mamah udah bangun?" tanya Mora.
"Udah mah, pak Verel mana mah? kenapa Lora bisa tidur di atas sini, terus papa sama om Hans mana ma?" tanya Alora Yang hanya melihat Mira dan Daniah saja di ruangan itu.
"Verel sedang di kamar mandi nak, kalau papah sama om Hans udah pergi kerja" jawab Mora sambil meminum teh.
"Ooh. Emangnya sekarang jam berapa mah?" tanya Alora sambil menguap tidak lupa menggosok-gosok matanya"
"Sekarang jam setengah sembilan sayang" jawab Daniah karna Mora lagi mengunyah roti di mulut nya, mangkanya Daniah yang menjawab.
"A P A?" teriak Alora yang memenuhi ruangan tersebut.
"Gak usah teriak-teriak sayang, lagian kamu udah di bangunin Verel tadi tapi gak bangun-bangun malah tambah lelap tidur nya." ucap Mora sambil menutup telinganya karna teriakan Alora yang memekakkan telinga.
"Kenapa? ada apa? siapa yang teriak tadi?" tanya Verel yang baru keluar kamar mandi karena mendengar teriakan Alora.
"Hah? apa?" tanya Alora dengan bingung, entah kenapa Alora jadi lemot begini.
"Siapa yang teriak tadi mah? apa yang terjadi?" tanya Verel pada sang mamah nya.
"Itu nak, tadi nak Alora bertanya jam berapa sekarang, terus di jawab sama Tante Mora jam setengah sembilan, terus Nak Alora teriak "A P A?" terkejut karna udah telat bangun" jelas Daniah pada Verel.
"Oh Verel kira kenapa tadi" sahut Verel lalu berjalan menuju tempat Alora duduk.
"Hari ini kamu gak usah sekolah, tadi udah saya permisi kan ke guru kelas kamu. Lagian hari ini saya yang masuk" ucap Verel sambil mengelus kepala Alora dengan sayang.
"Hah?" tanya Alora yang masih lemot tapi wajah nya merah bak kepiting rebus.
"Hari ini kamu enggak sekolah, kamu jagain saya disini! Karna saya yang masuk hari ini, jadi saya kasih kamu izin tidak pergi sekolah" ucap Verel yang hanya bisa di dengar oleh Alora seorang.
"Tapi pak, tugas nya gimana?" tanya Alora.
"Shut. Tugas nya nanti kamu kumpulin. Sekarang tugas kamu jagain saya disini. Tapi sebelum itu kamu mandi dulu sana, bauk asem" ucap Verel sambil menutup hidung nya.
"Ihhhh, pak Verel ngeselin banget jadi orang." ucap Alora sambil memukul lengan Verel tak lupa wajah yang merah karna di goda oleh Verel.
"Aduh, saya serius kok. Udah mandi sana. Baju kamu udah di sediain tuh sama Tante." ucap Verel
Bersambung.........
Jangan lupa like, komen, favorit, ya guys. See you next chapter bye bye 👋👋👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments