Bab 4

Happy reading.........

"Mah, Pah, Om, Tante Lora pergi dulu ya" Pamit Alora.

"Pamit mau kemana sayang?" Tanya Amora.

"Mau keruangan pak Verel" jawab Alora.

"Hah? Apa operasi nya udah selesai sayang?" tanya Xavier

"Iya nak, apa operasi sudah selesai?" Tanya Hans.

"Sudah dari 30 menit yang lalu operasi nya selesai pah, om. Ya udah Lora pergi dulu ya, mau lihat keadaan pak Verel. Dilanjutin aja ceritanya" ucap Lora dengan kesal melihat tingkah laku orang tua dan orang tua Verel, kalau udah cerita gak tau tempat dan keadaan lagi..

"Eh tunggu kami nak" ucap Daniah.

"Iya tan, cepat kasihan kalau pak Verel terlalu lama di tinggal sendirian" jawab Alora sambil berjalan.

Saat ini Alora sekeluarga serta orang tua verel sedang berada di ruang rawat inap verel.

"Jeng apa kamu sudah makan malam?" tanya Daniah.

"Belun jeng, soalnya tadi lagi meeting dapat info dari alora, jadi langsung cepat-cepat, untung meeting nya udah kelar jadi bisa langsung kesini" jawab Amora.

"Ya udah kita beli makan malam yuk, anak kamu pasti belum makan juga" ajak Daniah.

"Yuk, saya juga mau beli cemilan untuk kita ngobrol, sambil nunggu Verel siuman." sahut Mora.

"Pah, kami mau beli nasi dulu, ada yang mau di titip?" tanya Daniah pada suami nya.

"Kamu mau nitip apa bro?" tanya Hans pada Xavier.

"Kayak nya gak ada deh, soalnya nanti istri ku pasti beli cemilan iya gak mah?" tanya Xavier.

"Iya pah, Lora kamu mau nitip apa, mama sama tante mau beli nasi nih?" tanya Mora pada anak nya.

"Coklat sama susu kotak aja mah" jawab Lora yang duduk di samping brangkar Verel.

"Ada lagi?"

"Enggak mah, itu aja"

"Ya udah kami pergi dulu ya."

"Iya mah, hati - hati mah, tan"

"Iya sayang"

15 menit kemudian Amora dan Daniah sudah sampai dengan membawa banyak cemilan serta nasi untuk makan malam.

"Sayang ayo kita makan dulu" ucap Amora pada Lora.

"Enggak mah, tadi Lora udah makan, tadi kak Vito yang beliin mah" jawab Alora.

"Ya sudah kalau kamu sudah makan, tapi kalau masih lapar ini ada nasi untuk kamu nak" jawab Daniah.

"Iya tante makasih"

"Sama-sama sayang"

Di saat semuanya orang sedang asik makan, dan Alora sibuk mengamati wajah damai Verel. Tangan Verel bergerak dan tak lama kemudian terdengar suara ringisan dari mulut Verel.

"Pak? apa bapak sudah siuman?" tanya Alora pelan.

"Apa ada yang sakit pak?" tanya Alora lagi.

"Saya ada di mana?" tanya Verel dengan suara lemah.

"Bapak ada di rumah sakit sekarang" jawab Alora.

"Air"

"Baik pak, saya ambilkan" jawab Alora sambil mengambilkan air minum untuk Verel. Setelah itu Alora membantu Verel untuk minum.

"Makasih"

"Sama-sama pak, apa bapak masih merasakan sakit? biar saya panggilkan dokter dulu" ucap Alora.

"Hmm"

Setelah mendengar sahutan dari Verel barulah Alora bangkit dari tempat duduk nya, menuju tempat dokter. Tak lebih dari 5 menit Alora sudah kembali dengan membawa dokter dan beberapa orang perawat yang menemani dokter tersebut.

"Loh, kok kamu manggil dokter sayang?" tanya Amora.

"Iya mah, pak Verel udah siuman jadi nya Lora panggil dokter untuk di periksa." jawab Alora.

"Emangnya kapan siuman nya nak? kok kamu gak bilang sama kami?" tanya Xavier.

"Dari 10 menit yang lalu pah" sahut Alora.

"Kenapa gak bilang sama nak kalau Verel sudah siuman?" tanya Hans

"Gak papa om, lagian Pak Verel nya bilang jangan bilang sama kalian jadi Lora gak bilang deh"

"Ya Allah nurut banget kamu sayang, tapi harus nya kamu kasih tau juga sama kami nak, ya udah kita tunggu dulu biar dokter yang periksa Verel" Ucap Hans.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Daniah setelah dokter memeriksa keadaan Verel.

"Keadaan anak ibu sudah membaik, pak Verel hanya butuh istirahat saja untuk pemulihan dari cidera yang ia alami." jawab dokter tersebut.

"Kapan saya bisa pulang dok?" tanya Verel.

"Ini anak baru juga sadar udah nanya kapan bisa pulang" semprot Daniah sambil mengendus kesal akan sifat Verel.

"Kalau di tanya kapan pulang nya, itu tergantung sama kesehatan pak Verel. Jika masa pemulihan nya atau tubuh bapak sudah seperti semula,maka akan cepat pulang. Jadi intinya tergantung perkembangan kesehatan bapak" jawab dokter tersebut.

"Saya sudah menulis resep obat yang harus di tebus. Obatnya selalu di minum, agar cidera yang ada di kepala pak Verel lebih cepat sembuh. Saya permisi dulu, jika ada yang ingin ditanyakan lagi boleh datang ke ruangan saya" pamit dokter muda tersebut.

Setelah dokter beserta perawat nya keluar, Hans pun juga ikut keluar untuk menebus obat yang sudah di resep dokter.

"Verel mamah mau tanya, kenapa kamu bisa di keroyok preman kayak gini?" tanya Daniah to the point.

"Verel pun gak tau mah, tiba-tiba mobil Verel di hadang preman terus, waktu Verel turun dari mobil langsung di hajar, saat Verel lengahnya kepala Verel di pukul pakai balok yang mereka bawa. Mobil Verel di ambil mereka, ya Verel kejar lah mereka. Sebagian dari mereka sudah pergi dan sebagian lagi menghajar Verel. Saat Verel hampir pingsan Verel ada lihat cewek yang nolong Verel tapi Verel gak bisa lihat dengan jelas" Ucap Verel bercerita panjang kali lebar tetap dengan wajah dingin tapi aneh nya Verel mau bercerita panjang kali lebar itulah yang membuat Alora semangkin terkesima dengan Verel.

"Oo, jadi gitu ceritanya. Untung Ada nak Lora yang bantuin kamu, kalau enggak mungkin kamu udah gak ada lagi" jawab Daniah.

"Itu lah tu, udah dibilang kemanapun dan dimana pun bawa bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga kamu, kalau kayak gini siapa yang mau di salahkan?" Imel Daniah.

"Aku tuh, bukan anak kecil lagi mah, jadi stop perlakukan aku seperti anak kecil" jawab Verel dengan kesal akan sifat ibunya yang selalu memperlakukan dirinya seperti anak kecil, padahal umur Verel sekarang 24 tahun.

"Aku itu di mata mama tetap anak kecil, itu gak akan berubah tau kamu!"

"Terserah mama aja lah, pusing berdebat sama mamah."

"Emm, maaf mengganggu, Lora izin tidur dulu ya, soalnya udah malam besok harus bangun pagi" ucap Alora sambil menggaruk telinga yang tidak gatal.

"Ah iya jeng, karna Verel sudah siuman kami mau pamit pulang dulu udah malam" ucap Amora.

"Eh jeng tidur disini aja, soalnya ini udah larut banget, gak baik keluar lagi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Di sini ada 2 kamar untuk ditempati, pakai kamar itu aja. Saya bisa tidur di ruangan atas sama suami saya" Ucap Daniah.

"Iya bro nginap disini aja malam ni, lagian udah larut juga. Jangan mikir tempat tidur, ruang ini luar ada dua kamar yang kosong, saya sama istri saja tidur dilantai atas. Ruangan ini bertingkat jadi tenang aja gak usah mikirin yang lain lagi" Ucap Hans.

"Ya udah kalau gitu, kami nginap disini malam ini. Lagian kalau pun pulang gak mungkin" jawab Xavier.

Bersambung......

Jangan lupa like, komen, favorit ya guys see you next chapter bye bye 👋👋👋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!