Kini Halwa sudah siap dengan tunik dan celana kulot milik nya dan hijab pashmina yang tetap menutup dada itu namun sangat cantik dan cocok dengan gaya nya.
Halwa turun dengan membawa tas kecil di pundak nya yang hanya dia gunakan sebagai tas untuk menyimpan ponsel saja dan mungkin beberapa lembar uang.
“Ck, cantik banget sih putri bunda.” Ucap bunda Aisyah yang memang melihat Halwa lebih dulu.
Halwa pun tersenyum mendengar hal itu lalu dia beralih menatap Alam dan ayah nya yang juga menatap nya dengan kagum.
“Ayah, Aa jangan menatapku seperti itu. Nanti cantikku ini hilang.” Ucap Halwa bercanda.
Ayah Akbar dan Alam pun seketika terkekeh bersamaan mendengar ucapan Halwa itu, “Tenang aja nak. Kecantikan dan keanggunan yang kamu miliki itu adalah warisan dari bundamu. Sudah sepaket dari lahir. Jadi tidak akan luntur dan hilang hanya karena kami pandangi.” Ucap ayah Akbar.
“Ck, ayah. Aku juga tahu. Ayah terlalu serius deh. Gak bisa di ajak bercanda.” Timpal Halwa.
“Sudah, jangan berdebat lagi. Lebih baik sana. Ayo berangkat dari pada nanti kalian terlambat datang menonton konser nya.” Ucap bunda Aisyah.
Halwa dan Alam yang mendengar ucapan bunda Aisyah pun seketika saling memandang, “Baiklah. Jika memang begitu. Halwa pamit. Ayah sama bunda baik-baik di rumah.” Ucap Halwa segera mencium punggung tangan kedua orang tua nya itu dan tidak lupa dengan kecupan di pipi mereka yang memang sudah menjadi kebiasaan Halwa setiap pamitan kepada kedua orang tua nya itu.
Alam pun segera berdiri dan juga ikut menyalami kedua orang tua Halwa itu. Lalu mereka segera pamit dan keluar menuju pintu keluar. Ayah Akbar dan bunda Aisyah tidak ikut mengantar dan hanya melihat dari ruang keluarga saja. Mereka saling memandang satu sama lain seolah mata mereka bicara dan apa yang mereka pikirkan itu bisa saling terhubung satu sama lain.
Di sisi Halwa dan Alam kini mereka sedang berada dalam perjalanan menuju lokasi konser music itu di adakan.
“Neng, ini ada camilan untukmu.” Ucap Alam membuka dasbor mobil di hadapan nya itu.
“Ck, Aa sudah biar neng sendiri yang mengambil nya. Neng kan memang sudah hafal tempat ini. Tapi tadi seperti nya gak ada apa-apa di sini. Kosong. Kapan Aa mengisi nya lagi?” tanya Halwa yang mulai membuka salah satu snack itu.
“Tadi saat Aa pulang kerja.” Jawab Alam.
Halwa pun mengangguk dan tidak bertanya lagi. Dia memilih menikmati snack kesukaan nya itu dari pada bicara. Alam pun tidak mempermasalahkan hal itu. Dia tidak keberatan sama sekali dengan apa yang di lakukan oleh sahabat nya itu.
“Aa aku mau tanya, kenapa Aa mau mengajakku ke konser music padahal Aa tahu dan hafal betul bahwa aku tidak begitu menyukai konser music. Tidak ada alasan khusus kan?” tanya Halwa menatap Alam lekat setelah camilan nya itu habis.
Alam pun tersenyum lalu menggeleng, “Apakah harus butuh alasan khusus untuk mengajak sahabatku jalan. Aa memang tahu neng tidak suka konser music tapi apa salah nya mencoba sesuatu yang tidak kita sukai agar hidup kita bisa sedikit bervariasi.” Ucap Alam penuh makna.
Halwa pun mengangguk-ngangguk, “Hmm, Aa benar juga. Seperti nya aku memang harus mencoba hal ini agar hidupku tidak membosankan. Aku mungkin terlalu serius.” Ucap Halwa.
“Kamu salah memaknai apa maksud dari perkataanku lagi neng.” Batin Alam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments