Bab 05 : Membuat proposal bisnis.

Ryu masuk ke kamar pukul sepuluh malam. Dia duduk di kursi belajarnya, Ryu mengambil pena dan menuliskan semua informasi yang dia ingat di kehidupan sebelumnya.

"Hmm.. sayangnya aku nggak begitu tahu banyak mengenai Equalitsm di tahun 2008. Tapi setidaknya aku tau apa saja yang akan viral di tahun ini. Emm.. yang paling dekat adalah momen pesta olimpiade di Beijing, dimana negara ini akan memenangkan dua piala emas dalam perlombaan bulu tangkis dan satu piala emas di cabang renang. Apa yang bisa aku ambil dari momen ini ya?" Ryu menuliskan informasi yang dia ingat di masa lalu sambil memikirkan ide untuk membuat suatu gebrakan.

"Seharusnya aku bisa manfaatkan kejadian yang aku sudah tau, tapi gimana cara memanfaatkannya?" Ryu memutar otak, menggabungkan serpihan-serpihan informasi yang dia tahu.

Karena terlalu sibuk merancang strategi tak terasa Ryu melewatkan jam tidur.

"Hoam.." Ryu menguap, dia menggosok-gosok kelopak matanya.

Ryu melirik jam dinding.

"Masih jam tiga pagi, masih ada waktu buat tidur." tak lama setelah berbaring di kasur Ryu tertidur pulas.

......................

Tok.. tok.. tok..

"Ryu bangun! Kamu bisa terlambat kalau nggak segera  bangun!" Anita mengetuk-ngetuk pintu kamar Ryu.

Ryu menggeliat, dia mendengar suara ibunya namun matanya begitu berat untuk dibuka, seperti ada gembok yang mengatupkannya.

"Argh.. sial! Gara-gara semalam nggak bisa tidur sekarang mataku berat banget buat dibuka."

Ryu masih berguling-guling di kasurnya agar matanya cepat terasa ringan untuk dibuka namun malah semakin berat untuk bangun.

" Ryu! Bangun! Bihun goreng plus telur mata sapi udah siap! Buruan mandi!" teriak Anita sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Ryu lagi.

"Iya bu! Aku udah bangun kok!" seketika gembok di kelopak mata Ryu terbuka, ternyata kuncinya adalah bihun goreng dan telur mata sapi.

Ryu keluar kamar dan bau harum bihun goreng benar-benar membuatnya terbangun. Ryu bergegas mandi agar bisa cepat menyantap masakan ibunya.

......................

Ryu bersama kedua orang tuanya sedang menikmati makan pagi.

"Belakangan ini di kantor hampir semua orang membicarakan olimpiade musim panas di Beijing bulan depan. Ckck.. antusiasnya ternyata cukup besar." kata Toni.

Ryu melirik ke arah ayahnya, "Kenapa gitu Yah? Memang di tahun-tahun sebelumnya nggak ada antusias dari masyarakat soal olimpiade musim panas?" tanya Ryu penasaran. Di kehidupan sebelumnya dia tidak pernah mengikuti berita olahraga, sama sekali tidak tertarik.

"Berbeda dari sebelum-sebelumnya, tahun ini pemerintah sudah menggelontor uang banyak buat melatih atlet-atlet yang akan di kirim ke ajang tingkat dunia itu. Dan pemerintah juga menjanjikan hadiah besar untuk para atlet jika berhasil membawa piala pulang ke negara ini. Jadi karena hal itu masyarakat antusias menantikan gelaran event olimpiade musim panas kali ini." jelas Toni.

Tiba-tiba Ryu menemukan sebuah ide. 

"Emm.. maaf Yah, Ibu, Ryu mau berangkat magang, takut terlambat." Ryu ingin cepat-cepat ke kantor untuk mengetik idenya.

"Ayo ayah antar." 

Ryu diantar Toni berangkat ke kantor Equaitsm.

Sesampainya di kantor Ryu segera menuliskan ide yang tiba-tiba muncul saat sedang berbincang dengan ayahnya di meja makan tadi.

Ryu membuat sebuah proposal tentang impor ponsel pintar merek Cina yang belum ada di negara ini.

Menurut ingatan Ryu, ponsel pintar merek Cina baru masuk ke negara ini pada tahun 2010.

Ryu ingin membuat sebuah ide bisnis baru mengenai impor ponsel pintar asal Cina dengan keunggulan murah dan berkualitas baik.

Saat ini ponsel pintar belum begitu familiar di negara ini, namun sebuah brand ponsel pintar asal Amerika Serikat dan sebuah barang elektronik dan ponsel pintar dari Korea Selatan sudah mulai masuk ke negara ini.

Namun baru masyarakat kelas atas yang mulai beralih ke ponsel pintar.

Ryu membuat proposal bisnis impor ponsel pintar dari Cina dan menggunakan sistem penjualan online untuk menghemat biaya marketing. Karena dengan cara ini perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa tempat dan gaji karyawan seperti yang sekarang masih berjalan.

Ryu juga memanfaatkan olimpiade musim panas sebagai cara mereka untuk marketing. Ryu membuat proposal pengajuan sponsor untuk acara berkelas internasional itu agar nama Equalitsm menjadi semakin terkenal.

"Nanti sore ada upacara perayaan ulang tahun bapak Tan Berlin. Aku harus bisa mengajukan proposal ini!" Ryu sedang menunggu hasil print dari proposalnya.

......................

Hari ini jam pulang kerja dimajukan satu jam, seluruh karyawan akan berkumpul di aula perusahaan untuk merayakan ulang tahun ke lima puluh lima tahun Tan Berlin.

Ryu membawa proposalnya, dia berencana memberikan proposal itu pada Tan Berlin saat acara berlangsung.

Ryu sudah berada di aula bersama karyawan lainnya. Tak lama Tan Berlin memasuki aula bersama petinggi perusahaan lainnya.

Tan Berlin duduk di kursi khusus, di depan ratusan karyawan Equalitsm.

Tan Berlin naik ke atas panggung untuk memberikan sambutan.

Tepuk tangan seluruh karyawan menyambut bos besar mereka memulai sambutan.

Ryu mengikat ulang tali sepatunya, dia bersiap untuk melakukan hal nekat.

'Cuman ini caranya untuk bisa menarik perhatian bapak Tan Berlin. Apapun konsekuensinya nanti bakal aku terima.' Ryu berancang-ancang dari tempat duduknya.

Tepuk tangan kembali riuh mengiringi Tan Berlin turun dari panggung.

Ryu segera berlari menuju Tan Berlin lalu berlutut tepat di depannya.

"Selamat ulang tahun bapak Tan Berlin, ini hadiah untuk bapak dari saya." Ryu menyodorkan proposalnya.

"Hey! Anak magang lancang sekali kamu?" teriak Felix.

Felix meminta bantuan staf pengaman untuk membawa Ryu.

Dua orang petugas pengaman menarik Ryu keluar dari aula, proposalnya terjatuh.

"Bapak Tan Berlin, tolong baca proposal saya. Saya mohon percaya pada saya." Ryu berteriak.

Tan mengambil proposal Ryu yang terjatuh di lantai lalu pergi dari aula.

......................

Ryu dibawa ke ruang HRD, dia menghadap ke salah seorang staff HRD.

Staf HRD senior itu bernama Nina.

"Nayaka Ryu kamu nggak diajarin tata krama ya di kampus?" Nina melipat melipat kedua tangannya di dada.

'Gimana ini? Gimana kalau aku dikeluarkan dari perusahaan? Gimana kalau aku akhirnya di skors dari kampus?' kekhawatiran timbul di dalam hati Ryu.

"Ryu! Kamu dengar saya kan?"

"Aaaak.. aaaak.. aaaaaak.." Ryu berpura-pura sakit perut, dia pura-pura terjatuh kesakitan, hingga berguling-guling di lantai.

"Heh.. kamu ini kenapa?" Nina panik.

Drrt.. drrrt..

Telepon masuk, Nina mengangkat telepon.

"Halo?"

"Oh? Bapak Tan? Bagaimana Pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Nina, mengabaikan Ryu yang masih berguling-guling di lantai.

"Baik pak." Nina menutup telepon.

"Ryu! Bapak Tan Berlin memanggilmu! Ayo aku antar ke ruangannya. Jangan pura-pura kesurupan gitu!" Nina berjalan melewati Ryu.

"Bapak Tan Berlin memanggilku?" Ryu segera berdiri dan berjalan mengikuti Nina.

Bersambung..

Jangan lupa like, komen, subscribe, nilai dan jejak lainnya, terima kasih..

Terpopuler

Comments

Agusrita Wijayanti

Agusrita Wijayanti

Ryu....ryu...ada2 aja 🤭

2023-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!