Bab 03 : Membeli saham murah!

Ryu duduk di kursi paling belakang di dalam bus kota.

Kepalanya menyandar pada kaca bus, pandangannya kosong melihat pemandangan kota yang belum sepadat tahun 2023.

Gedung apartemen masih belum begitu banyak, hotel-hotel kecil masih belum ada.

Bus kota masih mondar-mandir menghiasi jalan, mobil-mobil belum terlalu banyak. Masih ada orang-orang yang bersepeda bukan untuk mengikuti trend melainkan memang dipakai untuk alat transportasi sehari-hari.

'Ternyata dalam waktu lima belas tahun aja kota dan negara ini mengalami perubahan yang cukup signifikan.' batin Ryu.

Ryu turun dari bus kota, dia masih harus berjalan sekitar dua kilometer untuk sampai ke rumahnya. Terik matahari sudah condong ke barat, angin berhembus cukup kencang menyapu dedaunan yang jatuh ke tanah. Ryu menyusuri jalanan yang penuh kenangan itu, ada kenangan suka ada juga kenangan duka yang terjadi di jalan itu.

Ryu masuk ke rumah, ada sang ayah sedang duduk di sofa ruang keluarga sedang membaca koran. “Gimana Ryu? Berhasil daftar di perusahaan yang kamu mau?” tanya Toni.

Ryu menanggung canggung.

“Syukurlah, ayah ikut senang dengarnya. Semoga kamu terpilih ya dan bisa magang di perusahaan yang kamu mau itu.” Toni tampak senang.

“Emm.. iya Yah. Ryu masuk kamar dulu.” Ryu masuk ke kamarnya meninggalkan Toni yang semakin cemas karena perubahan sikap Ryu yang mendadak menjadi dingin.

“Hahh..” Ryu membanting badan di atas kasur. Dia masih bingung bagaimana harus bersikap pada ayahnya. Hatinya sudah terlanjur merasakan luka.

“Bisa jadi saat ini ayah belum selingkuh, mungkin aja aku bisa mencegahnya buat selingkuh!” tiba-tiba saja Ryu memiliki ide untuk tetap dekat dengan ayahnya agar ayahnya tidak selingkuh.

Ryu keluar dari kamar, dia menghampiri Toni. “Yah.. main badminton yuk!” ajak Ryu.

“Oke, yuk.” Toni sangat senang akhirnya Ryu kembali bersikap hangat padanya.

Ryu dan Toni pergi ke lapangan badminton yang berada di depan balai warga di kampungnya. Mereka berdua bermain badminton dengan semangat, Ryu tertawa lepas bersama ayahnya. 

Ryu dan Toni berjalan pulang ke rumah, matahari sudah mulai tenggelam. Langit senja terlihat sangat indah.

“Yah.. ada yang mau aku tanyakan pada ayah.” Ryu memberanikan diri untuk memulai pembicaraan serius.

“Apa Ryu? Tanya aja!”

“Apa ayah pernah merasa menyesal menikah dengan ibu?”

“Kamu ini ada-ada aja Ryu, nggak ada dong! Ayah sangat mencintai ibumu, apalagi Tuhan melalui rahimnya menitipkan anak baik ini.” Toni mengelus rambut Ryu.

“Janji ya Yah jangan berkhianat. Ayah jangan khawatir soal uang, Ryu bakal menghasilkan banyak uang dan mengangkat derajat keluarga kita. Tugas ayah hanya terus setia kepada ibu.” Di kehidupan sebelumnya Toni selingkuh dengan janda kaya.

Toni menghentikan langkahnya, dia menatap Ryu penuh tanda tanya.

“Ryu, ayah berjanji nggak bakal berkhianat pada kalian.” 

Ryu tahu bahwa ayahnya berkata jujur kali ini, dia semakin tidak tahu mengapa di kehidupan lalu ayahnya memilih untuk selingkuh.

“Ryu! Ayah!” Anita melambaikan tangan dari kejauhan.

“Hati-hati Bu, jangan lari.” seru Ryu dan Toni melihat Anita lari menghampiri mereka.

“Kalian habis main badminton ya?” tanya Anita.

“Iya Bu.” jawab Ryu, dia mengambil tas kresek yang dibawa Anita.

“Gimana kamu berhasil daftar di perusahaan yang kamu inginkan?” tanya Anita.

“Iya Bu berkat Ayah. Kalau aku terlambat satu menit aja pasti gagal, karena kau dapat formulir terakhir.” jelas Ryu.

“Hebat dong! Kalau gitu ibu bakal masak yang enak buat kalian berdua.”

“Asik nih.” kata Toni.

Ryu merasa senang dia bisa merasakan lagi memiliki keluarga yang utuh.

......................

Malam hari Ryu menulis semua informasi yang dia ingat tentang Equlitsm pada tahun 2008. Pada tahun ini CEO yang menjabat adalah Tan Berlin, ayah Hans. Tan Berlin membangun Equalitsm pada tahun 1999, dengan kegigihannya dia berhasil menjadikan Equalitsm masuk jajaran perusahaan dengan pertumbuhan di atas rata-rata.

“Hans kembali ke negara ini saat dia lulus S2 pada tahun 2012. Artinya tahun ini dia masih berada di Inggris, aku harus pakai peluang ini untuk menarik hati Tan Berlin.” 

Ryu menulis beberapa rencana bisnis untuk menarik hati Tan Berlin.

......................

Keesokan harinya Ryu datang ke kampus untuk melihat hasil penerimaan karyawan magang.

Daftar nama mahasiswa yang diterima magang di perusahaan Equalitsm.

xxx

xxx

xxx

xxx

Nayaka Ryu ( Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Administrasi Bisnis )

Ryu tersenyum bangga namanya ada dalam daftar mahasiswa yang diterima untuk magang di Equalitsm.

Ryu berjalan ke lorong tempat koran di tempel. Dia membaca headline berita.

Harga saham Bank Masyarakat Sejahtera anjlok!

'Benar juga! Tahun ini BMS dilanda kerugian besar karena masalah penggelapan dana komisarisnya. Kalau aku membeli saham mereka kali ini aku bisa kaya raya di kemudian hari karena BMS akan bangkit lagi dan menjadi bank dengan harga saham termahal!' batin Ryu

Ryu berlari keluar kampus, di otaknya terhitung secara otomatis keuntungan yang akan didapat di kemudian hari.

'Artinya kalau aku membeli seratus lot saham BMS hari ini maka uang yang akan aku lepaskan satu juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah. Kalau aku membiarkannya selama lima tahun ditambah dividen yang akan aku terima bisa lima belas kali lipat uang yang akan aku terima' Ryu membayangkan betapa kayanya dia jika berhasil membeli saham dengan jumlah yang banyak.

“Tunggu! Apa aku harus membelinya langsung ke gedung bursa efek?” Ryu berhenti sejenak di pinggir jalan raya.

Papan hologram muncul.

...[Benar sekali! Karena pembelian saham saat ini masih dilakukan secara manual belum memasuki era digitalisasi.]...

Ryu menepuk jidatnya.

"Tapi aku belum pernah melakukannya." gumam Ryu.

[Tenang saja sistem akan memandu alur pembelian saham.]

"Oke, mari kita coba."

...[Sebelumnya Ryu harus mengambil uang terlebih dahulu karena pembelian saham menggunakan uang cash!]...

"Astaga.. susah ya!" Ryu harus menyesuaikan diri dengan keadaan dimana digitalisasi masih belum berkembang.

Ryu pergi ke mesin ATM untuk mengambil uang, dia lalu pergi ke gedung bursa efek.

Papan hologram membantu Ryu untuk membeli saham.

Tidak seperti tahun 2023, pada tahun 2008 pembelian saham masih secara manual dan terbilang ribet.

Calon investor berbondong-bondong memantau harga saham di layar super besar. Jika sudah mantap maka calon investor akan bertatap muka dengan sales, setelah itu investor harus antri untuk mendapatkan sertifikat kepemilikan saham secara fisik.

Ryu melihat nomor antriannya '47' sedangkan di loket pengambilan sertifikat kepemilikan saham baru sampai nomor tiga puluh delapan.

"Huft.. melelahkan beli saham pada tahun ini, padahal kalau di tahun 2023 tinggal duduk manis aja." gumam Ryu.

Seseorang menepuk pundak Ryu, membuatnya terperanjat kaget.

"Anak muda membeli saham?" kata seorang lelaki paruh baya.

"Iya pak untuk praktik mata kuliah." Ryu berbohong agar tidak terlihat aneh.

"Wah.. keren, kuliah jurusan apa?"

"Administrasi Bisnis pak."

"Saham perusahaan mana yang kamu beli?"

"BMS pak." jawab Ryu dengan percayadiri.

"Hahaha.. Ya.. ya.. namanya juga baru belajar. Tapi sebagai pemain lama di bursa efek paman akan beri nasihat ya anak muda! Jangan beli saham BMS, memang hari ini harga sahamnya murah, tapi harganya akan terus turun di kemudian hari. Kamu akan rugi kalau membeli saham mereka." Lelaki paruh baya itu merangkul Ryu sok akrab.

Ryu menyeringai, "Kita lihat saja paman bagaimana ke depannya, paman si pemain lama di bursa efek atau si anak muda ini yang akan memiliki keuntungan yang mencengangkan." Ryu melepaskan rangkulan lelaki paruh baya itu lalu pergi begitu saja.

......................

Malam hari Ryu makan malam bersama ibunya karena ayahnya belum pulang. Ryu menoleh ke arah jam dinding sudah pukul sembilan malam namun Ayahnya masih belum juga terlihat pulang ke rumah.

"Ayah belum pulang Bu?" tanya Ryu.

"Belum, tadi pagi ayahmu pamit pulang telat karena ada acara makan malam sesama pengemudi taksi di kantor." kata Anita sambil menghidangkan lauk di meja makan.

"Tumben sekali biasanya tidak ada acara seperti itu." Ryu menaruh curiga pada ayahnya.

"Mungkin karena bulan lalu target terpenuhi hingga seratus delapan puluh persen makanya mereka makan-makan. Yuk kita juga mulai makan." Anita dan Ryu mulai makan dengan tenang.

"Biar aku aja bu yang mencuci piringnya." Ryu mencuci piring sedangkan Anita mulai membuka mesin jahitnya, menjahit baju adalah pekerjaan sampingannya.

"Emm.. bu, apa ibu nggak pernah curiga sama ayah?" Ryu masih mencuci piring.

"Apa yang mau dicurigai dari ayahmu Ryu? Ganteng? Nggak! Kaya? Nggak! Jadi ya ibu nggak ada curiga sama sekali. Kenapa memang?"

"Tapi kan ada bu wanita yang memang suka merebut lelaki lain walau nggak ganteng dan nggak kaya."

"Hehe.. tapi banyak lelaki yang lebih dari ayahmu buat dijadikan simpanan." Anita tertawa kecil.

"Udah selesai bu, Ryu masuk kamar dulu." Ryu masuk ke kamar.

"Ada ada aja Ryu ini, hehe.." gumam Anita sambil mulai menjahit. 

Bersambung..

Jangan lupa like, komen, subscribe, vote dan jejak lainnya, terima kasih🙇‍♀️

Terpopuler

Comments

Alcatraz

Alcatraz

mantap lanjutkan Thorrr upnya dan semangat 💪👍

2023-03-06

2

Narno Narno

Narno Narno

keren Ryu , lanjut Thor 👍

2023-03-02

0

Agusrita Wijayanti

Agusrita Wijayanti

lanjut thor......

2023-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!