Ryu memberanikan diri membuka pintu kamarnya, tepat di depan matanya sang ibu berdiri. “Ibu?” Ryu hampir meneteskan air mata karena dia sangat merindukan ibunya.
Di masa lalu ibu Ryu pergi meninggalkannya pada tahun 2012 karena kecewa terhadap ayah Ryu yang ketahuan selingkuh.
“Kenapa kamu lihat ibu begitu? Ryu?” Anita melambai-lambaikan tangan di depan wajah anak semata wayangnya itu.
Ryu memeluk sang ibu erat, dia tidak percaya bisa memeluk ibunya lagi, memeluk orang yang paling dia sayangi.
“Ryu? Kamu kenapa sih? Nanti kaos kamu kotor loh, ini ibu masih pakai celemek bekas cipratan minyak goreng.” Anita berusaha melepaskan diri dari pelukan Ryu.
“Hehe.. nggak apa bu, Ryu senang bisa lihat ibu lagi.”
“Berlebihan banget sih, padahal setiap hari juga ketemu. Mandi sana, nanti telat berangkat ke kampus. Katanya hari ini adalah hari pendaftaran magang kan? Nanti kalau telat dapat perusahaan yang jelek loh.” Anita mengomel sambil berjalan menuju dapur.
“Magang?” Ryu mengingat-ingat kejadian hari ini.
Papan hologram muncul.
...[Misi pertama : Mendaftar magang di perusahan Equalitsm. Reward : Uang sebesar dua juta rupiah.]...
“Daftar magang di Equalitsm? Hmm.. waktu itu aku gagal mendaftar karena kehabisan formulirnya jadi aku terpaksa daftar di perusahaan lain.” Ryu melihat jam dinding 05:40.
“Aku harus cepat-cepat mandi nih.” Ryu berlari menuju kamar mandi.
BRUUUK!
Dia bertabrakan dengan Toni, ayahnya.
“Ryu hati-hati dong.” kata Toni.
Ryu melihat ayahnya, rasa bencinya menyeruak.
“Ryu? Hey! Kenapa melamun begitu sih? Mau mandi? Ya sudah sana, ayah nanti aja habis kamu.” Toni berjalan keluar rumah.
Ryu masuk ke kamar mandi, dia cepat-cepat mandi lalu bersiap berangkat ke kampus.
Ryu menggendong tas punggungnya, cepat-cepat memakai sepatu.
“Eh.. Ryu mau kemana? Sini makan dulu, ayah udah nungguin di meja makan.” ajak Anita.
“Tapi Ryu buru-buru bu, penting ini! Aku harus berhasil daftar magang di perusahaan Equalitsm dan merubah takdir kita.”
Anita memiringkan kepalanya, sedikit bingung dengan kata-kata Ryu.
“Ya sudah ayo ayah antar kalau gitu.” Toni bersiap untuk pergi.
“Eh? Terus masakan ibu gimana? Masa nggak ada yang makan?” protes Anita.
“Nanti ayah pulang lagi bu setelah antar Ryu.”
Ryu hanya diam, dia sebenarnya tidak ingin menerima bantuan dari ayahnya tapi apa boleh buat dia harus cepat-cepat sampai di kampus.
“Yuk Ryu.” Toni keluar rumah.
“Maaf ya bu, nanti malam Ryu makan di rumah kok, dah ibu.” Ryu bersalaman dan mencium tangan ibunya lalu buru-buru keluar rumah, dia masuk ke taksi yang dikendarai ayahnya.
Toni adalah seorang supir taksi yang menggantungkan hidup dari hasil setoran. Sedangkan Anita adalah seorang pembantu rumah tangga.
Ryu bisa kuliah karena dia menerima beasiswa penuh karena prestasinya memenangkan olimpiade administrasi bisnis saat masih SMK.
Ryu menyalakan radio yang ada di taksi untuk mengusir suasana canggung antara dirinya dan Toni.
“Kamu grogi ya sampai jadi pendiam gitu? Tenang aja Ryu ayah bakal ngebut, kamu pasti berhasil kebagian formulir magang di perusahaan yang kamu inginkan.” kata Toni sambil fokus mengemudi.
Ryu hanya diam dia masih belum terbiasa untuk bicara pada ayahnya. Di masa lampau Ryu sudah memutus hubungan dengan ayahnya sejak menikah lagi dengan wanita pelakor yang membuat keluarga Ryu terpecah.
Taksi yang dikendarai Toni berhenti di gerbang kampus Universitas Nusa Bangsa. Ryu hendak turun dari taksi tapi dia ingat bahwa kebiasaannya dulu adalah bersalaman dan mencium tangan kedua orang tuanya.
Ryu menarik nafas panjang, dia meraih tangan sang ayah lalu menciumnya. “Ryu pergi dulu ya Yah.” Ryu keluar dari taksi.
“Ada apa dengan Ryu? Kok seperti ada yang aneh? Apa dia marah sama aku? Tapi semalam kita baik-baik aja, bahkan main kartu bareng.” Toni bingung kenapa sikap Ryu menjadi berbeda.
......................
Ryu berlari menyusuri jalan utama masuk ke kampusnya, dia menikmati energi mudanya kembali, menghirup udara tahun 2008 membuatnya bersemangat 2.000 kali lipat.
“Huft.. untung aja masih ingat jalan menuju Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.” Ryu sampai di gedung kampus utama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sudah lumayan banyak mahasiswa yang datang untuk antri pengambilan formulir. Ryu antri di deretan mahasiswa yang mendaftar magang di perusahaan Equalitsm.
Pada tahun 2008 ini, Equalitsm masih menjadi perusahaan yang bergerak di bidang impor barang elektronik dan menjadi hulu distribusinya.
Ryu menggerak-gerakan kakinya, dia masih antri untuk mendapatkan formulir pendaftaran magang. Beberapa mahasiswa sudah mendapat formulir, 'Duh.. gimana ini kalau aku gagal dapat formulir? Apa misinya dianggap gagal begitu saja lalu aku langsung mati?' ujar Ryu dalam hati.
Tinggal lima orang lagi, Ryu semakin risau karena dia melihat tumpukan lembar formulir sudah terlihat sangat tipis.
"Ini formulir terakhir, maaf untuk formulir pendaftaran magang di perusahaan Equalitsm sudah habis." seru petugas pembagi formulir.
Ryu menerima formulir terakhir, dia merasa sangat bersyukur.
Ryu langsung mengisi formulir tersebut dengan semangat.
"Hmm.. sebaiknya diisi apa ya supaya pihak Equalitsm melirik aku untuk menjadi anak magang?" Ryu berpikir sejenak untuk mengisi kolom alasan mengapa ingin mendaftar magang di Equalistm.
Ryu teringat di kehidupan sebelumnya Hans pernah menceritakan bahwa ayahnya, founder Equalistm sangat menyukai orang yang suka berinovasi dan memiliki ide out of the box.
Ryu memakainya untuk menulis kolom alasan.
"Kalau bapak Tan Berlin membacanya pasti aku langsung dipilih!" Ryu merasa sangat percaya diri karena memang sejatinya dia tahu banyak mengenai Equalitsm.
Papan hologram muncul,
...[Selamat reward misi pertama sudah masuk ke akun anda!]...
Ryu tersenyum senang. Ryu membuka tasnya, mencari jadwal kuliah.
"Huft.. mau ngapain nih? Kuliah masih mulai satu jam lagi." Ryu berjalan mengelilingi kampusnya, dia serasa bernostalgia namun ini nyata.
Ryu berjalan tanpa arah hingga sampai di kantin fakultas hukum, dia melihat sosok yang tak asing.
Celine! Wanita yang pernah memacarinya, namun dia membuat Ryu terpuruk di kehidupan sebelumnya karena ternyata Celine hanya memanfaatkannya saja.
Ryu berjalan mendekati Celine yang sedang asik mengobrol dengan beberapa temannya.
Ryu akan mengubah takdirnya, dia tidak ingin diputuskan oleh Celine, melainkan dialah yang akan memutuskan Celine di depan teman-temannya.
"Kamu masih pacaran dengan si anak FISIP itu?" tanya seorang teman pada Celine.
"Masih, tapi sebentar lagi mau aku buang! Nggak level sih sama dia, miskin gitu, nggak bisa traktir makan enak, nggak bisa beliin tas mahal, buat apa coba? Iya nggak?" Celine dengan bangganya menjelek-jelekan Ryu di depan teman-temannya.
Ryu mendekati Celine.
"Eh.. Ryu? Aku SMS semalam kenapa nggak dibalas sih?" tanya Celine, pura-pura sok baik. Teman-temannya menahan tawa melihat Ryu.
"Emm.. Cel, maaf ya kayaknya aku nggak bisa melanjutkan hubungan ini." kata-kata Ryu bak petir di siang bolong bagi Celine, pasalnya dia belum pernah diputus oleh pacar-pacarnya sebelumnya. Apalagi di depan teman-temannya, sungguh tamparan yang memalukan bagi Celine.
"Ryu? Kamu ngomong apa sih?" Celine memegang pundak Ryu tapi di tepis.
"Kamu cuman mau manfaatin aku buat urusan KKN kan? Sekarang udah selesai Cel, jadi kamu udah nggak perlu pura-pura baik lagi sama aku. Aku tau kamu dan lelaki itu punya hubungan terlarang."
"Apa sih Ryu? Lelaki? Siapa maksud kamu?" Celine berpura-pura tidak mengerti apa yang Ryu katakan.
"Semoga Dominic bisa selalu kasih makan enak dan tas mahal ke kamu ya Cel." setelah puas mencampakan Celine, Ryu pergi begitu saja.
Celine tidak percaya Ryu menyebut nama teman satu jurusan sekaligus selingkuhannya. Padahal kedekatannya dan Dominic tidak diketahui siapapun karena saat ini Dominic juga masih memiliki pacar.
Ryu menyeringai, selangkah demi selangkah Ryu lalui untuk mengubah takdirnya!
Bersambung...
Jangan lupa subscribe, like, komen, vote dan jejak lainnya, terima kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
mabar
lanjutkan saja ya
2023-03-10
2
Alcatraz
mantap lanjutkan Thorrr upnya
2023-03-06
0
TK
lanjut ✍️
2023-02-24
0