Iklan tak bermoral itu membuat Yana mendapatkan jalan keluar meksipun dengan kesesatan. Dan baru setelah itu, Yana akhirnya tertidur pulas sambil mengatakan maaf dengan lirih pada Vander. "Honey, maafkan aku. Tapi tidak ada jalan lain untuk mempertahankan rumah tangga kita."
Pagi ini Yana sudah lebih baik, selain mendapatkan solusi ia juga sudah kembali berada dikediaman mereka tanpa sanak keluarga yang membuat tekanan batin.
"Spaghetti bolognese dengan daging yang banyak, untuk honey ku." Senyum sudah Yana berikan selebar mungkin tapi Vander tidak ada reaksi membuat wanita itu bingung.
"Ada apa?" Tanya Yana menatap suaminya.
"Maaf...."Kening Yana berkerut mendengar kata itu.
"Untuk?"
"Perkataan Mama waktu itu. Jangan disimpan ya, mungkin Mama hanya marah." Vander sengaja bicara ketika mereka sudah kembali ke rumah karena itu lebih tepat baginya, hanya ada kepala mereka berdua tidak ada ketiga dan seterusnya yang menambah beban baru.
Yana menyentuh tangan itu, dan membuat tatapan mereka bertemu sejenak. "Aku tau, tidak apa. Aku paham, yang jelas kau tidak akan menikah lagi kan?"
"Tentu saja tidak! Hanya kau istriku!" Vander langsung mendekap erat tubuh Yana dan terasa ada air yang mengalir di sana.
"Karena aku yakin kita akan segera diberikan kepercayaan, aku yakin itu!" Yana merasa bara ditangannya mulai menyala karena keyakinan yang sia-sia itu.
'Aku semakin yakin karenanya!' Tekad Yana semakin besar untuk melakukan ide gilanya.
Seperti ucapan Vander, produk baru segera diluncurkan dan untuk itu, Vander pergi ke kota yang menjadi tempat launching.
"Kau yakin tidak mau ku temani?" Vander kembali memastikan karena Yana tengah sakit saat kepergian nya, pria itu bisa saja tidak hadir karena menjaga istrinya.
"Tidak usah, itu namanya tidak profesional dan aku hanya demam sedikit. Nanti juga sembuh, lagipula ada Bibi yang menjaga ku."
"Apa perlu tempat nya ku ganti?"
"Maksudnya?"
"Dirumah kita saja, agar aku bisa menggenggam tangan mu." Wajah Yana bersemu merah mendengar nya.
"Ada-ada saja. Ayo, sudah waktunya."
"Aku pergi, aku akan menghubungi mu setelah tiba. Aku mencintaimu, jangan lupa minum obat tepat waktu."
"Iya, hati-hati. Aku menunggumu, i love you!" Yana berteriak sambil melihat mobil suaminya berjalan menjauh.
Setelah memastikan suaminya sudah pergi, Yana segera mengurus pelayan di rumah nya. Dengan mengatakan ia pergi ke kantor mengurus pekerjaan yang menumpuk setelah merasa baikan apalagi ditambah dengan dokter yang memeriksa dirinya, wanita itu pergi keluar dengan lancar.
"Hanya 7 hari!" Gumam Yana melajukan mobilnya ke kantor sejenak lalu menuju tempat pertemuan nya dengan pria bayarannya.
Tempat yang berbentuk apartemen kecil di sudut kota itu menjadi tempat pertemuan mereka. Apartemen ini adalah apartemen Yana ketika kuliah yang tidak diketahui oleh siapapun bahkan orang tuanya.
Jam dinding menunjukkan pukul 8 malam, Yana merasakan jantungnya berdetak kencang dengan pengkhianatan ini. Ia menatap ponselnya dari nomor telepon yang mengatakan bahwa ia sudah di depan apartemen dan menuju pintu apartemen milik Yana.
Kaki jenjang berkulit terang nan mulus itu menuju pintu dan.....
Sosok pria dengan kaus dan celana jeans hitam sudah menyambut netra Yana. Dari atas hingga bawah, Yana memindai pria itu, sesuai kriterianya. 'Hebat juga!' Yana merasa takjub dengan pilihan calo bayaran yang sangat sesuai dengan keinginannya, baik dari wajah dan tubuh.
"Selamat malam." Pria itu akhirnya bersuara membuat Yana sadar.
"Masuklah!" Perintah Yana dan pintu itu segera tertutup, sekarang dirinya berada di ruangan yang sama dengan pria lain yang bukan suaminya.
"Mana...." Kertas bertuliskan laporan kesehatan itu segera bertatapan dengan manik matanya, Yana membaca laporan kesehatan pria yang akan membuahinya itu.
"Rumah sakit ini..... Sepertinya bos mu sangat bagus! Aku tidak menyangka ia melakukan pemeriksaan di sana." Pria itu tidak menjawab hanya mengangguk saja.
"Apa langsung?" Yana cukup kaget dengan pertanyaan pria itu apalagi ditambah dengan tubuh perfeksionis yang dimilikinya.
Tidak kalah dengan Vander tapi pria itu memiliki kulit yang lebih cerah dibandingkan suaminya, hanya itu perbedaan nya serta manik matanya yang memiliki ciri khas tersendiri yang membuat Yana terhipnotis.
"Kau bicara seperti sudah berpengalaman."
"Ya, kami para pria memiliki naluri yang sangat ahli dalam hal ini. Madam juga tau kan?"
"Aku tidak punya waktu! Kalau begitu mari kita lihat! Apakah kau sungguh hebat?" Yana merasa ditantang oleh pria itu dan senyum memesona terkembang mendengar ucapan Yana.
Tangan kekar itu perlahan melingkar dan Yana tidak merasa marah atau canggung karena ini. Seolah mereka adalah pasangan, tangan serta benda kenyal itu langsung bergerilya di tubuh masing-masing yang akan menjadikan malam ini menjadi milik mereka, bahkan Yana begitu menikmatinya permainan pria yang berada di atasnya itu.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
MC cewek nya buat kesalahan duluan kayak nya
2025-03-22
1
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
hihih... gak ada cara lain kah selain cara itu😑😑🙂 aku kira bisa dengan cara ambil cairannya doang🤭😅
melas bojomu lah nduk..
tapi kali kalo gitu laen ceritanya ya thor✌✌
2023-04-24
3