Hari berlalu, Nara dan Angga semakin akrab, mereka terbiasa berbagi suka dan duka. untung saja orang tua Angga tidak kolot, mereka sangat welcome kepada Nara. mereka sangat terbuka sehingga Nara nyaman di keluarga Angga.
Ini lah yang namanya orang asing menjadi keluarga dan keluarga sendiri menjadi orang asing itulah pikiran Nara sekarang.
"Nara makan yang banyak dan bergizi , biar sehat ujar maminya Angga sambil mengambil kan beberapa lauk pauk ke piring Nara .
"Terimakasih tante, tapi ini banyak sekali." Ujar Nara sambil tersenyum.
"Udah di makan aja, mami gue lagi semangat tuh."
"Ada event apa Tan ?" tanya Nara .
"Alah angga saja kamu percaya." ucap mami Angga sambil melambaikan tangan menyuruh Nara lekas makan.
Jadi gini ya guys, sistem home schooling nya Nara dan Angga tu bergantian tempat, seminggu di rumah Nara, dan seminggu di rumah Angga, jika ada request lain maka itu tergantung tutor setuju atau tidak, pernah kita sekali belajarnya si kafe atau perpustakaan umum dan lainnya, asal itu tadi tutor nya setuju. begitu, tapi harap di ingat lagi ya, ini adalah karangan Author, di larang protes ..hehhe
"Jadi Nara sendirian di Bali?" tanya mami Nita .
"Iya Tan,"
"Terus orang tua Nara dimana?"
"Mama papa Nara sudah meninggal Tan saat Nara masih SMP, dan Nara tinggal sama kakak Nara."
"Di Jakarta?"
"Iya Tan."
"Terus Nara kenapa di Bali sendiri?"
"Nara kabur." jawab Nara santai sambil melahap makannya .
"Santai bener kamu bilang kabur dari rumah ."
"Iya Tan , Nara kan hamil, dari pada Nara di omelin habis-habisan ya Nara kabur aja."
"Kakak kamu tau kamu hamil?" Nara menggeleng.
"Sejak kakak menikah, Kakak sudah enggak peduli lagi sama Nara ." Nara berhenti makan lalu tersenyum getir. mami Nita mengerutkan dahinya melihat ekspresi sedih di wajah cantik itu. " Tapi Nara enggak apa-apa kok Tan, Nara bisa jalanin semua sendiri ." sambungnya lalu kembali melahap makanannya.
"Kan ada Tante juga Angga, jadi kamu enggak sendirian sayang ." ujar nya sambil tersenyum.
"Makasih Tan."
"Kata Angga kamu sebentar lagi melahirkan ya?"
"Iya Tan, sebulan lagi."
"Mau Tante temenin?"
"Udah Angga dulu mih yang mau nemenin Nara lahiran." jawab Angga dengan mulut penuh . dari wajahnya seolah maminya tidak percaya dan bergantian menatap Nara dan Angga. "Iya mih, Angga sudah janji sama Nara." sambung Angga karena melihat maminya seolah tidak percaya.
"Kamu yakin?"
"Yakin dong." ujar Angga percaya diri.
"Kamu pernah melihat video perempuan melahirkan?"
"Yah belum lah mi, buat apa coba?"
"Hedeecchh anak mami, pinter-pinter tapi...." ujarnya kembali dan menggeleng kepala." ya sudah lah, kalau itu mau kamu tidak apa, biar tau gimana orang melahirkan." jawab mami Nita menyerah.
"Mami aneh." celetuk Angga dan melanjutkan makannya.
"Iya Nara tinggal sama Bu Rini saja di rumah?"
"iya Tan."
"Bu Rini itu siapanya Nara?"
"Eemmmm...gimana ya Tan Nara jelasinnya." Nara mencoba berfikir bagaimana menjelaskan cerita panjang lebarnya pertemuan nya dengan Bu Rini.
"Jadi gini Tan..." Nara mencoba merangkai kata yang pas untuk menjelaskan sosok Bu Rini yang tinggal dengannya.
"Ooww jadi kamu ketemu sama Bu Rini itu enggak sengaja?"
"Iya Tan, dan sekarang sudah Nara anggap seperti ibu."
"Semoga bu Rini akan selalu sama dan bisa jagain kamu nak." ucap mami Nita .
.
.
Seperti janjinya Angga menemani Nara lahiran, dia dan bu Rini yang menjaga dan memenuhi kebutuhan Nara.
Di sanalah Tara muncul sebagai bayi mungil yang putih dan tampan itu. Dan disana juga Angga ikut-ikutan mules melihat susahnya Nara mengeluarkan seorang bayi dari perutnya, selain Angga tidak tahan dia juga kena berbagai macam penyiksaan dari Nara, mulai di cubit kecil hingga di cakar, mulai dari meremas hingga menjambak, mulai dari merintih hingga menggigit dan lain sebagainya.
"Aduh Ra...sakit." keluhnya saat Nara mencengkram lengannya mencoba mengeluarkan sang jabang bayi.
"Angga..." keluh Nara yang penuh dengan peluh keringat. Angga menyeka keringat di dahi Nara juga lehernya. " Aaaa...." Nara mengejan(ngeden) lagi, kini rambut Angga jadi sasaran. "Sakit ngga..." Keluh Nara yang masih berusaha.
"Sabar Ra, gue disini.." kini Angga mengelus kepala Nara. "Lo bisa...oke. Semangat."
"Aaaa." kontraksi lagi perut Nara ningga Nara menutup mata. Tanpa sadar tangan Nara meraih tangan Angga dan di gigit ya ...
"Aduh Ra... sakit.." tapi Angga tidak berusaha melepaskan nya.
"Ayo Bu, sedikit lagi dedeknya keluar." ujar salah satu bidan yang menangani Nara. "Ayo napasnya diatur dan berlahan...."
"Aaaaa...." Kini Nara menggenggam tangan Angga dan...OWEEEKKKKK Terdengar tangisan bayi yang masih merah...
"Bayi Lo Ra, anak Lo..." Ujar Angga gembira dan memeluk Nara berkali-kali tidak lupa juga mengecup ubun-ubun kepalanya. "Selamat Ra, Lo hebat..." Puji Angga dan menatap Nara tersenyum lemas.
"Silahkan Bu anaknya." bayi itu terlungkup di dada Nara.
"Tampan." Sapanya.
"Anak Lo ganteng banget Ra." ujar Angga kagum pada sosok bayi itu.
"Silahkan bapaknya diluar dulu, biar ibunya saya bersihkan." Pinta bidan pada Angga.
Setelah bayi mungil itu keluar terbayar sudah rasa sakit yang di derita Angga selama menemani lahiran, sementara Tante Nita maminya Angga hanya terbahak mendengar cerita dari Angga dan melibatkan beberapa luka si bagian tangan, kepala juga telinga saat di jewer keras oleh Nara. sedangkan Nara yang masih terkulai lemas hanya tersenyum tipis mendengarkannya.
*FLASBACK OFF*
"Lama bener kalian kuliah nya." gerutu Tania saat melihat Innara dan Angga berjalan kearahnya.
"Iya bawel, ni juga dah Dateng." Tukas Nara lalu duduk disamping Tania di ikuti Angga.
"Ngga luo nempel Mulu ma Nara, minggir Lo, duduk depan gue, masak iya kita baris kayak anak SD." Keluh Tania yang tak suka dengan cara duduk mereka.
"Tau Lo ngga, ngekor Mulu Lo." ejek Nara.
"Kalian berdua kenapa sih, resek banget masalah duduk. " Keluh ya sambil berdiri." Iya-iya gue pindah." sambungnya lagi lalu dia duduk di hadapan Nara. Entah kenapa ada sesuatu yang tak pas jika dia harus duduk di samping orang lain tanpa Nara. ah sudahlah itu hanya perasaan Angga saja mungkin.
Lalu merekapun asik mendengar Tania bercerita ada mahasiswa baru di kelasnya, pindahan dari Jakarta.
Tania sangat memuji ketampanan mahasiswa baru itu, dengan sesekali tersenyum.
"Lo ngayal jorok ya Tan." tuduh Angga tiba-tiba.
"Sial Lo," Ucap Tania sambil meninju lengan Angga yang berbulu.
"Habisnya Lo merem melek sambil senyum-senyum gitu." Sambungnya yang membuat Tania tambah kesal
"Gila ya Lo ngga lama-lama." maki Tania dengan melayang kan tinju yang lebih keras dari sebelumnya.
"Kalian apa sih, dan Lo juga ngga seneng banget godain Tania." Nara mencoba menengahi.
"Lo liat nggak sih tadi Ra gimana wajah Tania? mesum gila!"
"Bacot Lo tu di jaga." ucap Tania sambil mencubit bibir Angga yang manyun.
"Sakit tan." Angga berusaha melepaskan cubitan Tania dan di sambut gelak tawa oleh Nara juga Tania.
"Sakit tau Ra." keluhnya pada Nara.
"Uh cayang, sakit ya." ucap Nara sambil menepok pelan bibir Angga.
"Nara ih." kesal Angga dan memundurkan tubuhnya dari posisi semula yang maju mendekat pada Innara. sedangkan Nara hanya meringis melihat sahabatnya tambah manyun.
"Nara, kamu disini sayang?" Tiba-tiba sapa seseorang yang langsung duduk disamping Nara dan merangkul pundaknya.
"Mas Dirga?" Ucap Nara kaget. Dan hal itu juga membuat Tania dan Angga kesal. karena Angga dan tania memang tidak suka dengan kekasih Innara itu, pria yang sok kegantengan dan juga sombongnya minta ampun.
"Iya sayang."
"Ngapain mas disini?"
"Nyari dosen tadi."
"Gedung kedokteran jauh kali dari sini mas." Ucap Tania sinis." Aduh sakit." tiba-tiba Tania mengaluh. hal itu di karenakan Nara mencubitnya.
"Sorry ya ganggu kalian, tapi gue boleh pinjem Innara bentar ya." ucap Dirga lalu menarik Innara menjauh dari mereka.
.
.
BERSAMBUNG
Jangan Lupa tinggalin jejak ya... like dan komentar mu penyemangat AUTHOR🥰🥰
Hayo Nara mau di bawa kemana...hehhe?? tukis di komen ya 👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
key
beneran njiirr si angga
2024-07-09
0
Hasmawati
Alah si angga
2023-07-02
3
arhabi
mampu g sih Angga, kok g yakin?kkkwkwkkk
2023-04-16
1