Ayah Untuk Tara
"Ayah... ayah...." Seorang anak berusia lima tahun berlari mengejar seseorang yang di sangka ayahnya.
"Ayah tunggu..." namun seorang tersebut tidak merasa punya anak sehingga mengacuhkannya.
Braaakkk
"Ayaahhhh...." karena berlari mengikuti seorang pria itu tanpa melihat kanan kiri dia tertabrak motor yang melintas. Semua orang mengalihkan pandangan kepada anak itu tidak terkecuali si pria muda itu dan mendekat pada korban kecelakaan. "Ayah..." Rintih anak itu. melihat pria itu mendekat maka sang anak meraih tangannya "Ayah..." lalu sang anak pingsan.
"Dek bangun dek," pria itu mencoba menyadarkan sang anak.
"Anaknya mas?" tanya seorang ibu-ibu yang ikut berkerumun. belum sempat pria itu menjawab "Lebih baik cepat bawa ke klinik terdekat atau rumah sakit saja mas! " Saran seorang ibu setengah baya.
"Maaf maaf permisi..." suara seorang perempuan mengalihkan pandangan semua orang.
"Mas Tara ...." teriak seorang wanita yang memakai seragam baby sitter."Mas Tara kenapa kok bisa gini" Ucapnya panik melihat anak majikannya terkulai lemas di aspal.
"Anaknya mbak?" tanya seseorang yang ada disana.
"kayak ya bukan, lihat dia pakai seragam, sepertinya baby sitter." salah satu orang lainnya bergumam.
"Mbak baby sitter nya anak ini?" tanya pria itu.
"Benar mas, maaf lebih baik saya bawa ke rumah sakit Segera." ucap wanita itu lalu bergegas mengambil alih anak yang di panggilnya Tara.
"Mari saya antar kerumah sakit." lalu pria itu membopong sang anak ke mobilnya.
"Baik mas, terimakasih," ucap baby sitter itu." bagaimana saya menghubungi ibu mas, mbak Tia takut ibu marah." gumamnya kepada dirinya sendiri. lalu berjalan mengikuti pria itu.
*Dalam perjalanan*
"Jadi nama anak ini Tara?" tanya pria itu.
"Iya ma,"
"Ibunya kemana?kerja ya?"
"Bundanya mas Tara tadi ada kuliah pagi mas."
"Kuliah? berarti masih mudah ya?"
"Sepertinya seumuran sama masnya." jawab mbak Tia.
"Ooww begitu..."
"Kalau bapaknya?" lanjut pria itu. Tapi mbak Tia tidak menjawab. dan pria itu pun mengerti jika baby sitter itu tidak mau menjawab lebih lanjut.
"A-yaaahh." suara Tara pelan.
"Mas Tara ini mbak Tia, sabar ya mas, sebentar lagi mas Tara di obati, bunda juga nanti datang, sabar ya." ucap mbak Tia pelan pada Tara.
*Sampai di rumah sakit*
"Tolong dok ada korban tabrakan lari anak-anak." ujar pria itu pada dokter jaga IGD.
Dan para tenaga medis pun bergegas menghampiri Tara dan memeriksa alat vitalnya.
"Semua baik, segera bersihkan lalu obati luka dan berikan beberapa suntikan pereda nyeri dan antibiotik." ujar dokter yang menangani Tara pada perawat, lalu meninggalkan tempat.
"Anak Tara lukanya tidak serius bapak, ibu, tapi lebih baik pulangnya besok untuk memastikan nya." ujar dokter pada pria itu dan mbak Tia selaku baby sitter Tara.
"Syukurlah dok, terimakasih, " Ucap mbak Tia lalu mendekat pada Tara. sedangkan pria itu menuju administrasi untuk membayar perawatan Tara .
"Mbak saya ke administrasi dulu ya."Pamit pria itu.
"Baik mas, terimakasih." jawab mbak Tia tapi tetap fokus pada Tara.
TAP TAP TAP
Suara seseorang berlari dengan cepat.
"Tara...." Suara seorang wanita muda. "Mbak Tia, gimana Tara? baik-baik saja kan?"Tanya wanita itu.
"Kata dokter tidak apa -apa Bu, sekarang sedang dibersihkan lukanya oleh perawat." jawab mbak Tia.
"Kok bisa mbak Tia lengah sama Tara sih??saya kan pernah pesan kalau di tempat ramai jangan lepasin Tara." ujarnya kesal.
"Maaf Bu, saya salah.." jawab mbak Tia dengan tertunduk.
"Terus bagaimana orang yang menabrak?" tanyanya kembali.
"Kabur Bu."
"Apa? kok bisa?"
"Maaf Bu, saya panik sama mas Tara ."
"Ya sudah, saya ke administrasi dulu, jaga Tara sebentar,"
"Tapi Bu....." Mbak Tia mau memberi tau jika sudah ada seseorang yang membayar tapi tanpa menunggu jawaban wanita itu pergi.
Saat wanita itu pergi menuju administrasi, pria yang menolong Tara datang ke tempat Tara di rawat.
Semua luka pada tubuh Tara sudah selesai dibersihkan, sini tinggal mbak Tia yang berada di sampingnya, kemudian pria tinggi itu datang.
"Ayah..." Tara membuka mata dan mendapati pria tinggi itu berada di depannya. "Ayah.." Tara meminta tangannya di pegang oleh pria itu.
"Mas Tara ini mbak Tia, sama mbak Tia saja ya." ucap mbak Tia pelan.
"Ayah..." ucap nya lagi, mau tidak mau pria itu memegang tangan Tara dan tersenyum. "Ayah..." Tara tersenyum saat tangannya di pegang. "Ayah jangan tinggalin Tara lagi ya." ucapnya. pria itu bingung dengan ucapan anak ini, seolah dia adalah lelaki yang meninggalkan anak dan istrinya dalam waktu yang lama.
"Tara sama mbak Tia saja ya, Om ini mau pulang." Sela mbak Tia.
"Bara, panggil saya Bara saja." jawab pria itu. jadi pria yang menolong dan dipanggil ayah oleh Tara adalah Bara.
"Eh maaf mas, saya tidak tau namanya dan takut mau bertanya, maaf sekali lagi." ucap mbak Tia sopan. "Om Bara mau pergi dulu mas Tara, di lepasin ya tangannya om Bara." rayu mbak Tia.
"Gak mau, Tara mau sama ayah."
"Om Bara mas, bukan ayah"
"Kata bunda ini ayah mbak Tia."
"Bunda?"
"Iya mas, tadi Bu Nara kemari." ya wanita itu adalah Innara.
"Nara?"
"Iya, Bu Nara adalah ibunya mas Tara. dan memanggilnya bunda." jelas mbak Tia.
Nara, seperti nama yang tidak asing baginya, tapi dia tidak jelas siapa dan dimana mengenal Nara . " ah mungkin hanya dejavu saja" batin pria itu.
"Tara, om Bara pulang dulu ya, nanti kapan-kapan kita ketemu lagi " Rayu Bara pada Tara.
"Tapi..." kalimatnya tidak dilanjutkan karena Tara merasa nyeri di tubuhnya.
"Om janji." ucap Bara dengan tersenyum, maka Tara pun melepas tangan Bara.
"Mbak saya pergi dulu ya, jika terjadi sesuatu bisa hubungi saya." Bara meraih ponsel mbak Tia dan menulis nomer handphone nya. "Itu nomer ponsel saya, atau jika ibunya Tara bertanya dia bisa beri dia nomer itu." ucap Bara .
Setelah Bara berpamitan dan ber TOS ria sama Tara , Bara pun pergi meninggalkan tara dan mbak Tia, tidak menunggu kedatangan ibu nya Tara. karena dia khawatir jika bertemu akan semakin sulit urusannya.
"Nara... ?" gumam Bara, "siapa dia, seperti pernah dengar." namun bara belum bisa mengingatnya.
"Ya..." Nara menjawab karena merasa namanya di sebut, tapi saat dia membalikan badan tidak ada seorangpun yang melihat apalagi menatapnya. "Kayak ada yang manggil?" gumamnya, sambil mencari-cari seseorang yang mungkin memanggil nya.
.
.
Hayo.. kira-kira mereka saling kanal gak ya??
jawab di komen ya reader
BERSAMBUNG
Jangan Lupa tinggalin jejak ya... like dan komentar mu penyemangat AUTHOR🥰🥰
happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
key
seru nih kayaknya...next ah bacanya, semoga enggak gantung
2024-07-08
0
Nur Khasanah
bagus ceritanya.
2023-08-24
3
Nilaaa🍒
Sepertinya pernah atau malah saling kenal
2023-08-17
1