"Sah? Sah? Sah!" kata yang terdengar di kemegahan rumah utama milik Farrell Naeyandra.
CEO tampan itu resmi menikahkan putrinya dengan putra pembantunya, alasannya klasik, karena dia takut putrinya terus menerus berbuat zina.
Pertanggung jawaban akan Farrell angkat di akhirat kelak, maka dirinya tak ingin membiarkan putrinya terus terjerembab dalam lingkaran nista.
Dosa-dosa yang tidak terlihat seperti membuka aurat saja masih belum bisa Farrell toleransi, tak mau ia tambah dengan situasi ini.
Rupanya ketakutan ayahnya di manfaatkan oleh Alexa Naeyandra sendiri, demi bisa menikah dengan pemuda idamannya.
Saking cintanya, Alexa sampai rela berbohong bahwa dirinya sudah pernah melakukan hubungan yang lebih terlarang lagi dari yang pernah ibunya lihat.
Hal yang membuat Farrell kekeuh untuk menikahkan putrinya saat itu juga, perkara panjang jodoh atau tidak, terserah apa nantinya saja, terpenting putrinya selesai dari kata zina.
Lain hal dengan Molly, yang bahkan sampai detik ini masih tidak terlalu setuju dengan penyatuan halal Alexa dan Bintang.
Molly yang lulusan magister psikologi, ia yakin betul bahwa Alexa dan Bintang masih bisa di pisahkan.
Namun percuma saja, karena bagi Farrell hanya keputusannya lah yang berlaku di rumah itu.
Pagi setelah menangkap basah Alexa dan Bintang berciuman, Farrell memanggil Dewi.
Awalnya Bintang menolak saat Dewi ibunya mengutarakan maksud tujuan dari sang Tuan yang meminta dirinya untuk segera menikahi putri majikannya.
Bintang sempat dilema, akan tetapi tak ada yang bisa dia lakukan selain menerima, lagi pun Dewi sudah sangat setuju.
Kapan lagi bisa menjadi besan majikan alim yang super kaya? Putranya akan segera naik derajat dari yang anak pembantu menjadi menantu billionaire.
Tak jengah, Dewi terus mendesak putranya hingga pada akhirnya runtuh juga pertahanan pemuda tampan itu.
"Kamu mau sekolah ke luar negeri bukan? Raih cita-cita mu dengan menikahi Nona Alexa," kata iming-iming Dewi yang mampu membuat Bintang meluluh pagi itu.
...----------------...
Selesai sudah akad nikah yang hanya di hadiri segelintir orang saja, sekarang Alexa dan Bintang boleh tinggal satu kamar, dengan syarat mereka harus rela menunda kehamilan.
Mereka wajib memakai kontrasepsi jika terpaksa harus melakukannya, yah, setidaknya sekarang tidak terjadi perzinaan.
Lagi pun, jauh sebelum kejadian ini Farrell memang sudah punya rencana menjodohkan Alexa dan Bintang.
Farrell sudah sangat lama melihat potensi Bintang yang kelak akan menjadi laki-laki sukses karena kecerdasan otaknya.
Dilihat dari sudut manapun, Bintang sudah cukup memenuhi kriteria untuk di jadikan menantu.
Bintang pintar, gigih, terutama sangat menyayangi Alexa, selama ini pemuda itu selalu menjadi garda terdepan untuk putrinya.
...----------------...
POV Alexa.
Udara pagi memeluk tubuh mungil ku, aku yang sudah rapi dengan pakaian sekolah ku, seperti biasa aku berangkat lebih awal dari murid lainnya, di antar pak Arif sopir pribadi ku.
Aku memang tak pernah berangkat ke sekolah dengan Axel kembaran ku, Axel tidak menyukai mobil, dia lebih suka mengendarai motor besar yang harganya miliaran rupiah.
Yah, bahkan harga mobil ku tak semahal motor saudara kembar ku, Axel memang selalu tampil mencolok dengan segala barang mahalnya, bahkan harga satu set PC gaming miliknya saja bisa untuk DP rumah.
Jujur, aku tak pernah iri padanya, aku sadar aku hanya perempuan biasa yang tidak perlu barang-barang seperti itu.
Di sepanjang perjalanan ku memasuki ruang kelas, aku terus menyunggingkan senyum pada gadis gadis penggemar kembaran ku.
Lexa, salam buat Axel ya...
Mereka selalu mengatakan hal itu setiap kali bertemu dengan ku, ini benar benar sangat membosankan.
"Terima kasih Bintang." Lamat lamat aku mendengar suara gadis gadis yang menyebut nyebut nama Bintang Ndaru ku.
Tunggu, di mana dia? Sudah dari pagi-pagi sekali suami tampan ku belum menyetor muka datarnya padaku.
Aku ke sekolah bersepeda sekalian olah raga, jadi Nona berangkat sendiri saja yah....
Pagi sebelum aku keluar dari kamar untuk sarapan, begitulah bunyi pesan teks darinya.
Huhh...
Jangan bilang dia menghindari ku karena tadi malam kami berciuman sangat panas dan sempat akan melakukan kegiatan intim.
Setelah lama menyisir seluruh sudut sekolah elit ku, sosok tampan ku berdiri dengan gagahnya di bawah tiang bendera.
Mungkin Bintang Ndaru ku sedang mempersiapkan upacara bendera seperti biasanya, maklum Bintang ketua OSIS.
"Kak Bintang," panggil ku seraya mendekati punggung gagahnya.
"Hm?" Bintang menoleh padaku menampilkan wajah datar yang terlihat sangat tampan itu.
"Nona, ada apa?" tanyanya.
Bukan Sayang atau pun cinta, panggilan Bintang memang masih hanya Nona, kami sengaja menutupi hubungan pernikahan ini.
"Lexa kangen." Aku berjinjit membisik di telinganya lalu tersenyum manis padanya.
"Jangan mulai, ini sekolah, sekarang Nona masuk kelas gih," titahnya.
Aku mencebik dan menggeleng. "Nggak mau, Lexa mau di sini," ujar ku.
Terdengar decak lidahnya. "Kalo begitu aku antar aja gimana?" tawarnya. Aku menjawab dengan anggukan kecil.
Kemudian setelah itu kami berjalan beriringan menuju kelas ku, mumpung masih sepi karena masih terlalu pagi kami bergandengan tangan di sepanjang koridor.
"Jalannya jangan cepet cepet, Lexa jadi ketinggalan kan, liat dong kaki Kakak panjang begitu, jauh beda sama kaki Lexa," gerutu ku sembari menarik tangannya.
"Makanya tumbuh itu keatas bukan ke dada." Ledekan tanpa menoleh yang terdengar dari bibir Bintang.
"Apa tadi kakak bilang? Kakak ngomongin apa hah? Apa yang tumbuh ke dada?"
Aku berjalan miring menatap ulasan senyum tipisnya. Rupanya, diam-diam begitu suami tampanku mengamati setiap inci tubuhku.
Bintang mengulum senyum. "Nggak ada siaran ulang," ujarnya.
"Ngomong ngomong, semalam kakak pasti ngintip yah? Jangan bilang kakak buka buka piyama Lexa pas Lexa bobok?" goda ku, bibir Bintang mesam mesem nggak jelas.
"Gimana? Kakak mau coba nggak?" Aku berjinjit agar bisa berbisik pada telinganya yang tinggi.
Brugh...
Sampai di ruang kelas Bintang menyudutkan tubuh mungil ku. "Jangan terus menggoda ku Nona!" ia menatap ku dengan gelagat yang berbeda.
Ya Tuhan, sejak kapan dia begini padaku? Sejak kapan dia menatap ku seolah olah begitu menginginkan aku?
"Jangan menggoda ku. Aku takut berontak di sini," katanya.
Aku meredup mata ku, perlahan-lahan dia mendekati ku, memangkas jarak hingga setipis helaian rambut ku.
"Kak, ini sekolah," ucap ku. Detik berikutnya Bintang memagut lembut bibir ku dengan penuh kasih sayang, semua itu bisa kurasakan dari kelembutannya.
"Sekarang duduk lah yang tenang di meja mu Nona, jangan terus menggoda suami mu." Sebelum pergi Bintang mengacak kecil rambut poniku.
Aku mengangguk tersenyum.
Ya tuhan, apakah dia mulai mencintai ku? Setelah dua bulan menikah, aku merasakan perubahan perilakunya akhir-akhir ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹
emang paling demen sama karyamu yg dingin" bucin dek ( padahal kalo permen dingin" empuk)🤣🤣🤣🤣
2023-02-22
0
💜Marlin🍒
wuuuuuaaaahhh Bintang kau diam" ya astagah mencekamkan hati ini, sweet nya ya auwoh 😍😍😍
2023-02-22
0