"Maaf Pi, Lexa menyukai Bintang," sahut Alexa mengaku, jika Bintang saja mau berani mengakui lalu kenapa dirinya tidak?
"Kamu masih kecil Lexa, umur mu masih tujuh belas tahun, beberapa bulan lagi baru lulus SMA, kamu tahu dari mana zina berawal Lexa? Dari menyukai, lalu ingin memiliki, ingin menyentuh dan seterusnya, kamu mau menambah dosa mu, dosa Papi, sama Mami juga hah?" timpal Farrell keras.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan?" tanya Farrell lagi, ia menatap wajah Bintang dan putrinya secara bergantian.
Namun kedua remaja itu sama-sama menunduk, mereka tak berani menjawab sepatah pun kata.
"Jawab!" sentak Farrell, CEO tampan itu sudah mulai kehilangan kontrol emosinya.
"Hiks hiks, ..." Alexay melepaskan tangisan, rasanya begitu menakutkan melihat ayah yang selama ini hangat tiba-tiba membentak.
"Nona."
Seketika itu juga Alexa merasakan dekapan hangat dari pemuda yang sekarang menjadi kekasihnya.
Seperti yang dilakukannya selama ini, Bintang mengelus lembut puncak kepala Alexa jika mendapati tangisan gadis itu.
Farrell semakin naik pitam. "Sini kamu!"
Lengan Alexa di rebut paksa oleh tangan besar Farrell, mau tak mau Alexa terlepas dari dekapan Bintang Ndaru.
Farrell menyeret putrinya keluar dari kamar, langkahnya berlanjut menuju rumah utama.
Farrell terus mempererat cengkeraman tangannya, sedang di belakang Bintang dan Molly mengekori Alexa.
"Maaf Tuan, tolong jangan hukum Nona, hukum saja Bintang," bujuk Bintang mengiba.
Alexa tak heran, sebab selama ini siapapun yang bersalah di antara Alexa dan Axel, Bintang selalu menjadi penengah bagi mereka.
Bahkan, tak jarang Bintang mengambil alih hukuman dari kesalahan yang telah Alexa buat. Yah, itulah yang membuat Alexa semakin tergila-gila pada anak pembantunya.
Namun sekeras apapun usaha Bintang, Farrell terus mengukuhkan langkah, menyeret Alexa tanpa ampun.
BRAK!
Sampai di dalam rumah utama, Farrell menghempas tubuh Alexa lalu menutup pintu, ia sengaja tak membiarkan Bintang masuk.
"Masuk kamar!" Farrell menunjuk tangga yang mengarah ke kamar Alexa dengan suara keras dan mata yang terus melotot.
Masih dengan tangisan, Alexa menurut, ia berlari menaiki anak tangga menuju kamar di lantai atas. "Hiks hiks."
Farrell membalikkan tubuh menghadap ke arah isterinya, Molly yang sedari tadi hanya diam saja kini menghela napas berat.
"Jangan terlalu keras Pi." Tak mungkin Molly ikut menimpali kemurkaan suaminya, sebab bagaimana pun Alexa putri satu-satunya.
"Kurang apa aku selama ini? Aku gagal mendidik putri ku!" Farrell mengusap wajah dengan pandangan yang entah kemana.
Molly menggeleng. "Kamu sudah menjadi Papi yang baik Pi, yang namanya perasaan, khususnya yang namanya cinta, tidak pernah bisa di cegah, kamu lihat saja, Lexa mulai beranjak dewasa, menyukai lawan jenis sudah pasti akan terjadi, putra-putri kita sudah tentu akan melewati fase itu bukan?"
Berusaha meredam emosi, Molly mengusap punggung bidang suaminya. "Jangan menyalahkan diri sendiri begitu," ucapnya lembut.
Farrell menatap istrinya. "Bagaimana kalo ternyata mereka sudah melakukan hubungan yang lebih jauh dari yang kita pikirkan?" tanyanya.
"Persetan dengan pandangan orang lain, aku tidak pernah takut nama keluarga ku tercoreng, tapi, yang dilakukan Alexa dan Bintang itu perbuatan yang paling di benci Tuhan Yank," timpal Farrell kecewa.
"Mereka sudah berbuat sejauh ini, kita nikahkan saja mereka!" cetus Farrell.
"Rell," terkejut, Molly sampai lupa memanggil suaminya dengan sebutan sayang.
"Yang benar saja kamu, mereka masih kecil! Mereka masih sekolah! Menikah? Kamu gila hah?" tampik Molly.
Apa pun itu, Farrel tak ingin putrinya terjerumus ke dalam jurang kenistaan.
"Kita bisa tutupi berita pernikahan mereka, biar mereka sekolah seperti biasanya, yang penting mereka tidak berbuat zina! Mereka sudah berbuat sejauh ini, tengah malam Lexa datang ke kamar Bintang, lihatlah dia seakan menyerahkan dirinya sendiri! Kamu mau itu terus terjadi hmm?" tanyanya.
"Kenapa tidak kamu pisahkan saja mereka Rell, biar Bintang tinggal di tempat lain, jangan di sini!" sambung Molly keras.
"Apa itu menjamin?" Farrell melepas smirk.
"Apa kau bisa menjamin mereka tidak akan pernah bertemu lagi? Mereka bisa saja bertemu secara sembunyi sembunyi di mana mana, lalu, melakukan hal yang di luar jalur, kamu yang bilang sendiri tadi, perasaan, apa lagi yang namanya cinta tidak pernah bisa di cegah, semakin rindu mereka, akan semakin tidak terkendali bahasa tubuh mereka, aku tidak mau putriku menjadi pendosa!"
Molly menggeleng. "Tapi Rell, menikah juga bukan solusi, gimana dengan masa depan mereka? Gimana kalo Lexa hamil di usia muda? Apa kamu mau melihat putri kecil mu menjadi ibu seperti ibumu dulu hm? Lalu nanti anaknya sama besarnya dengan ibunya?" sungutnya.
"Kita suruh Lexa tidak hamil dulu, mereka masih harus sekolah seperti biasanya, aku cuma mau putri ku tidak menjadi pendosa, itu saja Molly!" Mengusung rahang tegasnya Farrell melangkah pergi memasuki kamar miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹
berawal dari paksaan lexa yg berakhir kekisruhan hubungan keluarga
2023-02-22
0