Pagi ini, aku sudah memasak untuk sarapan. Kini kami berempat sedang sarapan bersama. Ku lihat wajah mas Hadi dan Sinta sangat berseri-seri. Mereka saling melempar senyuman dan itu membuat hatiku semakin sakit.
"An, mulai hari ini kamu antar jemput Dinda ya. Temeni dia main sampai kami pulang," pinta mas Hadi.
"Loh kan ada pembantu mas. Kalian kan bisa sewa jasa baby sitter," tolak ku sambil mendengus kesal.
"An, itukan butuh biaya. Lagian ada kamu ngapain kita repot keluarin uang. Sinta dan aku akan sangat sibuk mulai sekarang karena ada proyek besar." Mas Hadi menatapku serius.
"Tapi mas..."
"Mbak, aku mohon ya. Dinda masih kecil. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama dia. Aku percaya sama mbak," ucap Sinta.
"Oh, jadi sekarang kamu mempercayakan anak kamu kepada wanita yang kamu rebut suaminya?" Mataku menatap Sinta tajam. Bisa-bisanya dia menyuruhku menjaga anaknya dan dia bersenang-senang dengan suamiku? Enak sekali kamu, Sinta.
"An, kita udah bicara soal masalah ini kan? Apa kamu mau aku mengingatkan mu lagi?" Mas Hadi tampak marah mendengar ucapanku.
"Maaf, mas." Aku menunduk sedih. Aku tidak punya kekuatan untuk membantah mas Hadi.
Selesai sarapan, mereka bergegas pergi ke kantor.
"Dinda, kamu udah siap belum?" tanyaku ketus.
"Udah tante," ucap Dinda yang baru saja menghabiskan susunya.
"Ayo." Aku berjalan menuju mobil dan Dinda mengikutiku. Langkahnya terdengar hati-hati. Apa yang terjadi? Apa dia takut padaku? Baguslah kalau begitu. Sungguh anak yang merepotkan.
Aku dan Dinda sudah masuk ke dalam mobil. Supir pun segera melajukan mobil menuju TK tempat Dinda sekolah.
Sesampainya disana, aku melihat banyak sekali orang tua yang mengantar anaknya. Begitu Dinda turun, segerombol anak datang dan berjoget-joget didepannya serta mengejeknya.
"Dinda anak kurang kasih sayang, weee." Seorang anak laki-laki terus saja mengatainya.
Ku lihat Dinda hanya tertunduk sedih. Ku langkahkan kaki untuk turun dari mobil dan menegur anak-anak nakal itu.
"Udah cukup. Kalian nggak boleh gitu. Gimana perasaan kalian kalau diejek begitu?"
"Tante siapa? Pengasuh nya ya?"
"Udah, jangan ejek dia lagi." Aku sungguh tak ingin berdebat dengan anak kecil. Rasanya bodoh sekali.
"Pengasuhnya marah, weeee." Anak laki-laki lainnya mengejekku sambil menjulurkan lidahnya.
"Duh anak siapa sih ini, kok nggak ada sopan santun nya? Nggak diajari ya?" Emosiku mulai meledak melihat bocah bau kencur mengejekku.
"Kenapa mbak?" Seorang wanita paruh baya mendekat. Tampaknya dia adalah ibu dari anak itu.
"Dia anak ibu?" tanyaku sambil menunjuk anak nakal tadi?
"Iya emang kenapa mbak?" tanyanya sinis.
"Nggak apa-apa bu. Cuma kurang sopan aja ngejek-ngejek orang tua," gerutuku sambil menatap sinis padanya.
"Namanya juga anak kecil. Ya wajar dong."
"Oh, nggak diajarin sopan santun ya?"
"Dia kan masih kecil? Belum waktunya."
Aku menatap wanita itu dengan tatapan heran. Ibu macam apa yang tidak menanamkan perilaku sopan santun pada anaknya di usianya saat ini. Apa harus menunggu anaknya lebih besar lagi dan melawannya? Aku saja yang belum pernah punya anak sudah berpikiran layaknya ibu yang baik. Dia apa saja kerjanya? Ghibah? Astaga.
Aku tak menjawab ucapannya. Rasanya akan sangat lama berdebat dengan orang seperti itu. Lagi pula kenapa aku harus berdebat dengan orang lain hanya untuk membela Dinda. Anak si pelakor.
Ku tatap Dinda yang masih berdiri di depannya. "Kamu masuk gih," ujarku.
Dinda menoleh dengan raut wajah sedih. "Makasih ya tante," ucapnya yang kemudian tersenyum kecil.
Aku mengangguk lalu kembali naik ke mobil dan pulang ke rumah. Aku akan menjemput Dinda beberapa jam lagi. Tidak mungkin kan menunggunya sampai pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
kapok An . Allah jadikan kamu mandul kerana sikap mu yang egois. nga ada perasaan langsung untok melindungi Dinda dari terus dibully
2023-02-26
0
Ayas Waty
jadi penasaran dengan kehidupan Dinda
2023-02-22
0
Yusi Lestari
bener kan pasti Dinda gak diperhatikan sama Sinta mangkanya dia jadi anak yg pendiam karena sering di bully disekolah
2023-02-22
0