Eps 1

“Ca, Mama mau minta tolong.” Pinta seorang wanita cantik yang sudah berada di ambang batasnya.

“Apa, Ma?” jawab Carissa dengan tetesan air mata dan suara tangis yang tertahan.

“Nanti, jika kamu sudah mampu melakukannya, tolong jenguk nenek Lita. Dan pastikan semuanya baik-baik saja. Hanya itu, Sayang, yang mama inginkan.” Pinta Anita dengan suara lemas.

“Yang penting sekarang Mama harus sembuh dulu. Nanti kita temui nenek Lita sama-sama ya, Ma. Tolong jangan tinggalkan Ca, Ma...” akhirnya tangis itu pecah.

“Mama tak bisa, Ca. Waktu mama sudah dekat. Semoga kebahagiaan selalu menyinari hidupmu, anakku sayang. Ca . . . risa.” Anita menghembuskan napas terakhirnya setelah menyebut nama putri kesayangannya. Setelah berjuang beberapa tahun menghadapi kanker, akhirnya ibunda Carissa menyerah akan rasa sakit yang terus saja dideritanya. Bagas memeluk putrinya yang menangis dengan keras di dalam ruang IGD. Hatinyapun hancur melihat wanita yang paling dicintainya meninggalkannya di dunia ini, namun ia harus menguatkan diri karena masih ada sosok yang harus terus dia kuatkan selain dirinya sendiri.

“Relakan Mama, Ca. Mama sudah tak sakit lagi.” Ucap Bagas dengan hati perih. Carissa meluapkan kesedihannya akan sepeninggal ibunya. Bagi Carissa, Anita adalah segala-galanya. Bagas dan Carissa melewati malam itu dengan luka dalam.

Anita merupakan sosok seorang ibu yang cocok dengan kata sempurna. Sabar dan penyayang, dua kata itu pasti keluar dari ucapan semua kerabat yang turut mengantarkannya kepersinggahan terakhirnya. Ia juga sangat ramah kepada semua orang, termasuk asisten rumah tangganya. Tidak pernah Anita membeda-bedakan status. Rasa kehadiran yang Anita tinggalkan begitu kuat dan membekas, terutama dirumah yang mereka bertiga tinggali. Bagas dan putri kesayangannya harus berjuang hebat menahan rasa rindu karena Anita memiliki ruang khusus dihati keduanya. Dengan janji yang pernah Bagas ucapkan dimenit-menit terakhir, ia akan membesarkan Carissa dengan penuh kasih sayang dan tak akan membuat Anita bersedih di surga.

Beberapa saat waktu terasa berhenti dan meninggalkan rasa rindu yang teramat berat setelah kepergian sang mama, namun waktu terus berjalan. Kini, gadis SMA itu telah beranjak dewasa.

Tak terasa, kini gadis kecil itu sudah menginjak usia 22 tahun saat ia berhasil menuntaskan kuliahnya di jurusan Fashion Design. Usia dimana bunga sedang mekar-mekarnya dan menimbulkan harum yang semerbak. Begitu juga yang dialami oleh Carissa, gadis berkulit putih dan berambut panjang itu. Cukup banyak laki-laki yang mencoba mendekatinya, namun Bagas, si Ayah tampan, akan dengan sigap menangkis semua godaan yang menghampiri putrinya.

“Ayolah, Mas. Jangan terlalu posesif dengan putrimu. Kapan dia bisa menikah nanti?” protes Siska, adik kandung Bagas.

“Mereka enggak ada yang cocok dengan Ca, Sis. Lihat saja, sudah kelihatan jika mereka enggak tulus.”

“Kamu tahu dari mana jika mereka enggak tulus? Belum juga mereka menunjukkan niat yang sebenarnya.” tanya Siska sambil mengambilkan nasi untuk Bagas.

“Lihat saja pandangan mata mereka setiap kali bertemu dengan, Ca. penuh nafsu!” delik Bagas dengan emosi.

“Sudah, sudah. Sebentar lagi Carissa turun. Jangan biarkan dia tahu jika semua yang mendekatinya kabur gara-gara takut padamu.”

Siska meletakkan sepiring nasi didepan meja Bagas. Setelah bercerai dengan suaminya, Siska diminta untuk tinggal bersama Bagas dan Carissa karena dia masih belum memiliki anak dan tinggal sendirian. Sudah tiga tahun terakhir Siska tinggal dirumah itu dan menjadi ibu kedua untuk Carissa.

“Pagi Papa...Pagi Tante.” Sapa Carissa dengan senyum indahnya.

“Pagi, Sayang.” Bagas mengecup kening putri tercintanya. Carissa duduk seperti biasanya disebelah papanya.

“Apa rencanamu hari ini, Ca?” tanya Siska pada keponakannya. “Apa sudah ada rencana buat terjun kedunia kerja?”

“Ngapain buru-buru cari kerja? Santai saja dulu, lagi pula Ca juga kan baru lulus, Sis.” Protes Bagas pada adiknya.

“Ya kan pasti dia nanti juga akan terjun kedunia kerja, Mas.” Siska juga mengambilkan nasi dan lauk untuk keponakannya. Kebaikannya itu dibalas oleh ucapan terima kasih dan senyuman manis dari Carissa.

“Kamu kerja aja diperusahaan papa ya, Ca!”

“Enggak lah, Pa. Mana bisa Ca kerja dikantor Papa. Jurusan kita nggak nyambung kali.” Jawab Carissa dengan enteng. Dan anehnya hal itu membuat Bagas sedih karena mengingat jika putri kecilnya sudah dewasa dan tak selalu membutuhkannya lagi.

Siska tertawa melihat ekspresi kakaknya yang cemberut dan sakit hati karena penolakan dari putri semata wayangnya. “Bener, Mas. Nggak cocok.” Tambah Siska.

“Kalau begitu, mau papa buatkan butik?”

Carissa menggelengkan kepalanya, “Aku ingin membuat bisnis dengan usahaku sendiri, Pa. Tapi saat ini ada yang mau aku lakukan dulu, Pa. Dan ini penting.”

“Hm? Apa itu?” Bagas meletakkan sendoknya dan berhenti makan untuk fokus pada keinginan putrinya.

“Carissa ingin mengabulkan permintaan terakhir mama. Ca ingin bertemu dengan nenek Lita.”

Seketika kedua tangan Bagas mengepal. “Aku sudah selesai makan. Aku pergi dulu.” Bagas buru-buru pergi dari meja makan pagi itu.

“Pa! Papa!” panggilan Carissa tidak membuat Bagas bergeming.

“Tante.” Carissa memelas pada Siska.

“Kita selesaikan sarapan kita dulu, ya. Habis itu baru kita bicara.”

Meja makan itu terasa sunyi setelah Bagas pergi. Bukanlah hal yang salah membicarakan nenek Lita di meja itu, namun karena perlakuan yang Anita dulu dapatkan, membuat Bagas anti mendengar nama keluarga itu.

Setelah sarapan, Siska membawa Carissa ke teras belakang. Ia ingin memastikan alasan keponakannya itu mengungkit tentang ibu angkat mamanya setelah sekian lamanya.

“Kenapa kamu tiba-tiba mengungkit hal itu, Ca?”

“Ini sudah lima tahun setelah kepergian mama, Tante. Dan aku merasa jika saatnya mengabulkan permintaan mama.”

“Tapi apa kamu tahu jika papamu tidak akan setuju?”

“Aku akan membujuknya nanti, Tante. Tapi bisakah Tante cerita padaku. Kenapa papa tidak nyaman dengan hal itu.”

“Apa kamu belum pernah mendengar ceritanya?”

“Hanya sekilas, namun tidak terlalu jelas.”

“Tante akan ceritakan padamu, yah lagi pula ini bukan hal yang selamanya harus ditutupi. Tante juga tahu sedikit ceritanya dari mbak Nita. Jadi, dulu . . .”

-Anita merupakan anak yang di adopsi dari sebuah panti asuhan di pinggiran kota Malang. Saat itu Anita baru berusia 10 tahun, namun dia sudah mengetahui jika hidupnya tidak bisa seperti anak pada umumnya. Saat membawa Anita kerumah, ternyata Lita sudah mempunyai anak perempuan yang berusia 15 tahun. Anita tidak tahu pasti kenapa Lita harus mengadopsi anak sedangkan ia mempunyai seorang anak kandung. Namun, setelah itu prahara terjadi didalam keluarga itu. Mega merasa jika ibunya itu lebih sayang kepada Anita dari pada dirinya yang merupakan anak kandung. Diam-diam Mega sering menyiksa Anita dan mengancamnya jika berani mengadu kepada ibunya. Tentu saja Anita hanya diam dan menahan rasa sakitnya karena ia sadar posisinya.

Puncak dari permasalahan dirumah itu adalah saat suami Lita kritis. Ia meminta suaminya untuk membuat wasiat dan memberikan setengah dari keseluruhan hartanya untuk Anita. Tentu saja Mega yang saat itu sudah berusia 25 tahun merasa tidak adil dan tidak terima sehingga membuat kegaduhan. Singkat cerita, akhirnya Anita memilih keluar rumah demi ketenangan keluarga itu. Lita merasa sangat khawatir karena anak perempuannya berada di luar pengawasannya, namun akhirnya, Lita tenang setelah memastikan Anita aman dan bahagia setelah menikah dan hidup bersama Bagas suaminya.

“Sejak itulah, mamamu tidak pernah diperbolehkan menginjakkan kakinya lagi dirumah keluarga Syahreza. Mamamu bahkan pernah didorong oleh satpam atas perintas Mega. Hal itulah yang membuat papamu sangat membenci keluarga itu.”

“Tapi, Tante. Mama sudah berpesan padaku untuk yang terakhir kalinya. Saat ini nenek Lita pasti sudah tua. Aku takut tidak sempat bertemu dan menjalankan amanat mama.”

“Ya, tante tahu itu.” Siska memejamkan kedua matanya untuk berfikir dan mengambil keputusan. “Bagaimana jika kamu coba bicara dulu dengan papamu? Tante akan coba tanya Bu Yanti dulu bagaimana keadaan keluarga Syahreza.”

“Bu Yanti? Siapa, Tante?”

“Oh! Dia adalah kepala pembantu dirumah itu. Sejak dulu, beliaulah yang selalu memberitahu mamamu tentang kabar Bu Lita.”

“Terimakasih, Tante.”

“Sama-sama, Sayang. Sudah sekarang temui dulu saja papamu diruang kerjanya. Saat ini aku yakin jika ia pasti masih kesal.”

Episodes
1 PERKENALAN TOKOH
2 Eps 1
3 Eps 2
4 Eps 3
5 Eps 4
6 Eps 5
7 Eps 6
8 Eps 7
9 Eps 8
10 Eps 9
11 Eps 10
12 Eps 11
13 Eps 12
14 Eps 13
15 Eps 14
16 Eps 15
17 Eps 16
18 Eps 17
19 Eps 18
20 Eps 19
21 Eps 20
22 Eps 21
23 Eps 22
24 Eps 23
25 Eps 24
26 Eps 25
27 Eps 26
28 Eps 27
29 Eps 28
30 Eps 29
31 Eps 30
32 Eps 31
33 Eps 32
34 Eps 33
35 Eps 34
36 Eps 35
37 Eps 36
38 Eps 37
39 Eps 38
40 Eps 39
41 Eps 40
42 Eps 41
43 Eps 42
44 Eps 43
45 Eps 44
46 Eps 45
47 Eps 46
48 Eps 47
49 Eps 48
50 Eps 49
51 Eps 50
52 Eps 51
53 Eps 52
54 Eps 53
55 Eps 54
56 Eps 55
57 Eps 56
58 Eps 57
59 Eps 58
60 Eps 59
61 Eps 60
62 Eps 61 !!!
63 Eps 62
64 Eps 63 !!!
65 Eps 64 !!!
66 Eps 65
67 Eps 66
68 Eps 67
69 Eps 68
70 Eps 69!!!
71 Eps 70
72 Eps 71
73 Eps 72
74 Eps 73
75 Eps 74
76 Eps 75
77 Eps 76
78 Eps 77
79 Eps 78!!!
80 Eps 79
81 Eps 80
82 Eps 81
83 Eps 82
84 Eps 83
85 Eps 84
86 Eps 85
87 Eps 86!!! (Disarankan membaca setelah buka puasa )
88 Eps 87
89 Eps 88
90 Eps 89
91 Perubahan Jadwal Update
92 Eps 90!!!
93 Eps 91
94 Eps 92!!!
95 Eps 93
96 Eps 94
97 Eps 95
98 Eps 96
99 Eps 97
100 Eps 98
101 Eps 99
102 Eps 100
103 Eps 101
104 Eps 102
105 Eps 103!!!
106 Eps 104
107 Eps 105
108 Eps 106
109 Eps 107
110 Eps 108
111 Eps 109
112 Eps 110 TAMAT
113 Extra!!! Part 1
114 Extra Part 2
115 Extra Part 3
116 Extra Part 4
117 Extra Part 5
118 Extra Part End
Episodes

Updated 118 Episodes

1
PERKENALAN TOKOH
2
Eps 1
3
Eps 2
4
Eps 3
5
Eps 4
6
Eps 5
7
Eps 6
8
Eps 7
9
Eps 8
10
Eps 9
11
Eps 10
12
Eps 11
13
Eps 12
14
Eps 13
15
Eps 14
16
Eps 15
17
Eps 16
18
Eps 17
19
Eps 18
20
Eps 19
21
Eps 20
22
Eps 21
23
Eps 22
24
Eps 23
25
Eps 24
26
Eps 25
27
Eps 26
28
Eps 27
29
Eps 28
30
Eps 29
31
Eps 30
32
Eps 31
33
Eps 32
34
Eps 33
35
Eps 34
36
Eps 35
37
Eps 36
38
Eps 37
39
Eps 38
40
Eps 39
41
Eps 40
42
Eps 41
43
Eps 42
44
Eps 43
45
Eps 44
46
Eps 45
47
Eps 46
48
Eps 47
49
Eps 48
50
Eps 49
51
Eps 50
52
Eps 51
53
Eps 52
54
Eps 53
55
Eps 54
56
Eps 55
57
Eps 56
58
Eps 57
59
Eps 58
60
Eps 59
61
Eps 60
62
Eps 61 !!!
63
Eps 62
64
Eps 63 !!!
65
Eps 64 !!!
66
Eps 65
67
Eps 66
68
Eps 67
69
Eps 68
70
Eps 69!!!
71
Eps 70
72
Eps 71
73
Eps 72
74
Eps 73
75
Eps 74
76
Eps 75
77
Eps 76
78
Eps 77
79
Eps 78!!!
80
Eps 79
81
Eps 80
82
Eps 81
83
Eps 82
84
Eps 83
85
Eps 84
86
Eps 85
87
Eps 86!!! (Disarankan membaca setelah buka puasa )
88
Eps 87
89
Eps 88
90
Eps 89
91
Perubahan Jadwal Update
92
Eps 90!!!
93
Eps 91
94
Eps 92!!!
95
Eps 93
96
Eps 94
97
Eps 95
98
Eps 96
99
Eps 97
100
Eps 98
101
Eps 99
102
Eps 100
103
Eps 101
104
Eps 102
105
Eps 103!!!
106
Eps 104
107
Eps 105
108
Eps 106
109
Eps 107
110
Eps 108
111
Eps 109
112
Eps 110 TAMAT
113
Extra!!! Part 1
114
Extra Part 2
115
Extra Part 3
116
Extra Part 4
117
Extra Part 5
118
Extra Part End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!