Soraya mengeluh kesakitan, karena lutut nya terbentur lantai.
Kalau jalan pake mata!!" Soraya menatap orang yang menabraknya, tegar yang melihat sikap kedua orang tuanya pada Soraya, menjadi marah.
Tegar mendekati, Soraya dan membantu Soraya berdiri "maafkan, kedua orang tua ku!" ucap tegar.
"Iya, tidak apa-apa" jawab Soraya.
Tegar mengikuti langkah kaki Soraya dengan sedih, Tegar merasa serba salah dengan apa yang telah ayah dan ibunya lakukan pada Soraya.
"Kamu masih pegang kartu ATM aku?" tanya Tegar.
Soraya mengangguk "bagus kita beli es krim yuk! kata orang makan es krim bisa buat suasana hati orang bisa berubah!" bujuk Tegar.
"Jangan sayang uangnya, nanti saja di pakai buat yang perlu saja" tolak Soraya.
Tegar tertawa mendengar ucapan Soraya "uangku tak akan habis kalau hanya untuk beli satu buah es krim, buat beli satu, eh 100 truk es krim pun, masih banyak sisanya" ucap Tegar.
"Tapi!"
"Anggap saja, ini sebagai permintaan maaf dariku karena kedua orang tuaku yang sudah bersikap kasar padamu" lanjut Tegar, Soraya menatap Tegar sekali lagi.
"Boleh aku ajak Karin? dia sangat suka es krim!" ucap Soraya, Tegar tersenyum sekali lagi mendengar ucapan Soraya yang polos itu.
"Tentu saja!" jawab Tegar, Soraya tersenyum bahagia, membayangkan bagaimana gembiranya Karin, saat makan es krim kesukaannya.
Soraya yang sudah selesai jam kerjanya, segera pulang untuk menjemput Karin di rumah bibi nya. Tegar sesuai janjinya mengajak Soraya dan Karin makan es krim, Tegar membawa Soraya ke sebuah Toko yang khusus menjual es krim, berbagai macam rasa es krim di jual di sana.
Karin terpana, saat di hadapannya tersaji, semangkok besar es krim berwarna coklat dan pink, lidah kecil Karin keluar, tak sabar untuk mencoba es krim itu, Soraya tersenyum lebar melihat hal itu, Soraya selalu berharap Karin selalu bahagia walau mereka sudah yatim piatu kini.
Soraya tertawa saat dalam sekejap es krim dalam mangkok Karin habis tak tersisa, Tegar pun sama, Tegar sungguh tak menyangka, melihat anak kecil makan es krim saja, mampu membuatnya tertawa dan hatinya senang, padahal dulu Tegar sering menonton berbagai macam hiburan, walau sempat di buat tertawa, tapi setelah acara itu selesai hati Tegar kembali menangis.
"Makasih, ya!" ucap Soraya pada Tegar, sambil tersenyum
"Sama-sama!" jawab Tegar.
"Kakak, senyum sapa siapa sih?" tanya Karin, membuat Soraya terkejut dan Tegar tertawa.
"Cowok di sana ganteng, ya?" jawab Soraya.
"Kakak! mata genit nya jangan mulai!" protes Karin.
"Memang kenapa? kan ini pertama kalinya kita keluar santai begini!" balas Soraya.
"Ih_ ingat kata ibu, kakak itu perempuan jangan nyosor duluan!" lanjut Karin.
"Siapa juga yang mau nyosor, duluan. Kakak cuma bilang cowok itu ganteng!!"
"Itu namanya genit!!" omel Karin.
Soraya terdiam, dia menatap ke arah Tegar, yang sedang menatapnya "ada apa!?" tanya Soraya sedikit kesal.
"Ternyata cewek juga ada yang mata keranjang!" ucap Tegar, sambil tersenyum sinis pada Soraya, Soraya langsung melotot ke arah Tegar.
"Kakak!!" panggil Karin.
"Ada apa!!" sentak Soraya kesal.
"Jangan suka ngomong sendiri! nanti cowok nya kabur!" ucap Karin, Karin merasa aneh beberapa hari ini kakaknya Soraya sering ngobrol sendirian, Karin jadi suka takut melihatnya.
"Kakak ngga ngomong sendiri, kakak ngomong sama dia!!" jawab Soraya sambil menunjuk jari tangannya pada Tegar, sepertinya Soraya lupa, kalau Karin tak bisa melihat Tegar.
Karin merinding ketakutan "jangan bilang kakak lihat setan lagi, seperti kemarin di rumah!" oceh Karin.
Tegar tertawa melihat Soraya kebingungan " aku bayar dulu es krim nya!" ucap Soraya, untuk mengalihkan situasi yang sudah membuatnya bingung.
Soraya terkejut dengan harga dua mangkok es krim yang baru saja habis di makannya "apa mbak, 200 ribu?" tanya Soraya.
"Iya mbak, ini struk nya" ucap pelayan itu.
"Soraya dengan berat mengeluarkan uang sebesar 200 ribu dari dalam dompetnya, biasanya uang segitu buat jatah makan dirinya dan Karin selama tiga hari, Soraya menghela nafas nya melepas yang 200ribu itu.
"Mahal banget!!" gumam Soraya.
"Enggak mahal, emang segitu harga nya" bisik Tegar.
"Terserahlah, sayang uang segitu hanya untuk es krim" omel Soraya yang masih kesal.
"Itu uangku, jangan marah-marah terus, malu dilihat banyak orang!" bisik Tegar lagi.
Soraya mengangkat wajah nya yang dari tadi tertunduk sambil menggerutu tidak jelas. Soraya melihat beberapa orang yang sedang makan es krim melihat ke arah nya, dengan pandangan aneh.
Soraya segera mempercepat langkahnya menghampiri Karin, dan segera keluar dari toko es krim tersebut.
Soraya mendengar tawa keras Tegar, namun tidak dia perduli kan, Soraya menuntun Karin dengan cepat, meninggalkan Tegar, yang masih saja tertawa.
Tegar meminta Soraya agar tidak langsung pulang, Tegar ingin membawa Soraya dan Karin berjalan-jalan ke sebuah Mall,di sana tegar meminta Soraya agar membelikan Karin beberapa potong baju, hingga membuat Karin keheranan, Soraya kakaknya mendapat uang begitu banyak dari mana?.
"Kakak! uang kakak banyak, dapat dari mana?" tanya Karin penasaran.
"Dari hantu di sebelah kakak!" jawab Soraya, Tegar yang di sebut hantu oleh Soraya terlihat marah, wajahnya memerah.
"Kakak, jangan bikin Karin takut!" rengek Karin.
"Nanti, kakak cerita di rumah" jawab Soraya, Karin mengangguk mengerti.
Tegar yang marah, terus menatap.tajam ke arah Soraya, tapi Soraya tidak memperdulikan itu, Tegar yang kesal mendekati Soraya, Tegar duduk di samping Soraya tanpa jarak, membuat Soraya bergeser menjauh, tapi tegar mendekat lagi, bahkan merangkul pundak Soraya, lalu menarik wajah Soraya agar menghadap ke arah nya.
"Aku belum mati!" ucap Tegar, Soraya mengangguk, Tegar tersenyum lalu segera melepaskan Soraya.
"Apa dia, yang tadi mengganggu kakak?" tanya Karin, melihat tingkah aneh kakaknya barusan, Soraya mengangguk, Karin menghela napasnya, pasrah.
***
Soraya dan Karin akhirnya, sampai juga di rumah, setelah itu Karin langsung menarik tangan Soraya, agar mengikutinya masuk ke dalam kamar.
"Katakan padaku, apa dia mengikuti kita masuk ke dalam kamar ini?" tanya Karin sambil berbisik.
"Tidak!" jawab Soraya.
"Dia laki-laki atau perempuan?" tanya Karin lagi.
"Laki-laki"
"Masih muda atau sudah tua?"
"Muda, belum menikah"
"Dia orang kaya?"
"Iya"
"Jadi benar, tadi kita belanja pake uang setan itu?
"Iya"
"Bagaimana dia membayarnya?"
"pake ini" Soraya mengeluarkan kartu ATM milik Tegar, sambil tersenyum.
"Wajah nya seram, tidak?" tanya Karin lagi
"Tidak, lumayan lah!" jawab Soraya, sambil mengingat wajah Tegar.
"Jadi yang bisa lihat dia, cuma kakak?"
"Iya"
"Aneh" ucap Karin sambil mengerutkan kening berpikir.
"Dia sekarang di mana?" tanya Karin lagi.
"Mungkin di kamar Kaka, sedang istrirahat!" jawab Soraya lagi.
Jika pria itu bisa kakak lihat, kenapa ayah ibu tidak bisa? tanya Karin, Soraya menatap Karin lalu menarik Karin masuk ke dalam pelukannya.
"Ayah dan ibu sudah tiada, sedangkan dia belum?kasian masih terombang-ambing" jelas Soraya dengan sedih karena tahu Karin pasti rindu sama Ayah dan ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments