"auww" jerit gadis itu kesakitan
"Apa cubitan ku sakit?" tanya Tegar.
"Tentu saja" jawab Soraya.
Tegar menatap gadis yang sedang di hadapannya, saat ini.
"Siapa yang sakit?" tanya Soraya, kaget
"Lalu kenapa kamu berjalan sendirian, mana keluarga kamu?" tanya Soraya lagi.
"Ada mereka masih tidur" jawab Tegar.
"Mungkin mereka lelah" timpal Soraya.
"Iya" balas Tegar.
"Aku permisi dulu, pekerjaanku di rumah sakit ini telah selesai" ucap Soraya.
Tegar mengikuti kemana Soraya pergi, ternyata dia menghampiri gadis kecil tadi, lalu menggendong gadis kecil itu di punggungnya.
"Apa aku berat ka?" tanya gadis kecil itu pada Soraya.
"Sedikit, mungkin karena kamu sudah agak besar" jawab Soraya.
"Kalau begitu, kakak turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri" protes gadis kecil itu.
"Nanti di jalan yang sebelah sana yah, di sini masih ramai, kakak takut kamu tertabrak orang lain" jawab Soraya,gadis kecil itu menganggukan kepalanya.
Sedangkan Tegar di belakang masih mengikuti Soraya, tanpa Soraya ketahui. Mereka berdua ternyata berjalan jauh sekali, tapi di wajah mereka tidak terlihat rasa lelah, "mungkin mereka sudah biasa melakukan semua ini" bathin Tegar.
Soraya menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah kecil yang sudah tua, mereka masuk ke dalam rumah itu.
"Kakak akan masak sebentar nanti kita akan sarapan" ucap Soraya
"Iya kak" jawab gadis kecil itu.
Tegar yang penasaran masuk ke dalam rumah tua itu, rumah itu berisi barang-barang yang sudah tua juga, sofa, meja bahkan lemari semua modelnya sudah ketinggalan jaman, tapi kerena masih bisa di pakai jadi di pertahankan, oleh pemiliknya.
Tegar masuk ke rumah Soraya lebih dalam lagi, Tegar melihat gadis kecil itu sedang menonton telivisi yang juga modelnya sudah tua, Tegar kemudian mencari Soraya.
Soraya yang baru saja selesai masak terkejut melihat Tegar berdiri di hadapannya.
"Kamu!!" teriak Soraya, Tegar membungkam mulut Soraya, dan menarik Soraya masuk ke dalam dapur lagi.
"Tenanglah, aku butuh bantuan kamu!" bisik Tegar.
"Kamu mau membantuku tidak?" Bisik Tegar lagi.
"Memangnya apa yang bisa aku bantu?" tanya Soraya begitu berhasil melepaskan mulutnya dari bekapan tangan Tegar.
Tegar melepaskan cengkraman nya pada Soraya, Soraya seketika berteriak "aaaaa tolong!!" membuat Karin berlari ke arah Soraya kakaknya.
"Kakak ada apa!?" tanya Karin panik, Soraya langsung menarik tangan Karin agar merapatkan diri dengannya.
"Itu ada orang asing masuk!" jawab Soraya sambil menunjuk ke arah Tegar, Tegar yang panik tampak ketakutan.
"Mana orang itu ka?" tanya Karin sekali lagi.
"Itu di depan kita masak kamu tidak lihat" omel Soraya pada Karin.
"Karin tidak lihat ka, mana orangnya!" protes Karin kesal pada Soraya, Tegar tersenyum lebar, Tegar ingat dirinya tak bisa di lihat orang lain kecuali Soraya.
Tegar mendekati Soraya, sambil menatap ke arah Soraya.
"Pergi, jangan dekati kami!!" teriak Soraya.
"Kakak enggak ada siapa-siapa? Ah kakak ini !!" Omel Karin meninggalkan Soraya begitu saja.
"Karin tunggu kakak!!" teriak Soraya, mengejar adiknya, Tegar terus mengikuti Soraya, sambil menyerigai menyeramkan.
"Karin tolong kakak!!" teriak Soraya lagi, melihat Tegar terus mendekatinya.
Karin menoleh ke arah kakak nya "kakak gila orang tak ada apa-apa!!" Omel Karin lagi.
"Masa Karin ngga lihat pria itu!! sekarang pria itu sedang berjalan mendekati kakak, tolong Kakak Karin" cerocos Soraya.
"Mana kakak, mana pria itu" ucap Karin sambil memukul kan sapu ke segala arah.
Tegar mencoba menghindar dari pukulan Karin, tapi dia sedikit terpojok.
"Bagus Karin ayo pukul terus orang itu!!" teriak Soraya.
Tegar merapatkan kedua lengannya, agar wajahnya tak terkena pukulan sapu yang di ayunkan oleh Karin.
"Aaaa!!" teriak Tegar saat sapu yang diayunkan Karin mengenai dirinya.
Tegar membuka mata dan tangannya, Tegar merasa aneh karena tidak merasakan sakit apapun di tubuhnya, Tegar tersenyum pada Soraya.
"Hantuuu!!!!" teriak Soraya.
Karin menoleh ke arah kakaknya, lalu tersenyum lucu dan tertawa.
"Kakak lucu mana ada hantu siang-siang begini" ucap Karin di sela tawanya.
Soraya terdiam, Karin benar, mana ada hantu di siang bolong begini.
Karin masih saja tertawa, Soraya memberanikan diri mendekati Tegar, Soraya mencubit hidung Tegar yang mancung.
"Aduh! sakit!!" omel Tegar, Soraya mencubit pinggang Topan kali ini kali penasaran.
"Sakit tahu!!" sentak Tegar.
"Aneh!!" ucap Soraya, Soraya mengkerutkan keningnya berpikir sesuatu.
Karin yang melihat tingkah aneh kakaknya terdiam "apa yang terjadi dengan kakaknya?" wajahnya berubah sedih, Karin jadi menangis.
Soraya dan Tegar terkejut mendengar tangisan Karin, Soraya mendekati Karin, lalu memeluknya erat.
"Ada apa sayang?" tanya Soraya.
"Kakak jangan gila, nanti Karin sama siapa?" ucap Karin.
"Kenapa kakak jadi gila?" tanya Soraya tak mengerti.
"Tadi Karin lihat kakak senyum-senyum sendiri, Karin takut" ucap Karin.
"Ha ha ha" suara tawa dari Tegar, Soraya mendelik ke arah Tegar.
"Semua gara-gara kamu!" gumam Soraya.
"Kok, gara-gara aku sih ka!" omel Karin mendengar gumaman Soraya.
"Bukan kamu, tapi dia!" tunjuk Soraya pada Tegar.
"Tuch kan kakak gila!" rengek Karin lagi, Tegar tertawa terbahak-bahak.
Soraya memeluk Karin erat, untuk mencoba menghentikan tangis Karin yang menyedihkan itu.
Karin menangis hingga akhirnya tertidur tanpa makan terlebih dahulu, membuat Soraya sedikit sedih.
Soraya keluar dari kamarnya setelah membaringkan Karin di atas tempat tidur. Melihat Tegar yang sedang duduk di kursi dengan wajah sedihnya, Soraya merasa sedikit iba, Soraya menghampiri Tegar.
"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Soraya.
"Apa kamu benar-benar mau membantuku?" tanya Tegar
"Kalau aku bisa pasti akan aku bantu" jawab Soraya, Tegar menatap penuh haru pada Soraya.
Hari itu selama Karin tidur, Soraya dan Tegar saling berbicara, Tegar menceritakan apa yang terjadi padanya.
"Terus apa yang harus aku bantu?" tanya Soraya.
"Aku ingin pulang ke rumahku" ucap Tegar.
"untuk apa?" tanya Soraya.
"Ada yang harus aku ambil di sana" ucap Tegar.
"Apa?" tanya Soraya lagi penasaran.
"Sebuah surat yang ku tulis sebelum aku kecelakaan" jawab Tegar.
"Apa kamu ingin aku mengambil surat itu?" tanya Soraya, Tegar mengangguk pelan.
Soraya mengerutkan keningnya, tampak sedikit berpikir "bagaimana aku bisa masuk ke rumah kamu, rumah orang kaya pasti ada penjaganya" ucap Soraya.
"Aku akan menemani kamu ke sana" balas Tegar.
"Baiklah kita pergi besok" jawab Soraya.
"Tok! Tok! Tok!" bunyi pintu di ketuk.
"Bang Risman!ada apa?" tanya Soraya ketika membuka pintu ternyata Risman yang datang.
"Ini aku membawakan makanan buat Karin dari ibu" ucap Risman.
"Makasih bang, mampir dulu bang!" tawar Soraya, Risman menengok kanan dan kiri, hari ini begitu sepi.
Risman dengan ragu masuk ke dalam rumah Soraya, Soraya pamit untuk membuatkan minuman, Risman bangkit dari duduknya saat Soraya pergi ke dapur, ia menutup pintu rumah Soraya lalu masuk ke dalam menyusul Soraya, Tegar yang dari tadi memperhatikan gerak gerik Risman sedikit curiga, Tegar mengikuti Risman, Soraya terkejut saat melihat Risman.
"Ssssttt!" ucap Risman langsung mendorong Soraya hingga membentur tembok.
"Bang Risman mau apa?" tanya Soraya ketakutan, Risman tanpa bicara mencium Soraya dengan penuh nafsu, Soraya berteriak, tapi tak ada yang mendengar karena rumah Soraya jauh dari tetangga.
Tegar bingung harus membantu Soraya bagaimana, Tegar sudah memukul Risman tapi percuma Risman tidak merasakan pukulannya, Tegar serasa memukul angin kosong lagi, Tegar menarik baju Risman itu juga sia-sia,Tegar merasa putus asa tak bisa menolong Soraya.
"Tegar tolong aku!!" Teriak Soraya.
"Iya tapi bagaimana? aku tak bisa menyentuhnya" ucap Tegar.
Tegar menarik tangan Soraya, hingga Soraya bergerak, membuat Risman menghentikan aksinya.
Tegar melihat cengkraman Risman sedikit mengendur, Tegar segera menarik Soraya dalam dekapannya, Risman terkejut Soraya bisa terlepas darinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nuhume
Astaga benner-benner yaa si Risman ini.
2023-05-29
0