04. Mengapa Harus Aku

Jangan biarkan rasa sakit ini menguasai hatimu karena rasa sakit ini yang akan membuat hatimu menyesal telah mengambil keputusan yang salah

-Author-

Author's POV

Arkan duduk diatas ranjang kamar yang sempat ditempati Karla sebelum ia pergi meninggalkan surat yang menyakitkan hati Arkan. Arkan menunggu kabar dimana keberadaan Karla sekarang dari para suruhannya. Apakah mereka sudah menemukan Karla?? Pertanyaan itu terus muncul dalam pikiran Arkan sejak tadi.

Tok..tok...tok..

Salah satu bodygard Arkan mengetuk pintu kamar yang sekarang ditempati Arkan.

" Tuan " panggil bodygard tersebut.

" Bagaimana? Apakah kalian menemukannya?? " tanya Arkan tanpa menatap sang bodygard.

" Maaf Tuan, kami sudah mencari kemanapun tapi nona Karla tak ditemukan. Kami juga sudah mencari keseluruh bandara yang ada dinegara ini, tapi tak ada keberangkatan atas nama Karla Syavira " jelas bodygard tersebut sambil menundukkan kepalanya.

" Periksa lagi dengan benar. Saya tidak mau tau kalian harus menemukan dia dan bawa dia kesini sebelum acara pernikahan ini dimulai " kata Arkan tegas.

" Baik Tuan " kata bodygard itu lalu berlalu pergi darisana.

Arkan menghela hapas berat. Ia tak tau kenapa Karla pergi disaat seperti ini. Karka benar-benar mengecewakan Arkan, tapi ia tak bisa membenci Karla saat ini. Hati Arkan sudah terikat dengan Karla.

Bagi Arkan Karla adalah orang yang bisa membuat hidupnya penuh warna selain ibunya. Karla yang bisa membuat ia tersenyum. Karla yang bisa membuat Arkan melupakan lelahnya disaat ia pulang kerja. Hanya Karla yang Arkan butuhkan, tapi kenapa Karla malah meninggalkan dirinya disaat hari penting ini. Arkan menutup wajahnya dengan tangannya dan berusaha menenangkan diri sejenak.

Disisi lain Shasa terus memperhatikan kamar dimana ada Arkan didalamnya. Inilah yang membuat ia enggan untuk menikah. Karena setiap manusia memiliki sikap egois.

Kejadian yang dia alami 3 tahun yang lalu seperti berputar kembali dikepala. Perceraian orang tuanya. Ia benci dengan kata pernikahan. Ia benci kata cinta dalam kehidupan. Masa lalu yang kelam membuat Shasa menghindari semua itu.

Egois. Itulah kata yang membuat Shasa enggan memiliki hubungan dengan lawan jenisnya. Jika mereka hanya mementingkan ego mereka untuk apa sebuah hubungan, untuk apa ada cinta dan untuk apa adanya kata pernikahan. Lalu untuk apa ia menjadi seorang WO, semua ini bukanlah keinginannya melainkan keinginan seseorang yang berarti bagi dirinya.

Amanda Sanjani, itulah nama orang yang membuat Shasa bangkit seperti sekarang. Inilah cita-cita Amanda ingin menjadi seorang WO yang hebat. Bagi Shasa itu adalah kewajibannya meneruskan dan mewujudkan impian Amanda.

Shasa beranjak dari tempatnya berdiri. Ia berjalan menghampiru para pegawainya.

" Keke tolong lihat hiasan lampu yang dekat tangga sepertinya ada sedikit masalah " Shasa menunjuk hiasan lampu kelap-kelip yang dibagian tangga

" Oke Mbak " Keke segera berjalan kearah tangga.

Shasa berjalan kearah lain. Sebelum ia melangkahkan kakinya ia merasa ada yang mencekal tangannya dari arah belakang.

Shasa berbalik dan langsung bertatapan pemilik mata biru itu. Arkan menatap  tanpa ekspresi kepada Shasa.

" Bawa dia kekamar " perintah Arkan tegas. Bodygard yang diperintah lansung membawa Shasa kearah kamar.

" HEY APA YANG KALIAN LAKUKAN. LEPASKAN AKU " teriak Shasa sambil meronta berusaha melepaskan diri dari pegangan para bodygard Arkan

" APA YANG AKAN KAU LAKUKAN PADAKU PRIA ANGKUH?! " teriak Shasa masih berusaha melepaskan dirinya.

Arkan tak menjawab  pertanyaan Shasa ia hanya berjalan kearah kamar yang dituju oleh para bodygardnya membawa Shasa.

Didalam kamar sudah ada para perias

" Dandani dia lalu pakaian gaun itu padanya " perintah Arkan tegas dan dingin

" Sebentar lagi acara akan dimulai. Kalian tetap berjaga didepan kamar ini " Arkan memerintah para bodygardnya. Ia berlalu dari tempat itu lalu menuju ruangan sebelah kamar itu. Arkan mengunci pintunya.

_______________________________

Arkan's POV

Setelah mengunci pintu aku mendudukkan diriku dikursi yang ada diruangan ini. Aku harap keputusan ini adalah keputusan yang tepat.

Aku memijit kepalaku yang sedikit pusing karena kabar yang ku dengar tadi.

Flashback On

30 menit yang lalu

Aku duduk diatas ranjang kamar menunggu kabar selanjutnya dari para bodygardku. Hatiku resah memikirkan hal ini sebentar lagi acara dimulai tapi belum ada kabar sama sekali dari bodygardku.

Cukup lama aku menunggu hingga aku mendengar suara ketukan dipintu kamar ini.

" Tuan, kami sudah memeriksa ulang semua bandara tapi nona Karla tetap tak bisa ditemukan " katanya dan itu berhasil membuat hatiku semakin resah.

" Mengapa bisa seperti itu. Bukankah kalau dia pergi keluar negeri pasti akan ada catatan keberangkatannya " kataku dingin dan tegas.

" Mungkin saja nona tidak menggunakan nama aslinya, ia pasti memalsukan identitasnya Tuan " damn! Kabar ini membuatku semakin frustasi.

" Acara tidak mungkin bisa dibatalkan. Nama baik keluarga akan hancur jika pernikahan dibatalkan seperti ini. " masalah ini seakan membuat akan mati saja.

Aku terus berusaha memikirkan solusi yang baik saat ini. Nama baik keluargaku dipertaruhkan disini.

" Tuan apakah para tamu mengetahui wajah dari nona Karla? " pertanyaan bodygardku ini membuatku sedikit bingung.

" Mereka belum pernah melihat bagaimana wajah Karla, emangnya ada apa? " bodygarku terlihat menggaruk tengkuknya.

" Saran saya sebaiknya Tuan mencari wanita yang menggantikan nona Karla untuk menikah dengan Tuan. " aku memikirkan apa yang dikatakan bodygarku ini.

" Kau tau aku tak mungkin menikahi wanita lain selain Karla " kataku tegas membuat bodygardku sedikit menunduk.

" Hanya untuk sementara Tuan sampai nona Karla kembali " katanya. Ide ini memang konyol tapi demi menjaga nama baik keluargaku.

Tunggu....

Siapa perempuan itu. Siapa yang akan aku jadikan pengganti Karla. Aku keluar kamarku lalu melihat ke sekeliling. Sampai aku melihatnya. Gadis itu yang akan menggantikan Karla

Aku berjalan kearahnya dan mencekal tangannya, ia berbalik kearahku tanpa menunggu apa pun aku menyuruh bodygardku membawanya kekamar.

Dia terus berteriak dan meronta tapi aku tak menanggapinya. Kesalahan ini terjadi juga karena dia andai saat itu ia tetap menjaga kamar itu maka Karla tak akan kabur. Akhirnya bodygardku berhasil membawanya kekamar setelah sampai aku langsung menyuru para perias untuk mendadaninya.

Flashback Off

Apapun akan kulakukan untuk tetap menjaga nama baik keluargaku. Aku tak ingin mengecewakan ibuku.

Mungkin ibuku akan marah padaku nanti setelah tau bukan Karla yang aku nikahi tapi perempuan lain. Ibuku tak jadi datang hari ini karena ada urusan mendadak di New York saat ini.

Aku menyandarkan punggungku kekursi yang kududuki sekarang saat ini. Baru beberapa saat aku memejamkan mataku terdengar suara pintu ruangan ini diketuk.

Aku berjalan kearah pintu lalu membukanya

" Tuan nona Shasa telah selesai dan siap untuk menuju keacar pernikahan " kata Bodygardku.

Setelah mendengar itu aku berjalan kearah kamar sebelah ruangan. Saat sampai aku masuk kedalam dan melihat ia memakai gaun berwarna putih yang cantik namun tertutup.

Aku terdiam saat memandangi wajahnya. Cantik itulah yang ada dalam pikiranku sekarang. Ia tertunduk kebawah enggan untuk melihatku. Aku maju mendekatinya lalu memegang dagunya dan mengangkatnya keatas agar ia bisa menatapku.

Shasa's POV

Setelah kepergiannya dari kamar ini aku bisa bernapas sedikit lega. Aku beralih menatap para perias dihadapanku saat ini. Mereka maju mendekatiku

" Apa yang akan kalian lakukan? " tanyaku tegas

" Kami hanya diperintahkan untuk merias anda nona, anda akan menikah dengan Tuan Arkan " perkataan perias ini membuat kaki lemas.

Aku akan menikah dengan pria angkuh itu? Tidak ini hanya mimpi. Aku mohon bangunkan aku sekarang dari mimpi buruk ini.

" Nona apa anda baik-baik saja? " pertanyaan itu membuat aku tersadar dari lamunanku.

" Aku tidak akan baik-baik saja jika aku menikah dengannya " kataku

" Nona sebaiknya anda duduk biarkan kami merias wajah anda " aku tetap pada posisiku. Aku tak ingin menikah dengan pria angkuh itu atau siapapun.

" Nona kami mohon duduklah kami akan mulai merias anda karena sebentar lagi acara akan dimulai " Aku tetap tak mau duduk

" Aku tak mau dirias aku mau keluar dari kamar ini " Aku berjalan menuju kepintu. Aku memutar handle pintunya tapi tak mau terbuka. Sial!! Aku dikunci disini.

" Nona kamar ini jaga oleh para bodygard sebaiknya anda menurut saja pada Tuan. Tolong nona duduklah " Perias itu menghampiriku lalu memegang tanganku dan menuntunku untuk duduk.

" Apa aku tak bisa menolak hal ini? Aku mohon bantu aku keluar dari sini " aku memohon pada perias ini. Aku harap mereka mau membantuku saat ini.

" Maaf nona kami tak bisa " ada apa dengan mereka. Aku hanya perlu mereka membantu untuk keluar dari sini.

" Aku mohon tolong aku " kataku lebih memohon lagi.

" Kami benar-benar minta maaf nona. Kami tak bisa membantu anda " percuma semua ini percuma. Mengapa aku harus mengalami hal ini? Apa salahku? Apa yang harus kulakukan Ya Tuhan?

Mereka mulai merias wajahku. Setelah selesai mereka membantuku memakai gaun pengantin berwarna pink padaku. Sebelum mengenakan gaun itu aku memperhatikan gaunnya dengan teliti. Bagian belakangnya terbuka. Belahan dadanya membentuk huruf V dan itu sangat rendah.

Tidak aku tak akan memakai gaun itu

" Apa kalian tidak punya gaun yang tertutup? Aku tak suka gaun itu " kataku. Mereka mulai membongkar tas mereka mencarikanku gaun yang kuinginkan.

" Kami hanya punya gaun ini nona " katanya lalu menunjukkan gaun itu padaku.

Gaun itu berwarna putih susu. Tak ada bagian yang terbuka, sangat tertutup. Aku menyukai gaun ini.

" Aku suka gaun itu. Kalian bantu aku memakainya " aku pasrah pada takdir ini. Walaupun aku mencoba untuk melawan itu semua pasti akan percuma.

Aku selesai memakai gaunku ini. Aku mematut diriku didepan cermin yang ada dikamar ini.

" Anda sangat cantik nona. Aku akan memberitahu bodygard diluar kalau anda sudah siap. " perias itu berjalan kearah pintu lalu mengetuknya. Pintu itu terbuka, perias itu berbicara pada bodygard diluar. Setelah selesai berbincang bodygard itu pergi entah kemana.

Beberapa saat aku menunggu terdengar suara pintu kamar ini terbuka dan terlihatlah pria angkuh itu. Dia terdiam ditempatnya entah apa yang ia pikirkan. Aku menundukkan kepalaku karena tak mau melihat wajahnya.

Aku merasa ia maju mendekat padaku. Ia memegang daguku lalu mengangkatnya keatas sehingga aku bertatapan dengan mata birunya itu sekarang.

Dia mendekatkan wajahnya kearah wajahku.

" Kau harus siap menikah denganku. Kau yang kupilih untuk menjadi pengganti Karla sementara ini " bisiknya dihadapan wajahku.

Aku tak tau harus menjawab apa. Kenapa harus aku yang kau pilih menjadi penggantinya? Mengapa aku? Mengapa harus aku?. Ingin sekali aku mengutarakan hal itu tapi tak tau kenapa bibir ini tak bisa berkata apapun.

Terpopuler

Comments

Her Man

Her Man

ag sdh mndugax,psti sasa yg mnggntikn karla..

2023-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!