Aska tengah di periksa oleh dokter dan Zahra menemani nya. Saat ini badan Aska tengah lemah karena stres dan kelelahan. Dokter mengatakan Aska harus istirahat selama beberapa hari untuk memulihkan stamina nya, agar sehat kembali.
Aska duduk di kursi tunggu, menunggu Zahra menebus obat nya. Beruntung tidak terlalu jadi pasti Zahra juga tidak akan lama. Dalam diam nya Aska memperhatikan seorang wanita yang melintas tidak jauh dari tempat di duduk.
''Di.... ''Panggilan seseorang membuat Aska terkejut dan memaksa nya harus melihat orang itu. Sekilas dapat Aska lihat wanita itu, tubuh Aska bergetar entah apa yang terjadi dengan nya menatap sampai seperti itu.
''Aska yuk pulang.. ''suara lembut Zahra mengagetkan kan nya.
''Ya Ra.''mulut Aska menyetujui Zahra
tetapi tidak dengan mata nya, sorot mata Aska terus saja memperhatikan dua orang yang semakin lama semakin jauh dari pandangan nya.
"Orang itu mirip Diandra, mengapa aku bergetar melihat nya.? aku rasa aku tidak salah lihat, mata ku ini masih sehat walau tubuh ku lemah." batin Aska.
Sesampai nya di rumah keluarga Aska, Zahra membawa nya masuk kedalam rumah. Dengan telaten Zahra mengantar Aska ke dalam kamar nya, itu bukan hal baru lagi Zahra datang ke sana karena biasanya anya dia juga betah di rumah itu bersama sahabat lain nya.
''Zahra, ada apa dengan Aska... ?''Mami Aska menghampiri.
''Aska tidak enak enak badan tante, baru saja saya memang anya ke dokter.''jawab Zahra dengan sopan.
''Terimakasih nak, Aska memang seperti itu suka mengabaikan kesehatan nya.Biar tante saja yang merupakan mengurus nya Ra, kamu pasti capek kan istirahat saja dikamar tamu.!''kata Mami.
Tida perlu tante, kasian Mama kalau saya menginap dia pasti kesepian.''Zahra menolak dengan sopan.
''Yasudah, minta supir mengantar mu. ''
Zahra pun pamit dengan Aska sebelum ia benar-benar pulang. Lelah pasti dia rasakan tapi melihat sahabat nya sakit dia pasti tidak akan tega.
Di rumah sakit Diandra sedang mengantar Mama nya berobat karena kesehatan nya terganggu.
Ketika Diandra pulang dari kantor,dia melihat Mama nya yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Melihat Mama nya pucat Diandra pun panik, sebab Mama nya termasuk orang yang memiliki imun yang kuat dan jarang sekali sakit.
''Ma, kenapa wajah pucat..?Ayo kita ke dokter. Di takut nanti akan semakin parah.''
''Tidak usah sayang, kamu temani Mama saja di sini.''Mama Diandra bersikeras menolak.
''Ayo Ma, kalau Mama keras kepala Di malas di rumah, lebih baik kembali saja ke Amrik daripada melihat Mama begini. ''Diandra menekan Mama nya agar menurut.
''Baiklah, ternyata kamu sudah bisa mengancam Mama ya.''Mama terkekeh walau dalam keadaan sakit.
Saat Diandra ingin ke rumah sakit Papa nya telfon, menanyakan kabar istri nya.
''Di bagaimana keadaan Mama.?''Ucap Rey.
''Di mau bawa ke rumah sakit Pa, wajah nya pucat.''kata Diandra.
''Panggil Dokter Bela saja Di, ngapain ke rumah sakit.''
''Dokter Bela sedang tugas Pa, lebih baik ke rumah sakit saja kalau nanti harus di rawat kan lebih mudah.''Diandra menjelaskan dengan terburu-buru.
''Ya sudah, kalian hati-hati ya.''
Setelah memutuskan telfon nya, Di membawa Vivi ke rumah sakit. Setelah semua proses pemeriksaan selesai Diandra pun menebus obat nya di apotik, sementara Mama nya tidak perlu di rawat cukup dengan obat saja pasti akan lebih baik.
Diandra memang agak lama, karena setelah menebus obat dia menerima telfon dari sekertaris nya. Setelah selesai dia pun kembali dan Mama nya sudah bosan menunggu.
''Di kenapa lama..?''Mama bertanya karena sudah lelah.
''Maaf Ma tadi ada telfon.''
Di, jangan pakai kursi roda Mama bisa jalan Di.''Saat ini lah Aska melihat mereka dan mendengar nama Di, di sebut.
''Mama duduk tenang tidak usah banyak protes. ''Diandra mendorong kursi roda menuju loby karena supir sudah menunggu.
''Aska, lihat tuh Zahra peduli sekali dengan mu. Sudah lah kamu sama dia saja,udah cantik baik lagi. ''Mami Aska mulai merecoki anak untuk menikah dengan Zahra.
''Ma, Zahra itu sekertaris ku dan memang tugas dia melakukan itu jika aku sakit. ''
''Tapi Aska..''
''Ma Aska mau istirahat,kepala ku rasa nya mau pecah.''Aska semakin pusing mendengar ucapan Mami nya.
''Ya sudah tidur lah.''Mami pun keluar kamar setelah menyelimuti tubuh Aska.
Langit begitu cerah pagi ini membuat semangat orang yang akan melakukan aktivitas nya, tetapi tidak dengan Aska. Dia masih betah di atas tempat tidur karena memang tak sanggup untuk terbangun. Kepala nya masih terasa berat dan badan nya lemas, memang sudah tidak sesakit kemarin tetapi tetap saja dia belum kembali sehat.
Aska termenung, pikiran tentang Diandra belum menghilang dalam ingatan nya. Dia masih gelisah memikirkan gadis itu, Aska pikir selama ini Diandra hanya angin lewat yang menghiasi kehidupan nya di saat kuliah.
"Ada apa dengan ku, kenapa aku terus mengingat Diandra. Wajah ceria nya saat dulu bersama masih teringat jelas di benakku. Jadi benar gadis yang ku lihat semalam adalah dia, jika Boby melihat nya mungkin benar ada nya jika itu adalah Diandra. Astaga mengapa yang ada di otak ku ini hanya Diandra, saat tidur aku memimpikan nya, ketika ingin terbangun pun dia seperti ada di depan mata ku.Benar-benar membuat ku gila. "
Aska pun mengalihkan pikiran nya pada pekerjaan akan tidak selalu mengingat Diandra lagi.
''Zahra hari ini aku tidak masuk kantor, kamu bawakan berkas ke rumah saja jika ada yang penting.!''Aska memutuskan tidak pergi bekerja.
''Baik pak.''
Aska masih teringat kejadian di rumah sakit, dia masih ingat wajah yang dia lihat kemarin sore. Wajah yang sudah lama tak pernah terlintas dalam benak nya untuk kembali melihat, setelah beberapa tahun baru kali dia melihat nya.
''Mengapa aku memikirkan Diandra, mengapa dia harus kembali datang di hidup ku. Ah tapi bukan salah dia,bukan kah dia tidak menemui ku.Tapi mengapa aku penasaran ingin melihat nya lagi, andai aku memiliki keberanian lebih, pasti aku sudah memanggil nya semalam.''
Siang hari Zahra datang ke rumah Aska, untuk membawa beberapa dokumen yang harus di periksa dan di beri tanda tangan.
Seperti biasa, Mami Aska akan sangat senang jika Zahra datang ke rumah. Semenjak memiliki niat menjodohkan nya dengan Aska, Mami Aska jadi melihat Zahra dari sudut yang berbeda. Dulu dia menganggap Zahra sahabat Aska yang sudah seperti anak bagi nya. Sekarang pandangan nya berbeda, Zahra bagai gadis spesial yang akan menjadi menantu nya kelak.
''Zahra makan siang dulu, kerja terus seperti ini nanti kami ikutan terbaring seperti Aska lho.''
''Gak dong tan, saya itu makan nya banyak jadi kuat. ''mereka memang sudah akrab jadi tidak ada rasa canggung dan malu ketika harus bersama dalam waktu yang lama.
Dua hari Aska tidak ke kantor, dua hari pula Zahra harus datang ke rumah dari siang hingga sore. Mami Aska semakin bersemangat menjodohkan kan mereka, bahkan Mami sudah bilang secara langsung niat nya itu pada Zahra.
''Zahra bagaimana kalau kamu Aska tante jodoh kan dengan mu, kalian itu kan sangat dekat jadi kurang apa lagi. Kamu mau kan jadi menantu tante, menjadi Istri Aska. ''Zahra terasa susah menelan makanan yang ia makan siang tadi, walaupun Aska sudah menceritakan niat Mami nya tetapi dia pun merasa shock jika Mami Aska membicarakan secara langsung dengan nya.
''Maaf tante,Zahra belum berfikir untuk menikah.''Zahra mencoba menolak dengan cara yang halus.
''Kalian pacaran dulu saja, supaya semakin lengket. ''Mami Aska tidak mundur.
Zahra hanya tersenyum menanggapi nya, dia takut salah bicara dan takut Mami Aska akan tersinggung jika dia menolak nya.
''Gila ternyata tante benar-benar ingin aku jadi menantu nya, astaga aku tidak bisa membayangkan jika bersanding dengan Aska. ''Zahra merasa geli sendiri mengingat permintaan Mami Aska sore tadi pada nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rapa Rasha
masih lanjut
2023-04-07
1
sayang
Duh duh duh.... tidak lama lagi akan ada cipratan cinta kayak nya.
2023-03-23
0