''Ah aku ingat namanya,dia itu Di,di.... ''Boby masih kesulitan menyebut nama nya.
''Diandra..!''Niko melanjutkan, Niko memang mengenal Diandra karena memang satu kampus.Gadis itu juga sempat dekat dengan Aska dan Diandra pun juga mengenal Niko lumayan dekat.
Uhuk, uhuk, uhuk.
Aska tersedak saat menyesap kopi yang sedang ia nikmati, sudah sangat lama dia tidak mendengar nama itu,bahkan tak pernah terlintas di benak nya untuk mengingat nya lagi.
''Ya benar Nik, Diandra teman Aska wajah nya mirip dengan dia tetapi sekarang jauh lebih cantik, sangat cantik dan terlihat beda.'' Boby berkata lagi.
Dulu Diandra hanya memoles wajah nya dengan lipstik yang natural tidak menambahkan riasan yang berlebihan, tetapi sekarang dia pasti telah melakukan perawatan untuk menyegarkan kulit nya. Apalagi sekarang menjadi seorang pengusaha, pasti nya dia harus tampil sempurna dihadapan klien dan semua orang.
''Oh ya As, bagaimana kabar anak itu.?Kata Niko.
''Aku tidak tau Nik, kami tak lagi komunikasi setelah lulus.Tapi yang ku tahu dari Johan dia meneruskan S2 di Amrik, hanya itu saja.''jawab Aska.
''Sumpah As, dia sangat berbeda. ''kata Boby.
Aska hanya menanggapi dengan senyuman kecil,karena memang tidak perlu untuk mengingat lagi gadis itu, gadis yang pernah dia tolak mati-matian .
"Aku saja sampai lupa bahwa pernah mengenal mu Di, mengapa setelah tujuh tahun harus kembali mendengar nama mu." Aska bicara dalam hatinya.
Karena hari semakin malam mereka pun pulang ke rumah Masing-masing masing. Zahra di antara Boby karena rumah mereka yang berjarak tidak terlalu jauh. Sementara Niko dan El pasti bersama dan Aska doa hanya bersama supir nya.
Di perjalanan Aska termenung, dia kembali mengingat Diandra yang sempat dibicarakan oleh Boby. Mengingat bagaiman dulu kedekatan mereka berdua, hanya Diandra lah wanita yang mampu mendekati Aska walau sebagai teman di kampus. Walaupun kedekatan mereka hanya sekedar urusan kampus dan materi kuliah, karena Diandra merupakan Gadis yang cerdas dan berwawasan luas. Itulah yang membuat Aska kagum dan tentunya sedikit tertarik untuk menjadi teman, bukan nya Aska memilih-milih teman,akan tetapi pemikiran dia dan Diandra sejalan apalagi urusan bisnis.
''Diandra, bagaimana kabar dia. ''Pikiran Aska melayang dimana saat dirinya melarang gadis cantik itu mendekati nya, bahkan menuduh bahagia di atas penderitaan nya. Dengan tegas Aska menolak tanpa memberi kesempatan apapun dan terkesan merendah.
Aska hanya tersenyum kecil di ujung bibir nya, seperti nya dia menertawakan dirinya saat itu, sampai Diandra benar-benar menjauhi nya tanpa pernah terlihat sedikit pun.Setelah sampai di rumah Aska pun langsung beristirahat, dia tidak ingin memikirkan apapun lagi sebab hari esok kesibukan nya sudah menanti.
Tiga hari yang lalu Diandra baru saja kembali dari Amerika, dalam waktu lima bulan dia telah menyelesaikan semua pekerjaan dan bisnis nya di sana.Waktu nya lebih cepat dari yang ia janjikan pada Mama nya saat itu yakni enam bulan.
''Di..Mama senang akhirnya kita bisa berkumpul kembali. ''Mama Diandra lah yang selalu memaksa putri nya untuk pulang.
''Iya Ma, demi Mama Di memutuskan untuk kembali dan menetap.Semua demi Mama dan Papa.''Diandra memeluk Mama nya.
Jelas saja Vivi memaksa putri nya kembali, sebab Di merupakan anak semata wayang nya dengan Rey. Ibu mana yang rela berjauhan dengan anak nya dalam waktu yang lama apalagi Diandra anak tunggal.
Pagi ini Aska berangkat ke kantor seperti biasa. Mobil harus berhenti ketika lampu merah tengah menyala, pandangan Aska fokus ke depan, tanpa sengaja dia menoleh kesamping saat ada lansia yang meminta-minta. Pandangan Aska semakin tajam, memandang seorang gadis yang tengah memberikan selembar uang, pada pengemis yang sudah renta.
''Aku seperti mengenal gadis itu, siapa ya.''Aska berusaha mengingat tetapi tidak menemukan jawaban nya.Tak ingin ambil pusing Aska pun mengalihkan pandangan nya, mencoba melupakan apa yang dia lihat.
''Ah sepertinya itu Di..Diandra. Ah tidak mungkin itu pasti karena cerita Boby jadi mengingat nya, aku pasti salah lihat. ''Aska berusaha melupakan apa yang dia lihat, karena pekerjaan nya lebih penting untuk dipikirkan.
Sesampai nya di kantor Aska segera menuju ruang meeting, semua keperluan pasti nya sudah di siapkan oleh Zahra. Sebagai seorang CEO pasti jadwal nya begitu padat. Pagi ini Aska begitu murka sebab ada karyawan nya yang di duga melakukan pencucian uang.
''Data laporan keuangan bulan lalu, yang masuk ke rek perusahaan dan yang tertulis dalam laporan ini sungguh berbeda.Ada yang bisa menjelaskan.?'' Aska menatap karyawan nya satu persatu dengan begitu tajam seperti mengintimidasi mereka.
Hening... tak ada yang menjawab pertanyaan Aska.
''Kenapa diam, tolong jelaskan... !''Suara Aska pelan tapi penuh penekanan, sorot mata nya penuh dengan amarah.
Satu persatu yang mengurus keuangan perusahaan memberikan penjelasan untuk Aska. Dapat dia lihat beberapa di antara mereka melakukan kecurangan.
''Saya akan melakukan penyelidikan, jika di antara kalian ada yang terbukti menggelapkan dana perusahaan, bersiaplah... !''ucapan Aska penuh dengan ancaman, dia tidak perlu bersuara lantang dan keras.Ucapan nya selalu pelan tetapi menakutkan.
Kasak kusuk semakin menjadi setelah meeting selesai, beberapa di antara mereka merasa kesal ikut terkena amarah bos nya karena merasa tidak bersalah.
''Hari ini sungguh melelahkan Ra..''Aska menyandarkan kepala nya pada sandaran kursi kebesaran nya. Mata nya terpejam mencoba menenangkan kan pikiran nya.
''Apa ada yang bapak butuhkan.. ?''kata Zahra.
''Tidak ada, panggil kan saja Boby kemari.''pinta Aska.
Zahra pun menuruti perintah Aska dan memanggil Boby ke ruangan Bos nya.
''Anda memanggil saya Bos. ''Boby masuk keruangan Aska.
''Duduk lah Bob. !''Boby pun duduk di hadapan Aska.
''Bob, kamu harus usut siapa yang melakukan tindakan pencucian uang di kantor.Saya tau kamu mampu dan tolong kerjakan dengan benar.''
''Siap Bos..''kata Aska.
''Rasa nya kepalaku ingin pecah Bob.''Aska memijit pelipis nya.
''Kamu pasti lelah As, istirahat lah jangan memaksakan diri .''Aska mengangguk pelan.
Hari ini Aska tidak bersemangat untuk mengerjakan pekerjaan nya, dokumen yang menumpuk di hadapan nya tak ada satupun yang dia sentuh. Aska merasakan kepala berdenyut dan terasa berat, mata nya terus terpejam karena saat dia membuka mata benda yang ada di hadapan nya terasa berputar.
Zahra masuk keruangan Aska dia terkejut melihat keadaan Aska, tidak biasa nya dia seperti itu. Ketika Zahra mendekati dan menempelkan punggung tangan nya ke dahi Aska, ternyata suhu panas nya sangat tinggi.
''Aska kamu sakit, ayok sekarang kita ke dokter.''Zahra membangun kan Aska, dia sudah tidak bersikap formal lagi karena panik.
''Tidak perlu Ra.. ''Aska menolak, tetapi Zahra tidak peduli dengan penolakan itu. Dia tetap memaksa Aska untuk ke dokter.
Dengan tertatih Zahra membawa Aska masuk ke dalam gedung rumah sakit. Aska hanya bersandar lemah menunggu Zahra mendaftar ke bagian administrasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rapa Rasha
tetep lanjut
2023-04-07
1
selena
hayo Aska..
2023-03-27
1
cah bagos
hati hati Aska... masak sampai batuk begono denger nama Diandra.
2023-03-22
0