4

Di kelasku sedikit berbeda dari kelas lain, kalo di kelas lain mementingkan pelajaran, di kelasku sebaliknya. Mereka memiliki hobby yang unik, suka dandan saat jam pelajaran, jajan ketika ada Guru di kelas, makan sembarangan, suka nongkrong saat jam belajar dan masih banyak lagi, kupikir kelasku yang paling unik di antara kelas lain.

Seperti pada suatu hari, rasa kantuk dan bosan menyerangku secara bersamaan, guru mata pelajaran Fisika begitu menyebalkan, ia genit dan pemalas, biasanya ia tidak masuk kelas hanya memberikan sebuah buku paket dengan ketebalan yang mengalahkan tebalnya bedak Susan jika di pagi hari, tapi kali ini sepertinya ia tidak ingin di gajih secara cuma-cuma atau hanya berdiam diri di kantor dengan memakan gajih buta.

"Selamat pagi anak-anak" Kalimat pembuka yang cukup menarik untuk guru rese satu ini, biasanya ia hanya akan menggoda teman-teman ku yang cantik saja jika ia masuk kelas, namun kali ini rupanya ia terlihat agak serius .

Pak Tisna, ya nama yang cukup tenar di sekolah ini. Seluruh murid mengenalnya karena pemalas dan juga genit, beliau adalah satu-satunya guru Fisika di kelas X.

"Baik, ada yang mau di tanyakan?" Setelah menerangkan banyak hal yang sama sekali tidak ku fahami, ia memberi kesempatan kepada murid-muridnya untuk bertanya perihal pelajaran yang baru saja ia terangkan.

"Pak !" Aku mengangkat jari telunjuk sebelah kananku ke atas.

"Ya Naura, silahkan !" Ia berjalan menghampiriku dengan tatapan yang membosankan.

"Bedanya Kimia sama Fisika apa ya?"

Seketika teman-teman ku tertawa menoleh ke arahku.

Pertanyaan macam apa itu, jelas saja berbeda jika Fisika adalah ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu atau kimia adalah

Ilmu yang mempelajari tentang susunan , struktur, sifat dan perubahan materi.

Aku cukup mengerti walaupun aku memiliki IQ yang setara dengan IQ si Minceu, buktinya aku masih mendapat nilai 6,5 pada mata pelajaran Biologi. Ya, setidaknya aku jauh lebih baik dari pada Minceu si Monyet kesayangan Babe itu.

Mendengar pertanyaan konyol, Devi yang duduk di sebelahku menggantikan Fini yang pindah ke meja paling depan, yang katanya begitu mirip denganku sampai-sampai pak Tisna mengatai kami anak kembar itu langsung mendorong kepalaku dengan jari telunjuknya.

Seketika rasa kantuk ku menghilang dan rasa bosan tiba-tiba menjauh seiring dengan kepergian pak Tisna di balik pintu kelasku yang berwarna cokelat muda itu.

" Heh tayo, maneh orang mana?" Yang kalo dalam bahasa sunda artinya (kamu orang mana?) Seseorang menggebrak mejaku, dia gemuk dan sedikit kasar. Membangunkan ku dari lamunan.

" Oh aku? orang sini, rumah ku di belakang sekolah ini.. Tepatnya GREEN LAND hehe" Aku tersenyum menggodanya. Entah kenapa , rasanya ingin sekali memasang wajah menyebalkan ketika berhadapan dengan manusia sepertinya.

" Oh , Novita ! " Ia menyodorkan tangan kanannya mengajakku salaman.

" Hai , Novita my name is Naura, Naura Calista Maulana, apal mereun? kan tadi di absen ku pa Tisna (tau kan? orang tadi di absen sama pa Tisna)". Aku berdiri dari tempat dudukku, menerima tangan kanan yang Vita sodorkan. Novita atau orang mengenalnya dengan panggilan Vita, satu-satunya perempuan frontal, bar-bar dan tukang malak. Wajahnya garang dan menyebalkan.

Tak hanya Novita yang berdiri tegak di hadapanku, di sampingnya ada Tina si tukang jajan, anehnya walau ia banyak jajan berat tubuhnya bertahan di angka 45, ada Mala tukang bolos, hampir setiap hari ia bolos, wajahnya cantik dengan kulit putih dan postur tubuh yang Body goal, Susan si tanteu pecinta warna kuning yang hampir di seluruh anggota tubuhnya mengenakan accesoris berwarna kuning, Devi yang sering di katai kembar denganku, Yani si gendut yang baik hati, Latifah si tukang dandan, Ais si hitam manis yang tomboy dan sableng, dan masih banyak lagi.

Kami semua saling bersalaman mengenalkan diri satu sama lain. Jujur, walaupun kami tau nama kami masing-masing dari buku Absensi yang biasa Elis sebut satu persatu, nyatanya kami masih orang asing yang belum begitu saling mengenal. Oh ya, kalo Elis ini murid terpintar di kelas ku saat itu.

Setelah selesai berkenalan, Novita mengajak kami berkumpul karena mejaku berada di barisan paling ujung, maka mereka memutuskan untuk berkumpul di mejaku. Kebetulan dua jam ini gurunya tidak masuk karena ada rapat penting yang tak bisa mereka tinggalkan, maka mereka hanya memberikan tugas kelas, ya kepada siapa lagi kalo bukan kepada si Elis .

Novita berinisiatif untuk membuat Gank di kelas ini, yaitu The Ladies Hatcigatsu artinya perempuan-perempuan bajingan. Anggotanya ada kurang lebih 12 orang, yaitu Novita sebagai ketua Gank, Tina, Devi, Susan, Mala, aku dan beberapa teman lainnya.

"Mulai hari ini kita buka uang kas, kita kumpulin uang buat bikin jaket" Kata Novita.

Semua orang setuju, tentu saja. Gank kita ini terkenal di sekolah karena kenakalan nya, sayang sekali bukan karena prestasi, hampir setiap hari gank kita di panggil pihak sekolah, entah karena rok pendek, baju ketat, kerudung pendek, rajia handphone, rajia make up dan juga bolos sekolah. Itu semua sudah menjadi makanan kita sehari-hari.

Semua guru sudah mengenal kami, terutama aku, Vita dan Mala. Kami bertiga adalah biang onar versi perempuan di kelas XB ini.

"Drrrrrddd.." Ponselku bergetar.

" Siapa yg kirim pesan di jam pelajaran" Aku segera mengambil ponsel di saku rok abu-abuku.

" Say, nanti istirahat aku ke sekolah mu ya.."

Itu Cepi bernama lengkap Cepi Sopian , dia pacarku, kita pacaran baru tiga bulan jalan, aku mengenalnya lewat social Media Facebook , walau begitu Cepi orang yang romantis, setia dan baik. Sebenarnya aku memacarinya hanya untuk formalitas saja, sebuah aib bagi anggota gank Hatcigatsu jika tidak memiliki pacar , lagipula dia sangat tampan, berkulit putih, hidung mancung, mata sipit, badan tinggi, seperti opa-opa Korea.

" Baik, aku tunggu" Aku tersenyum melihat isi ponselku.

" Teeeeeet". Bel istirahat berbunyi dengan segera aku merapihkan tas dan bukuku berniat untuk ikut bolos, disana Cepi pasti sudah menungguku.

Warung Abah adalah tempat nongkrong favorit, biasanya yang nongkrong di situ orang-orang yang malas pergi ke sekolah , warung itu seperti sengaja di desain husus untuk orang-orang yang bolos, hampir semua murid nakal dari berbagai sekolah suka nongkrong di warung Abah, dan benar saja sudah ada Cepi dan ketiga temannya di sana.

" Sudah lama nunggu?" Kataku sambil membenarkan kerudungku yang mulai kusut.

" Engga ko, baru sampai" Kata Cepi sambil berdiri menyambutku.

" Kamu engga sekolah?" Aku duduk di samping Cepi, sembari memesan semangkuk Mie.

" Hehe, Enggak ! abis aku kangen kamu, mau ketemu kamu jadi aku ke sini deh.." Cepi memandangku sambil tersenyum.

" Kalo gitu aku juga mau bolos aja". Aku membalas senyuman Cepi.

" Eh kenapa?, jangan dong" Cepi mencoba melarangku. Entahlah Cepi ini satu-satunya lelaki yang ribet, cemburuan dan protektif yang ku kenal ya meskipun dia setia sih.

" Ya habis kamu bolos aku jadi males buat masuk kelas mana hari ini jadwal guru kiler semua lagi" Aku mengeluh manja, padahal aslinya aku memang lagi pengen banget bolos karena bosan.

" Ya udah terserah kamu aja, tapi cuman sekali ini aja ya. Besok-besok jangan di ulangi". Ucap Cepi yang sedikit mengalah padahal aku juga tau kalo sebenernya dia seneng aku bolos.

'' Iya, aku janji'.

Waktu sudah menunjukan pukul 11.20 , hari ini sangat cerah. Tiba tiba seorang laki-laki menghampiriku , wajahnya seperti tidak asing bagiku, kalo tidak salah pernah beberapa kali melihat wajahnya saat berkunjung ke pesantren tempat kakakku tinggal. Mungkin dia salah satu santri juga di sana.

" Naura?" Ia memanggil ku dengan sangat tegas.

"Iya" Aku yang sedang duduk di samping Cepi segera berdiri dan menghadap ke arahnya.

" Ker naon didieu? (lagi ngapain di sini?) kamu di panggil pa Udin, di suruh ke kantor'' . Ia menunjukan muka serius sambil sesekali memandang wajah Cepi dengan sinis .

" Saya? , aya naon ieu teh pak? ( ada apa ini pak?)" Kataku yang sedikit panik sekaligus bingung.

" Hayu tuturkeun (Ayok ikut saya)!!" sambil berjalan cepat.

Aku mengikutinya di belakang dengan raut muka bingung sekaligus panik.

Dia adalah orang kepercayaan pihak sekolah, aku dan teman-temanku biasa menyebutnya Kicik (sebutan untuk nama anak Anjing). Karena dia memang seperti kicik ada dimana-mana.

" Sok diuk , sakeudeung deui pa Udin datang !( silahkan duduk, sebentar lagi pa Udin datang)" Ia berlalu pergi meninggalkanku sendiri di ruang BK.

10 menit kemudian pak Udin datang, dia adalah kesiswaan, badannya gemuk, mukanya tegas, nada bicaranya tinggi, dia tidak pernah tersenyum, dan aku rasa dia orang paling di takuti di sini.

'' Saha ngaran maneh?(Siapa namamu?)'' Ia duduk tepat di hadapanku.

" Naura pak !" Aku menunduk, bahkan tak berani menatap wajahnya yang garang.

" Keur naon di warung abah wayah kieu?( Ngapain kamu di warung Abah jam segini?)"

" Makan pak''. Kepalaku menunduk, anehnya mataku masih dapat melihat keluar kantor menatap teman-teman ku yang berdiri di depan kelas sambil tersenyum seolah bangga melihatku berhadapan dengan beruang madu.

'' Makan? alesan pisan kamu awewe-awewe lainmah di ajar ( alasan banget kamu, perempuan-perempuan bukannya brlajar)" Ia menulis di kertas kosong seperti sebuah surat peringatan yang di buat oleh guru BK.

'' Ya habis saya laper pak, kalo belajar juga gakan konsentrasi''. Aku mengangkat kepalaku memberanikan diri untuk berbicara.

" Astaghfirullah, kamu saya skors 3 hari, ga boleh masuk sekolah, dan ini surat untuk Mama mu, besok harus datang ke sini" sambil memberikan amplop berisi surat panggilan yang sudah di tanda tangani.

''Asik dong besok ga usah ke sekolah haha" Dalam hati aku bergumam sambil tersenyum dan menerima amplop putih tersebut.

"Sok geura ka kelas ! ulah di ulangi deui" (Cepat masuk kelas jangan di ulangi lagi).

Aku berjalan menuju kelas semua orang melihatku bahkan mereka yang berada di dalam kelas , mereka keluar hanya untuk melihat siapa yang baru saja masuk ke ruang BK, aku seperti artis papan atas mereka bersorak dan saling berbisik sepertinya membicarakanku.

Sedangkan teman temanku sudah menungguku di kelas mereka berkumpul seperti semut yang menemukan madu.

" Aya naon euy? (ada apa ini?)" Tanya Tina , perempuan tukang jajan yang seluruh tubuhnya di penuhi dengan bulu yang membuatnya terlihat ****. Ia menghampiriku yang masih berjalan menuju kursi tempat ku duduk.

" Teu nanaon lah kur di bere surat cinta (Tidak apa-apa hanya di beri surat cinta)" Aku menanggapi Tina dengan santai.

" Ah maneh , boloho mun dek bolos ulah di tukang sakola nya puguh kapanggih (kamu tu ya, kalo mau bolos jangan di belakang sekolah ya udah pasti ketauan)" Ais menasihatiku, seolah ia tak pernah merasakan indahnya bolos sekolah. Padahal ia juga suka bolos.

Terpopuler

Comments

Tika

Tika

Semangat thor!!

2020-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!