Teeeeeet
Suara bel sekolah berbunyi, tanda belajar segera di mulai.
'' Ramai sekali hari ini, apa suasana sekolah ini memang selalu seperti ini ? entahlah ! tapi aku merasa sangat tidak nyaman '' Aku memandang sekeliling.
Sekolah baruku adalah Swasta, di tempatku Swasta tidak begitu di minati, sekolah favorit adalah sekolah Negeri, maka tidak heran jika hanya ada beberapa kelas saja.
Kelas X terdiri dari 3 kelas yaitu XA , XB dan XC , kelas XI juga sama terdiri dari 3 kelas XI ips 1 , XI ips 2 dan XI ipa, begitu juga kelas XII terdiri dari 3 kelas sama seperti kelas XI , jadi seluruhnya adalah 9 kelas, 1 ruang Pramuka, 1 kantor kesiswaan , 1 ruangan PMR, dan 1 kantor guru. Jadi kebayangkan gimana kecilnya sekolah baruku?
Aku mengamati stiap ruangan kelas, mencari dimana namaku tertulis.
'' Gimana? kamu masuk kelas yang mana? " Annisa tiba-tiba berdiri di sampingku, ia menatapku dengan rasa penasaran.
" Aku belum tau" Aku memainkan ponsel , membalas satu persatu pesan yang masuk di akun FaceBook milikku. Dulu rasanya Facebook pun tidak berbentuk aplikasi melainkan website yang hanya dapat di akses melalui google.
" Aku di kelas XC tapi ngga ada nama kamu di sana" Annisa dengan nada kecewa, ia menggandeng tanganku memperlihatkan nama-nama murid yang tertera di kelas barunya.
Kelas XC adalah kelas pilihan, isinya adalah orang-orang yang IQ nya di atas rata-rata mereka di khususkan untuk masuk ke jurusan IPA, sedangkan kelas XA dan XB adalah orang-orang dengan IQ standar dan akan di masukan ke kelas IPS nantinya.
" Hah, apa iya? jadi kita ngga sekelas dong. Yah padahal aku berharap banget bisa masuk jurusan IPA " Kataku merasa kecewa.
" Kamu mau masuk IPA ? serius ? aku sih ogah ! ya udah kan masih bisa istirahat bareng, atau kita ke wali kelas aku aja, minta tolong biar kamu di masukin ke kelas aku, yuk ?" Ajak Annisa.
Entah kenapa aku tidak mau di pisahkan dengan Annisa, mungkin karena kita sudah sangat dekat dan kemana-mana selalu bersama.
Aku kembali berjalan menuju kelas kedua yang cukup dekat dengan kantor BK yakni kelas XA , mencari-cari dimana namaku tertera. Namun tidak di temukan. Aku kembali berjalan menuju kelas terakhir yakni kelas XB , kelas yang berdampingan langsung dengan kelas XI IPS A, yakni kelas para senior yang isinya hampir semua anak-anak nakal.
" Nah ini namaku, aku di kelas XB ternyata , yah kita jauhan deh.." Aku kembali mengeluh dengan menarik nafas dan membuangnya kasar.
" Ya udah kamu masuk , aku juga mau masuk kelas nih, nanti istirahat ke kelas aku " Annisa berlalu pergi masuk ke kelas barunya, meninggalkanku sendiri di depan kelas yang penghuninya sama sekali tak ku kenali seorangpun.
Sedangkan aku sendirian di depan kelas baruku, Aku masuk ke dalam kelas, kelas yang sangat ramai . Rupanya hanya aku murid terakhir yang masuk ke kelas ini . Aku melihat ke sana kemari sambil berjalan, tidak ada satupun orang yang aku kenali di kelas ini. Hingga aku menemukan satu kursi yang masih kosong di meja barisan paling ujung.
" Boleh aku duduk di sini?" Aku mencoba menyapa seseorang, ia duduk seorang diri , matanya melirik ke sana kemari tampak kebingungan.
" Oh iya silahkan".. Ia menatapku dengan lembut, menggeser tubuhnya, lalu mempersilahkan aku duduk di sampingnya.
" Kayanya kita pernah ketemu deh" Aku duduk di sampingnya dan mencoba membuka percakapan.
" Emang kamu dari SMP mana? oh ya namaku Fini " Ia menyodorkan tangannya, mengajakku bersalaman.
" Aku dari MTS Negeri 10, kamu? Namaku Naura '' Kamipun bersalaman.
" Oh ya, aku juga sama loh dari MTS Negeri 10 , kebetulan sekali ya kita satu meja" Kata Fini.
Sebenarnya Fini anak yang pintar, dulu pun ketika di MTS dia termasuk anggota OSIS, tapi karena sifatnya yang pendiam dan cuek, jadinya tak semua orang mengenalnya, termasuk aku. Dulupun beberapa kali di waktu yang berbeda rasanya kita pernah berpapasan hanya saja aku tak begitu yakin kalo orang itu benar-benar Fini.
Dan sekarang Fini menjadi teman pertamaku, orang pertama yang ku ajak bicara di kelas yang serba asing ini.
" Selamat pagi anak anak" Wali kelas masuk ke kelasku dan mulai memperkenalkan diri.
" Pagi Buuu" Para murid menjawab serentak.
"Perkenalkan nama Ibu Tuti, selamat datang di MA AL LATIF, ibu akan menjadi wali kelas kalian , husus hari ini perkenalan saja jadi kalian tidak akan belajar.."
" Horeeeeee !! "Kami menjawab serentak.
Bu Tuti ini terkenal baik, ia seorang guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ia pula yang secara tidak langsung mengajarkanku untuk menjadi seorang penulis.
Untunglah hanya bu Tuti yang masuk hari ini, hari yang membosankan dan bikin sumpek, dengan teman dan kelas yang kaku.
Memang benar, sekolah hanyalah ajang mencari bakat, mengusir kegabutan juga sebuah pekerjaan dimana jika aku pergi ke sekolah aku akan mendapat uang saku dari mama. Ya setidaknya, itulah yang aku pikirkan.
Dan tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan selain menunggu bel istirahat atau bel pulang berbunyi. Benar, bahagia itu sederhana hanya dengan mendengar suara bel saja rasanya sudah sangat senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Tika
Meninggalkan jejak lagi.n
2020-09-05
1
WieFan
tiga bab dulu nanti aku lanjutin..
baca juga karyaku ya kak, yuk saling dukung
2020-06-24
1