Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah beberapa bulan lalu di nyatakan lulus dari MTSN 10. Sekolah yang sudah Mama tentukan jauh-jauh hari, yakni Madrasah Aliyah Al-Latif. Mama memilih sekolah ini karena letaknya tak begitu jauh dari rumah, selain itu keluargaku sangat lekat dengan agama, itulah kenapa ia memilih MA-AL Latif sebagai pilihan pertamanya.
Sebenarnya aku tak berniat masuk ke sekolah ini, aku lebih suka masuk SMA umum atau SMK karena di masa itu MA kurang begitu di minati dan lagi aku sangat menyukai seragam salah satu SMK di daerahku yang seperti di film anime Japan, dimana seragamnya sangat lucu menurutku dengan rok pendek kotak-kotak berwarna biru terang dan kemeja putih juga dasi panjang berwarna selaras dengan rok. Sayang sekali, mama tidak mengijinkanku masuk ke SMK yang ku maksud, katanya di SMK itu murid-murid nya nakal terlebih jika jam pelajaran, mereka lebih banyak main di luar daripada belajar.
Ya, namanya juga orang tua, slalu ingin yang terbaik buat anak-anaknya, meskipun kenyataannya aku tak sebaik yang mereka kira.
Rasanya malas sekali harus bersosialisasi dengan orang-orang baru, meskipun yang masuk ke sekolah ini sebagian besar adalah alumni dari sekolahku dulu .
" Kring kring.." Suara telpon berbunyi.
" Siapa yang menelpon sepagi ini?" Pikirku dalam hati.
Waktu itu tidak ada Watsapp, Instagram, Telegram atau apapun itu. Kami hanya mengandalkan SMS dan Telpon biasa saja. Bahkan, ponsel terbaik dengan kamera yang cukup bagus hanya merek NOK*A, itupun tak semua orang memilikinya, kebanyakan dari teman-temanku mengenakan ponsel dengan merek Mi*o kalo tidak salah, aku tidak begitu mengingatnya, yang pasti ketika aku duduk di bangku kelas 3 MA, barulah bermunculan ponsel dengan model Qwerty , saat itu Black*erry mulai tenar di kalangan orang-orang berada, walau begitu di kelasku hanya dua orang saja yang memiliki Black*erry lalu tak lama di susul dengan beberapa merek keluaran Cina yang menyerupai Black*erry seperti Nex*an, HT, Blue*erry dan masih banyak lagi.
Tidak ada android ataupun yang lainnya, bahkan aplikasi yang terkenal saat itu hanya Facebook, Eskimi dan Nex*an (serupa dengan BBM) , bahkan jika ingin menjadi seorang penulis kami hanya mengandalkan Blog**r, tidak seperti sekarang, banyak aplikasi yang memudahkan kita untuk mencapai sebuah tujuan, seperti Noveltoon, Mangatoon dan lain sebagainya. Dulu menjadi penulis cukup sulit bahkan hampir tidak ada yang berminat.
" Ya Nis?.. " Aku memencet tombol dengan gambar telpon berwarna hijau dengan mata yang masih tertutup rapat.
" Ra bangun. Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, kita harus berangkat lebih awal, karena hari ini pemilihan kelas.." Kata Annisa. Ia begitu bersemangat kali ini.
" Harus sepagi ini apa?" Aku mengeluh dengan mata yang sulit ku buka, setelah semalam bergadang menonton film bergenre horor yang di bintangi oleh artis senior Suzanna dengan judul Sundel Bolong .
" Ini udah jam 5 Ra, kamu ini ya masih aja malas malasan , ayo cepat bangun.." Annisa sedikit membentak. Ia yang terkesan cuek kali ini begitu bersemangat.
" Hei , ada apa denganmu? kau terlihat begitu bersemangat pagi ini" Ku coba buka kedua mataku yang masih terasa berat, tubuhku seakan kaku, menolak berpisah dengan ranjang berwarna Pink muda kesayanganku.
"Haha, benarkah aku terlihat seperti itu?"
Suara tawa Annissa menimbulkan kebisingan tersendiri di telingaku.
"Menurut kamu?" Tanyaku yang mulai kesal padanya.
" Haha, ya sudah mandi sana, aku tidak suka menunggu, dasar pemalas ! ".
" Apa-apaan perempuan satu ini, membangunkan ku pagi-pagi buta hanya untuk berbicara tidak penting seperti itu " Aku menggerutu kesal.
"Hahaha, sok buruken ih lain ngadumel" Yang dalam bahasa sunda artinya "Ayo cepat jangan menggerutu".
"Hih, dasar jelema teh riweuuuh !!" Aku menggerutu, tanganku membanting ponsel perlahan di samping kepalaku yang masih betah bermanja dengan bantal guling bergambar hello kity kesayanganku itu.
"Kenapa malas sekali hari ini, aku yakin akan sangat membosankan di hari pertama sekolah" Protesku dalam hati.
Aku segera bangun dari tempat tidur, ku bereskan tas sekolahku, dengan seragam putih abu lengkap dengan kerudung dan buku yang masih baru, lalu setelah semua siap aku bergegas untuk segera mandi.
Cuaca pagi di Desaku sangat dingin, di kiri dan kanan rumah adalah hamparan kebun milik Babe, di sana tertata dengan rapi pepohonan besar seperti pohon sengon laut atau biasa kami sebagai orang sunda menyebutnya tangkal jeungjing, pohon mangga, pohon rambutan juga pohon kelapa, tak lupa pohon teh yang bertebaran dengan warna hijau yang mencolok.
Babe menanamnya sudah sangat lama bahkan sebelum aku lahir, eh bukan begitu, sebenarnya aku tinggal di daerah ini sejak usiaku 5 tahun, waktu itu Babe sakit keras akhirnya ia memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Bandung, nah tanah yang sekarang menjadi rumahku dulunya kebun yang hampir mirip dengan hutan tidak begitu terawat, hanya saja sesekali Babe mengunjungi kebunnya dan menanam beberapa pohon dan tanaman yang menghasilkan buah.
Selain itu di depan rumah juga Babe menanam pohon jambu air yang slalu berbuah setiap tahunnya, Babe bukan seorang petani tapi ia sangat menyukai bercocok tanam terutama menanam pohon yang menghasilkan buah-buah yang manis.
Sedangkan di kamar mandi sudah tersedia air yang masih panas, mama terlalu memanjakanku, bahkan ia lupa kalo aku sudah masuk MA sekarang. Ia masih saja memperlakukanku layaknya seorang bayi.
Setelah selesai mandi aku segera berhias, mama mengetuk pintu kamarku. Ia berdiri tepat di sana dengan sepiring nasi goreng di campur telor mata sapi yang di buat setengah matang. Mama sangat tau makanan kesukaanku termasuk telor setengah matang dan balado terong ungu.
Mama masuk ke dalam kamarku dengan senyuman terindah yang menghiasi bibirnya.
"Aaaaaaa, ayo buka mulutnya" Perintah mama dengan nada yang lembut.
Aku membuka lebar mulutku, mama memasukan satu sendok nasi dengan campuran telor mata sapi setengah matangnya, ia tau pasti jika tak di suapi tentu aku tidak akan sarapan pagi, alhasil jajanan sembarangan yang masuk ke dalam mulutku yang akan mengakibatkanku sakit.
Itulah mama, mamaku yang tercantik. Malaikat tak bersayap yang slalu memperlakukanku seperti anak kecil.
Mama terus menyuapiku hingga suapan terakhir sebelum akhirnya aku mencium punggung tangan kanannya dan pamit untuk pergi ke sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Batara Kala
ternyata disini ya bakat kamu,,semangaaat yaaaa...😍
2020-08-29
2
WieFan
oke lanjut..😊
2020-06-24
1
_sshinta
Mampir di cerita aku juga ya kak "HELLO PRESDIR", Like dan vote juga hehe
Mari saling dukung :)
2020-06-04
1