Beberapa minggu telah berlalu, Sherin dan Natali semakin akrab, tapi Kevin tidak terlalu dekat dengan Sherin.
Natali sangat menyanyi Sherin seperti putri kandung nya sendiri, apalagi selama ini dia sangat merindukan sosok seorang anak dalam rumahnya.
Sore ini, Natali baru saja mengajak Sherin berbelanja keperluannya dan juga untuk menghibur Sherin agar tidak lagi memikirkan ibunya.
Sherin langsung naik ke kamarnya dan melempar barang belanjaannya di atas kasur, lalu berbaring terlentang sambil tersenyum.
"Mamah Natali memang sangat baik, tapi kenapa Papah Kevin tidak banyak bicara dengan ku, tapi dengan istrinya sangat lembut" pikir Sherin.
"Yah sudah ngapain aku mikirin itu, yang jelas Papah Kevin baik sudah ingin menerima kehadiran ku" sambung Sherin lalu berjalan ke kamar mandi.
**
Setelah mandi, Sherin langsung belajar dan tidak terasa ternyata sudah malam, Sherin merasa haus kemudian berjalan turun ke dapur.
Ternyata Sherin berpapasan dengan Kevin yang baru pulang dari kantor di tangga.
"Baru pulang Pah?" sapa Sherin lebih dulu.
"Iya Sherin" jawab singkat Kevin, lalu berjalan naik.
Sherin juga berjalan turun kebawah dan langsung ke dapur.
**
Setelah sampai di kamar nya, Kevin melihat Natali sedang berdiri di depan jendela.
Kevin meletakkan jasnya di kasur, kemudian langsung memeluk istri nya dari belakang, "Kamu tidak ada syuting hari ini sayang?" tanya Kevin.
Natali tersenyum, "Hari ini aku kosong kan jadwal ku untuk menemani Sherin jalan-jalan dan belanja" jawab Natali dengan bersandar di dada kekar suaminya.
"Sepertinya kamu sangat menyayangi Sherin?" sambung Kevin.
"Sayang, Sherin adalah anak yang baik dan santun, lagi pula dia anak sahabatku dan aku sudah berjanji akan menjaganya seperti putriku sendiri" jelas Natali.
Kevin kemudian memutar tubuh Natali menghadap pada nya, "Sayang, kalau boleh jujur kehadiran Sherin di rumah ini, telah memberi warna tersendiri dengan sikapnya yang ceria dan penuh semangat" tutur Kevin.
"Luar biasa, ini pertama kali nya seorang Kevin Prakasa memuji seorang wanita selain Natali Rosalin" timpal Natali.
"Dengar yah, Sherin ini bukan wanita tapi seorang gadis, lagi pula dia putri kita" balas Kevin, lalu memeluk Natali dan mencium rambutnya.
Kevin tiba-tiba melepas pelukannya dan menunduk melihat Natali, "Kamu cemburu dengan Sherin?" canda Kevin.
Natali hanya menarik nafas nya mendengar candaan Kevin, "Sebaiknya kamu mandi dan segera turun untuk makan malam" balas Natali, lalu mendorong tubuh Kevin.
Kevin secepatnya memeluk pinggang Natali dan menatapnya dengan serius, "Sayang, kita memang belum dianugerahi anak kandung, tapi Tuhan mempercayakan Sherin pada kita, jadi kita harus menjaganya dengan baik" tutur Kevin dan di balas anggukan oleh Natali.
Kevin perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Natali dan mencium Natali dengan lembut, membuat Natali memejamkan matanya menikmati sentuh bibir suaminya.
Aksi kedua suami istri itu berlanjut di atas ranjang dan tidak bisa elakkan lagi, mereka melakukan rutinitas malam mereka.
***
Keesokan paginya, Natali dan Kevin sedang sarapan di meja makan, terlihat Sherin sudah rapi dengan seragam sekolah nya turun dari tangga dan menghampiri kedua orang tua angkat nya.
"Pagi Mah, Pah, Sherin berangkat lebih dulu yah" ucap Sherin sambil mencium pipi Natali dari belakang.
"Hati-hati Sherin" sahut Kevin
"Iya Pah, aku berangkat dulu" balas Sherin sambil berjalan keluar.
Revan menggeleng melihat kepergian Sherin, "Dasar anak muda" ujar Kevin, Natali hanya tersenyum.
****
Di perusahaan Prakasa Group, Kevin sedang berada di ruangannya dan sedang memeriksa laporan perusahaan.
Tiba-tiba foto Natali yang ada di atas meja Kevin terjatuh, membuat Kevin terkejut dan segera mengambil foto istrinya.
Kevin terlihat gelisah menatap foto Natali dan Reno tiba-tiba masuk tampa mengetuk pintu.
"Ada apa Reno?" tanya Kevin
"Nyonya Natali mengalami kecelakaan mobil Tuan" jawab Reno.
Kevin langsung menjatuhkan foto Natali yang di pegangnya dengan mata berkaca-kaca dan segera berlari keluar.
***
Di rumah sakit, Natali sedang di tangani dokter, sementara Kevin baru saja sampai.
Di saat yang bersamaan, salah satu dokter keluar dari ruangan Natali dan melihat Kevin.
"Dok, bagaimana keadaan istri saya" tanya Kevin sangat khawatir.
"Bagus lah Tuan Kevin sudah di sini, saat ini Nyonya Natali sedang kritis dan semoga saja beliau bisa melewati masa kritisnya" jelas Dokter itu.
"Dok aku mohon lakukan yang terbaik untuk istri saya" ucap Kevin dengan mulut bergetar.
"Kami sedang menanganinya, saya permisi dulu" ucap dokter itu kemudian berlalu pergi.
"Natali kamu harus bertahan" gumam Kevin dengan meneteskan air matanya.
Seorang dokter wanita mendekati Kevin, dokter itu adalah MAYA, Maya adalah sahabat Natali dan Kevin.
"Kevin bagaimana keadaan Natali?" tanya dokter Maya.
"Maya, Natali sedang kritis dan sedang di tangani dokter" jawab Kevin
"Aku yakin Natali pasti kuat dan melewati masa kritis nya" timpal Maya.
Pintu ruangan Natali terbuka dan seorang dokter dan perawat keluar, Dokter itu terlihat mengusap keringat nya.
Kevin dan Maya segera mendekati dokter itu, "Istri saya baik-baik saja kan Dokter?" tanya Kevin dan terlihat sangat khawatir, menunggu jawaban dokter itu.
Dokter itu terlihat ragu untuk menjawab, "Begini Tuan Kevin, Nyonya Natali sudah melewati masa kritis nya tapi beliau harus segera di operasi" tutur Dokter itu.
"Yah sudah Dok tunggu apa lagi, segera lakukan operasi nya" balas Kevin.
"Sebenarnya operasi yang akan kami lakukan sangat berisiko dan kami harus meminta persetujuan Tuan Kevin atas hal itu" jelas Dokter itu.
"Segera lakukan operasi nya Dok" ucap Kevin dengan tegas.
"Baik Tuan Kevin" ucap Dokter itu sambil menggangguk.
***
Operasi pun akan segera berlangsung, Kevin berada di depan kamar operasi dan juga Maya yang masih setia menunggu sahabatnya.
Dari arah lain Sherin masih mengenakkan seragam sekolah baru saja datang dan berlari menghampiri Kevin.
"Pah apa yang terjadi, Mamah baik-baik saja kan?" tanya Sherin sangat khawatir.
"Dokter akan segera mengoperasinya, berdoa lah agar operasinya berjalan lancar" jawab Kevin lemah.
Sherin kemudian duduk dengan lemah di kursi sambil menatap ruangan operasi Natali,
sementara Maya diam saja dan kekhawatiran di wajahnya tidak bisa di sembunyikan.
Lampu merah ruangan operasi Natali telah menyalahkan, menandakan operasi terlihat berlangsung, ketiga nya langsung terlihat tegang dan khawatir.
Setelah beberapa saat lampung operasi mati dan di susul beberapa dokter keluar dari ruangan operasi Natali.
Revan segera menghampirinya, "Dok, apa operasi berjalan dengan lancar?" tanya Kevin sedikit mendesak.
Dokter itu terlihat tegang sambil mengusap keringat nya, "Operasi telah berhasil, tapi Nyonya Natali mengalami koma dan kami tidak bisa memastikan kapan beliau akan sadar" jelas Dokter itu dengan ragu.
Kevin sangat shock mendengar penjelasan Dokter dan tidak bisa berkata apa-apa, Kevin berjalan mundur duduk di kursi dengan lemah, sambil menatap kosong ke depan dengan mata berkaca-kaca.
"Ini tidak mungkin" batin Kevin.
Sherin dan Maya juga tidak bisa berkata apa-apa, mereka hanya bisa menangis meluapkan kesedihan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments