Baba 5 : bermain bola

“Permisi pangeran ini pesanan anda” ucap pengawal yang membawa sebuah bola dan memberikannya pada pangeran.

“Ya terimakasih, kau boleh kembali bertugas” saut pangeran menerima bola tersebut.

Pengawal tersebut segera pamit dan menunduk hormat.

Ya memang tadi Pangeran Cleo memerintahkan salah satu pengawal untuk membeli bola pada saudagar di pedesaan.

“Audrey ayok kita bermain bola” ucap pangeran Cleo semangat.

“Pangeran setauku sebelum kita bermain bola kau harus tau dulu teknik dasarnya terlebih dahulu” ucap Audrey.

“Ya sudah ayok kau ajarkan aku”

“Baiklah, yang pertama kau harus bisa caranya menendang bola” jelas Audrey yang mulai mengajari pangeran Cleo.

“Kau bisa menggunakan kaki luar atau kaki dalam, seperti ini” Audrey mencontohkan pada pangeran Cleo caranya menendang bola.

“Cobalah”

Pangeran Cleo mencoba menendang bolanya, “Apakah seperti ini?” ucap pangeran Cleo.

“Iya pangeran kau sangat pandai, hanya sekali aku mencontohkan nya padamu kau sudah bisa” ucap Audrey tersenyum.

Pangeran Cleo pun membalas senyuman Audrey.

“Baiklah tahap selanjutnya, kau harus bisa menggiring bola” ucap Audrey.

“Menggiring bola?” tanya pangeran Cleo bingung.

“Iya, caranya seperti ini” Audrey mencontohkan lagi pada pangeran Cleo.

Pangeran Cleo memperhatikan Audrey yang sedang mencontohkan nya, “Pangeran apakah kau bisa, cobalah” saut Audrey.

“Hmm baiklah” pangeran mencoba menggiring bola, sepertinya pangeran agak kesulitan.

“Audrey ini sangat sulit” pangeran Cleo sedikit berteriak pada Audrey karena jarak mereka yang cukup jauh.

“Pangeran kau bisa, cobalah terus” saut Audrey menyemangati pangeran Cleo.

Setelah beberapa kali pangeran Cleo gagal dalam menggiring bola akhirnya dia bisa juga.

“Audrey apakah seperti ini?” tanya pangeran Cleo.

“Iya pangeran akhirnya kau bisa” saut Audrey tersenyum.

“Apakah masih ada lagi?” tanya pangeran.

“Hmm sebenarnya masih banyak, tapi aku lupa eh mungkin tak tau hehe, soalnya aku tak terlalu suka dengan pelajaran olahraga hehe” ucap Audrey cengengesan.

Pangeran menggelengkan kepalanya, “Audrey seharusnya kau harus rajin berolahraga agar tubuh mu sehat, walaupun kau tak suka dengan pelajarannya, tapi olahraga itu penting” jelas pangeran Cleo menasehati Audrey.

Hayo siapa yang di sini tak suka pelajaran olahraga juga sama seperti Audrey, udah di nasehati pangeran tampan lho.

Audrey diam lalu menghela nafas pelan, “Baik pangeran Cleo yang terhormat, aku akan melaksanakan olahraga seperti yang pangeran perintahkan” ucap Audrey dramatis menunduk hormat.

Pangeran Cleo terkekeh, “Sudahlah ayok bermain bola” ucap pangeran Cleo.

“Let's go” ucap Audrey semangat.

Mereka pun bermain bola dengan asiknya, tanpa menghiraukan para pengawal dan pelayan yang melihat mereka.

“Pangeran tangkap bolanya ya” ucap Audrey dan mulai ancang-ancang untuk mengopernya pada Pangeran Cleo.

“Ya mana, akan ku tangkap” saut pengeran Cleo.

“Iiiyaahh” Audrey menendang bola cukup keras, bola melambung tinggi dan,

Bughh

Audrey menutup mulutnya dengan tangannya, bolanya tak sengaja mengenai kepala pangeran Xelo.

Pangeran Xelo memegang kepalanya yang sakit, dia melihat ke arah bola itu yang menggelinding setelah mengenainya lalu ke arah Audrey yang berdiri dengan tatapan terkejutnya.

Pangeran Xelo menghampiri Audrey dengan langkah cepatnya.

Ketika sudah di hadapan Audrey pangeran Xelo segera menatap Audrey tajam, “Kau sengaja ya” tunjuk pangeran Xelo pada wajah Audrey.

Audrey menunduk takut, “Maaf aku tak sengaja” lirih Audrey.

“Kau-” ucapan pangeran Xelo terpotong oleh pangeran Cleo.

“Hentikan Xelo” ucapnya cepat, pangeran Cleo yang sedari tadi diam kini menghampiri mereka berdua.

“Dia tak sengaja menendang bola hingga mengenai kepalamu” jelas pangeran Cleo.

Pangeran Xelo menatap pangeran Cleo tak suka, “Ini bukan urusanmu, ini urusanku dengan gadis aneh ini” ucap pangeran Xelo dingin.

“Tapi dia sudah meminta maaf padamu” pangeran Cleo menatap adiknya.

“Apa permintaan maaf nya bisa mengulang lagi kejadian tadi agar tak terkena kepalaku?” tanya pangeran Xelo sinis.

“Tak bisa kan, jadi kau lebih baik diam” ucapnya tajam.

“Tapi-” ucapan pangeran Cleo terpotong oleh Audrey.

”Sudah hentikan, apa kalian akan terus bertengkar seperti ini, lagian ini memang salahku jadi aku minta maaf” ucap Audrey cepat yang sedari tadi menunduk takut.

Jujur saja sebenarnya Audrey sangat takut ketika dia tadi di tatap tajam oleh pangeran Xelo dan pangeran Xelo akan membentaknya, karena dia yang selalu mendapat kan perlakuan seperti itu setiap harinya.

“Ya memang ini salah mu, jadi kau ikut aku” pangeran Xelo segera menarik kasar tangan Audrey.

“Pangeran ku mohon lepaskan, tangan ku sakit” ucap Audrey berusaha melepas genggaman tangan pangeran Xelo dari lengannya.

Tapi tak di hiraukan oleh pangeran Xelo. Audrey menatap kebelakang, pangeran Cleo menatap mereka pergi, Audrey mengisyaratkan lewat sorot mata kalau dia membutuhkan pertolongan.

Pangeran Cleo yang paham segera mengejar pangeran Xelo dan menghentikannya.

“Lepaskan dia Xelo” pangeran Cleo mencekal tangan pangeran Xelo.

Pangeran Xelo segera menghempaskan tangan pangeran Cleo tanpa melepaskan genggamannya pada Audrey.

“Sudah ku bilang ini urusanku, kau tak perlu ikut campur tentang urusanku, paham!?” suara pangeran Xelo meninggi beberapa oktaf.

Pangeran Cleo menatap tajam sang adik tapi tak dihiraukan oleh pangeran Xelo dan dia segera pergi meninggalkan pangeran Cleo.

Audrey yang sedari tadi diam, dia merasa bersalah karena dia pangeran Cleo dan pangeran Xelo bertengkar.

Audrey menatap pangeran Cleo yang hanya berdiri terdiam menatap kepergian mereka berdua.

Bahkan pengawal yang ada di sana pun tak ada yang menghiraukan mereka.

***

Pangeran Xelo membawa Audrey kesebuah tempat yang cukup jauh dari tempat tadi, dan tempat ini pun cukup sepi.

“Pangeran lepaskan, sakit” ucap Audrey.

Pangeran Xelo segera menghempaskan tangan Audrey kasar. Audrey memegang tangannya yang sakit akibat cekalan pangeran Xelo yang keras.

“Kau tau apa salahmu” ucap pangeran Xelo menatap tajam Audrey yang sedang menunduk takut.

Audrey mengangguk. “Tapi aku kan sudah meminta maaf” ucap Audrey pelan.

“Kau-” ucapan pangeran Xelo terpotong.

“Pangeran Xelo ada apa ini?” tanya nenek yang datang dari arah belakang.

Mereka berdua menoleh, Audrey bisa bernafas lega karena nenek datang, coba kalau nenek tak datang apa yang akan di lakukan oleh pangeran Xelo padanya.

“Nek, tak ada apa-apa” sanggah pangeran Xelo.

Audrey tersenyum pada nenek.

“Benarkah tak ada apa-apa?” tanya nenek.

“Iya nek benar, tadi kami hanya mengobrol saja” pangeran Xelo terpaksa berbohong pada nenek karena dia tak mau nenek tau tentang masalah yang tadi.

Nenek mengangguk.

“Ya sudah nek kalau begitu Xelo pamit” Pangeran Xelo pergi tak lupa sebelum pergia dia membisikan sesuatu pada Audrey.

“Kali ini kau selamat tapi tidak dengan nanti” bisik pangeran Xelo dingin di telinga Audrey.

Audrey merinding mendengarnya, dia tersenyum kaku pada pangeran Xelo sedangkan pangeran Xelo tersenyum miring dan segera berlalu pergi.

“Audrey ada apa nak?” tanya nenek.

“Oh tak ada apa-apa nek, oh ya nek apakah urusan nenek sudah selesai” ucap Audrey mengalihkan topik pembicaraan.

“Iya sayang sudah” ucap nenek tersenyum.

Audrey mengangguk seraya tersenyum.

“Audrey kalau pangeran Xelo melakukan sesuatu kasar pada mu bilang sama nenek ya, dia anaknya memang seperti itu dingin dan kasar seperti ayahnya, berbeda dengan pangeran Cleo yang seperti ibunya ramah dan lembut. Tapi pangeran Xelo juga aslinya baik hanya saja dia terlalu besar oleh gengsinya untuk menunjukan kebaikannya” ucap nenek seraya membelai rambut Audrey.

“Iya nek, oh ya nek, mmm kalau boleh tau permaisuri istrinya yang mulia raja dimana nek, ko Audrey belum melihatnya” ucap Audrey.

Nenek tersenyum, “Apakah kau ingin mengetahuinya?” tanya nenek pada Audrey.

Audrey mrngangguk, “Iyaa” saut Audrey cepat.

“Baiklah, mari ikut nenek” ucap nenek dan segera pergi, Audrey segera mengikuti nenek.

***

Nenek berhenti di depan pintu sebuah ruangan, di sekeliling ruangan tersebut begitu banyak pengawal yang menjaga sangat ketat.

“Nek ruangan apa ini?” tanya Audrey.

“Bukankah kau ingin mengetahui permaisuri di mana?” tanya balik nenek.

Audrey mengangguk, “Iya nek” jawab Audrey.

“Dia ada di ruangan ini” ucap nenek dan segera masuk keruangan tersebut.

Audrey melihat sekeliling ruangan tersebut seperti sebuah kamar, sangat bagus dan rapih.

Audrey melihat wanita paruhbaya yang terlihat masih cantik sedang tertidur, wajahnya sangat damai.

“Nek siapa dia?” tanya Audrey melihat wanita tersebut.

“Dia adalah permaisuri” jawab sang nenek menatap pula permaisuri di depannya.

Nenek duduk di samping ranjang diikuti Audrey di belakangnya.

“Mmm nek, kalau boleh tau kenapa permaisuri tertidur? Apakah dia sedang sakit?” tanya Audrey.

Nenek terkekeh pelan, “Tidak, dia tidak sakit hanya saja tidur sudah 3 bulan lamanya” jawab sang nenek sendu.

“Nek, kenapa sangat lama, apakah itu seperti koma?” tanya Audrey lagi.

“Mungkin, karena tak ada yang bisa membangunkannya, tidak ada obatnya untuk membangunkannya” jawab nenek mengusal tangan permaisuri lembut.

“Nek kalau boleh tau apa penyebabnya?”

Nenek menghela nafas pelan, “Huh, waktu itu ada orang seperti kau datang kesini” ucap sang nenek.

“Maksud nenek orang dari masa depan sepertiku?” tanya Audrey.

“Iya, dia tiba-tiba datang entah darimana, waktu itu....

***

Maaf kalau ada typo jadi maklumi saja ya guys...

Maaf ya di gantung dulu bye bye see you next episode...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!