Bab 3 : sebuah lukisan

Nenek melihat Audrey yang sedang menghampirinya, “Kemarilah nak, duduk” saut nenek menyurh Audrey duduk di sampingnya.

Audrey tersenyum lalu duduk di samping nenek.

“Kau sangat cantik nak memakai pakaian ini” ucap nenek yang melihat penampilan Audrey yang berbeda dari sebelumnya.

“Terimaksih nek”

Nenek tersenyum, “Ayo makan lah dulu, kau pasti laparkan” nenek menyodorkan makanan di atas meja.

Audrey melihat begitu banyak hidangan makanan di hadapannya saat ini.

“Kenapa hanya kau lihat, makan lah ini sangat enak” ucap nenek yang melihat Audrey hanya menatapnya tanpa menyentuhnya sedikitpun.

“I-iya” saut Audrey gugup.

Audrey bingung dengan makanan yang ada di hadapannya saat ini, makanan ini sangat berbeda dengan yang biasa ia makan. Dia pun bingung bagaimana cara memakan nya.

“Walaupun makanan di dunia mu dan di dunia ini berbeda tapi rasanya tak kalah enaknya dengan makanan mu”

Audrey tersenyum canggung, “Nenek makanlah terlebih dahulu, tak enak jika aku mendahulukan anda makan” Audrey mempersilahkan agar nenek makan terlebih dahulu.

“Tidak, aku sudah makan kau saja makanlah nak”

“Kalau nenek tak mau makan aku pun tak mau makan”

“hmm baiklah kalau begitu nenek makan ya nak” nenek mengambil salah satu makanan yang ada di atas meja lalu memakannya.

Audrey memperhatikan nenek lalu tersenyum saat tau cara memakannya.

“Sekarang kau makan lah, pasti kau sangatlah lapar” ucap nenek.

Audrey pun mengambil salah satu makanan dan mulai memakannya, “Bagaimana enak kan?” tanya nenek.

Audrey mengangguk, “Iya nek” jawabnya tersenyum.

“Oh ya apakah kau mau melihat sekeliling kerajaan ini?” tanya nenek.

“Bolehkah aku melihatnya?”

“Tentu saja boleh dong sayang, biar kau hafal letak setiap tempat di kerajaan ini” ucap nenek tersenyum.

Audrey mengaguk antusias, dia tak sabar ingin segera berkeliling kerajaan, dia ingin tau ada hal baru apa yang dia temukan nantinya.

Setelah selesai makan, seperti janji nenek pada Audrey untuk berkeliling kerajaan. Dan sekarang mereka sedang berjalan di sebuah taman yang indah.

“Ini tempat favorit pangeran kedua” ucap nenek.

Audrey melihat sekelilingnya, ya tempat ini sanagat lah nyaman dan damai. Pantas saja jika ini menjadi tempat fovorit pangeran.

“Kita duduk dulu nak nenek sangatlah lelah” ucap nenek dan duduk di bangku yang tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.

“Nek boleh kah aku bertanya?” Audrey menatap sang nenek.

“Boleh sayang, kau mau bertanya apa?”

“Kenapa Audrey adalah orang terpilih nek? Orang terpilih untuk apa nek?” tanya Audrey.

Nenek tersenyum, “Nanti kau juga akan mengetahuinya sayang” saut nenek menatap ke arah depan.

Tiba-tiba ada salah satu pengawal menghampiri mereka, “Permisi ibunda ratu” pengawal menunduk hormat.

“Ada apa?”

“Saya di perintahkan oleh yang mulia raja untuk memanggil ibunda ratu”

“Kenapa Laksamana memanggil ku?”

“Saya tidak tau ibunda ratu, tapi sepertinya ada hal penting yang akan di sampaikan oleh yang mulia raja pada ibunda ratu”

Nenek menghela nafas pelan, “Audrey, tak apa kan jika nenek meninggalkan mu sendiri?” nenek memegang tangan Audrey.

Audrey tersenyum, “Tak apa nek, mungkin ini hal yang sangat penting” ucap Audrey.

“Baiklah kalau begitu nenek tinggal”

Audrey mengaguk, nenek bangkit dan pergi di ikuti para pelayan dan pengawal di belakangnya.

Seperginya nenek, Audrey melihat sekelilingnya dan ada beberapa pengawal yang menjaganya, mungkin pengawal tersebut utusan dari yang mulia raja.

Tapi Audrey tak menghiraukannya dan memutuskan untuk menuju kolam ikan dan duduk di tepian kolam.

Audrey melihat ikan yang indah sedang berenang, Audrey memasukan tangannya untuk memegang ikan tersebut.

Tapi Audrey di kagetkan oleh suara seseorang, “Apakah kau ingin membuat ikan nya mabok dan mati” ucapnya dingin.

Audrey kaget dan melihat pada sumber suara, Audrey segera berdiri dan menunduk hormat.

Ketika siapa yang berbicara padanya adalah pangeran, “Maafkan aku, aku tak bermaksud” ucapnya menunduk.

“Siapa kau? Mengapa kau berkeliaran di kerajaan ku” ucapnya menatap Audrey sinis.

“Aku Audrey dari dunia masa depan, apakah kau adalah pangeran kedua?” tanya Audrey.

Karena setau dia pangeran pertama auranya hangat sedangkan pangeran yang ada dihadapannya saat ini memiliki aura yang dingin.

“Bukan urusan mu” ucapnya lalu pergi.

“Tunggu sebentar”

Perkataan Audrey menghentikan langkah pangeran, “Siapa namamu?” Audrey berbasa-basi agar dia bisa lebih lama mengobrol dengan pangeran.

Pangeran hanya berdecak kesal, “Ck, kubilang bukan urusanmu” ucapnya lalu melanjutka langkahnya.

‘Dia begitu dingin dan cuek’ batin Audrey melihat punggung pangeran yang mulai menjauh.

***

Audrey kembali mengelilingi kerajaan yang cukup luas.

“Hey lukisan apa ini?” gumam Audrey ketika melihat sebuah lukisan yang unik tapi terkesan indah.

Audrey terus saja memperhatikan sebuah lukisan itu hingga deheman seseorang mengagetkan nya, “Ekhemm”

Audrey menoleh lalu tersenyum dan menunduk hormat, “Pangeran” ucapnya.

“Kau mengetahui aku adalah pangeran?” tanya nya.

“Iya” jawabnya tersenyum.

“Siapa kau, mengapa kau ada di sini?” tanyanya lagi.

“Aku Audrey dari dunia masa depan” Audrey memperkenalkan dirinya.

“Ohh begitu, kalau begitu perkenalkan saya Cleo” ucapnya tersenyum.

Audrey mebalas senyumannya, “Ah iya kalau boleh tau ini lukisan apa?” tanya Audrey.

“Ini adalah subuah lukisan yang memiliki sebuah arti yang mendalam” jawabnya sembari menatap lukisan tersebut.

“Memang ini lukisan apa?”

“Apakah kau melihat wanita ini?” tanya nya sembari menujuk seorang wanita yang sedang terbaring.

“Iya aku melihatnya, kenapa dia?”

“Dia sedang tidur, menjelajahi alam mimpinya sangat lah lama”

“Dan kau melihat sebuah cahaya itu” lanjutnya lagi.

“Iya” Audrey mengangguk.

“Cahaya inilah yang nantinya akan menolong wanita tersebut untuk terbangun dari mimpinya”

“Dan apakah kau melihat orang-orang ini yang melingkari wanita tersebut dan satu wanita di pinggir wanita yang sedang tertidur?” tanya nya lagi.

“Iya, ada apa dengan mereka semua?”

“Orang yang melingkarinya adalah orang yang sedang menunggu wanita ini agar terbangun mereka sangatlah cemas dan khawatir, dan wanita satu ini adalah wanita yang akan membawa cahaya tersebut” jelasnya.

Audrey melihat pangeran yang terus menatap Lukisan tersebut dengan penuh harap.

“Pangeran mengapa kau begitu mengetahui setiap detail nya dari lukisan ini?” tanya Audrey.

“Karena aku yang melukisnya” jawabnya cepat.

“Benarkah? Pangeran lukisan mu sangat indah, kau pandai melukis” ucap Audrey tersenyum.

“Kenapa kau melukis gambar tersebut?” tanya Audrey menatap pangeran Cleo.

“Karena lukisan ini menggambarkan sebuah kejadian yang akan terjadi suatu saat nanti” ucapnya.

“Mengapa kau begitu yakin pangeran?” tanya Audrey ketika melihat keyakinan di mata pangeran.

“Aku yakin dan itu pasti akan terjadi” jawabnya yakin sangat yakin.

Audrey mengaguk paham, “Pangerah bolehkah aku bertanya padamu?” tanya Audrey.

***

**Jangan lupa kasih like ya guys dan kasih kritikan serta saran untuk author.

Kalau ada kata yang typo maaf maklumi saja hehe😃.

Terimakasih, selamat membaca di bab selanjutnya, Bye Bye👋😊**.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!