LILYA

LILYA

Perjodohan

"Aku Pulang!". Teriak seorang Gadis SMA dengan surai panjang agak kecoklat-coklatan bergegas memasuki rumahnya, setelah habis pulang sekolah.

Dia Lilyana yang kerap di sapa Lia oleh keluarga dan juga teman-temannya, Gadis yang sebentar lagi menginjak usia 19 tahun.

Lia melempar asal tas sekolah miliknya dan berjalan gontai menghampiri kedua Orangtua nya di dapur.

"Maa Lia laper nih". ucapnya sambil ikut duduk di kursi yg kosong samping Papa nya.

"Bentar yah sayang dikit lagi masakannya mateng". Balas Sarah Mama Lilyana.

Lia yang mendengar itu hanya mengangguk sebagai balasan, dan beralih menatap Papa nya yang kelihatan sangat sibuk dengan Ponsel miliknya. "Serius amat Pa, udah kek anak muda aja". Seru Lia.

"Cih anak kecil kek kamu tau apa emang tentang anak muda?".

"Ihh Papa, anak kecil-anak kecil terus, aku tuh dah gede Pa, berenti ngatain aku anak kecil!". Protes Lia tak terima. Pasalnya Hendra Papa Lilyana sangat suka memanggil nya anak kecil atau bocil, karna menurutnya anak semata wayang nya ini masih terlihat seperti anak kecil di matanya, bahkan tingkah Lia kadang masih kek anak-anak. Mungkin saja Hendra tidak ingin mengakui kalau anaknya sudah tumbuh dewasa.

"Emang kamu masih anak kecil kok, malah protes mulu". Lia yang mendengarnya, menatap Papanya kesal, bisa-bisanya Papanya itu masih menganggap Lia anak kecil, pikirnya.

"Udah-udah, lebih baik kalian makan nih, Sayang berenti godain anak sendiri, Lia sayang nih makan nak, Mama masakin udang pedas kesukaan kamu". Ujar Sarah sambil menyodorkan udang pedas kesukaan Lia.

Lia yang awalnya kesal langsung berubah sumringan, tersenyum manis ke Mama nya dan mulai makan, menurut Lia masakan Mama nya yang paling terenak sedunia.

Ruang makan keluarga Hendra, terlihat sangat tenang dan damai sampai mereka bertiga menyelesaikan makanan mereka.

"Pa Ma Lia ke kamar duluan yah, makasih makanan nya Mama, seperti biasa makanan mama tetap yang paling enak". ucap Lia sambil beranjak dan memberi dua jempol ke Mama nya, dan Sarah membalas nya dengan senyuman.

"Lia tunggu nak". panggil Hendra. membuat Lia berhenti melangkah. "Heem iya Pa kenapa?". Tanya Lia terlihat bingung.

"Begini, nanti malam kamu ikut Papa yah, ketemu sama teman bisnis Papa".

"Kenapa aku harus ikut Pa, biasanya kan Papa pergi sendiri, kok tumben ngajak Lia Pa?". tanya nya lagi.

"Itu nanti kamu juga tau kalau ikut dengan Papa, pokoknya kamu harus ikut Lia, Papa udah nyiapin Dress yang akan kamu pake nanti malam". Lia yang mendengar itu beralih menatap Mamanya, seakan-akan masih merasa bingung. "Gak apa-apa Lia, Mama juga ikut kok".

Tak ingin ambil pusing, Lia hanya mengangguk dan melanjutkan menuju ke kamar miliknya untuk beristirahat, Lia merasa hari ini lebih berat, di tambah tugas sekolah nya makin menumpuk dan juga tidak lama lagi ujian kelulusan sebentar lagi. Benar-benar buat kepalanya ingin meledak rasanya.

...***...

Malam hari pun tiba, Hendra dan Sarah sudah siap sejak 5 menit yang lalu, dan sedang menunggu Sang Anak untuk turun ke ruang keluarga mereka. "LIA UDAH SELESAI BELUM NAK?". Teriak Sarah dari bawah. "BENTAR MAA LIA AMBIL PONSEL DULU". Balas Lia ikutan Teriak.

"Makin cantik gue pake Gaun Dress gini, mana warna nya item-item gini lagi, tapi tetep elegan uih" ujarnya sambil menatap kembali penampilan dirinya di pantulan cermin.

Lia bergegas turun setelah mengambil Ponsel miliknya dan menghampiri kedua Orangtua nya yang sudah menunggu. Lia tersenyum melihat penampilan mereka yang seakan-akan terlihat awet muda, benar-benar serasi pikir Lia.

"Yasudah ayo berangkat sekarang, temen Papa udah dateng katanya". Ucap Hendra berjalan keluar dan memasuki mobil di ikuti Sarah dan Lia.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan, yaitu Restoran bintang 5. Hendra dan Sarah bergandengan tangan masuk ke dalam Restoran tersebut di ikuti oleh Lia.

Hendra yang melihat teman bisnis nya beserta istri dan juga anaknya pun, menghampiri mereka. "Halo Johnny" ujar Hendra.

Johnny yang melihat Hendra datang bersama Istri dan Anak Perempuan nya, berdiri menyambut kedatang mereka. "Anda sudah datang, ayo duduk Pak Hendra".

Hendra, Sarah dan Lia pun ikutan duduk di hadapan Johnny dan keluarga nya dan Lia tidak sengaja melihat Lelaki yang duduk di hadapan nya itu menatap nya sedari tadi membuat Lia merasa risih, bahkan Lia memilih menatap ke arah lain.

"Bagaimana kalau kita makan malam dulu Pak Hendra?". tanya Johnny sambil melirik Lia sejenak lalu menatap Hendra kembali. "Boleh Pak, biar nanti ngobrol nya lebih santai". Balas Hendra.

Kedua keluarga ini pun menikmati makan malam mereka, Sarah dan Mega istri Pak Johnny, makan sambil sesekali berbincang, sedangkan Hendra dan Johnny hanya sesekali berbincang juga itupun soal bisnis keluarga.

Lia yang menatap kedua orangtua nya, merasa bosan, pikir Lia ikut dengan Papa nya hanya membuatnya merasa bosan dan tidak seru. ingin sekali dirinya pulang dan rebahan di kasur kesayangan nya itu sambil chatan dengan Kekasih nya Eldan.

Sambil menghabiskan makanan miliknya Lia menatap ke hadapan nya di mana ada lelaki yang selalu meliriknya terus menerus, bahkan sesekali tersenyum kearah nya, yah emang sih lelaki yang di hadapan nya ini terlihat tampan, tapi Eldan tetap yang paling tampan menurutnya.

Lelaki yang selalu menatap Lia itu bernama Joanandra yang sering di sapa Joan itu, anak tunggal dari Johnny dan Mega. Joan yang usia nya sudah menginjak 25 tahun, mengikuti jejak Sang Ayah terjun kedunia Bisnis, bahkan sekarang Joan lah yang sudah memegang perusahaan Ayahnya walaupun masih sering di bantu. Joan merasa sangat tertarik dengan Lia, menurutnya Lia sangat cantik di mata nya.

Makan malam pun selesai, kedua keluarga tersebut mulai membuka ngobrolan mereka. "Bagaimana Pak Hendra, apa anda setuju dengan perjodohan ini?". ujar Johnny.

"Asal itu bisa menaikan perusahaan saya, saya setuju Pak". Balas Hendra.

"Berarti Bu Sarah juga setuju dong soal perjodohan ini". tanya Mega, Sarah hanya tersenyum dan mengangguk sebagai Jawaban.

"Baguslah kalau begitu, berarti Nak Lilya pasti juga setujukan soal perjodohan ini kan?". tanya Johnny menatap Lia.

Lia yang berasa aneh dan juga bingung itu hanya menatap mereka. "maksud Bapak ini apa sih, setuju apa? perjodohan? Hah? yang di jodohin sapa?, tunggu-tunggu jangan bilang yang mau di jodohin itu Gue lagi, gk mungkin kan". Batin Lia.

"Lia kamu setuju juga kan Nak". Tanya Johnny lagi, pasalnya Lia hanya terdiam sedari tadi. "Eh iya ada apa yah Pak? maksudnya yang di jodohin siapa?" Tanya Lia balik.

"Maksud Saya Nak Lia setuju kan di jodohin sama anak Om".

"Eh maksudnya aku mau di jodohin gitu". tanya nya kaget, dan Pak Johnny hanya mengangguk. "Bentar-bentar kok tiba-tiba banget sih, i-ini ini maksud nya aku di jodohin gitu? terus nanti nikah gitu?". ujar Lia kaget dan beralih menatap Papa dan Mama nya secara bergantian.

"Papa ngajak kamu ikut, yah karna Papa mau jodohin kamu sama anaknya Pak Johnny, itu anaknya Pak Johnny di hada-".

"Wah wah gak bener nih, kek nya ada kesalahan deh, masa sih Lia mau di jodohin Pa, Papa jangan bercanda deh, gak lucu soalnya Pa, bulan April dah lewat Pa, masa Papa ngeprank nya gak lucu sih". Ucap Lia memotong ucapan Papa nya.

"Ini bukan candaan Lia, Papa mu serius mau jodohin kamu ke saya kok". jawab Joan dan Lia hanya menatapnya kaget, bener-bener Kaget, Lia gak percaya ini.

"Weh bentar bentar, maksud nya gu- anu aku di jodohin gitu sama kamu?". ujar Lia menatap Lelaki di hadapan nya itu. "Iya benar Lia, emang nya kenapa, kamu gak setuju?".

"Oh itu kalau di tanya sih yah Bang, pasti Lia gak setuju lah, masa sih di jodoh-jodohin, gak mau gak mau, pokoknya Lia gak mau". protesnya.

"Berarti Lia gak mau di jodohin sama anak tante yah". tanya Mega menatap Lia. "Maaf yah Tante, bukan nya gimana yah, tapi ini bener-bener mendadak banget Tante, Lia gak nyangkah aja gitu tiba-tiba mau di jodohin, soalnya Lia udah punya kekas-".

"Makan Malam nya sampe di sini dulu yah Pak Johnny, lain kali saya yang akan mengundang Anda dan keluarga anda makan malam langsung di rumah saya". ucap Hendra sambil beranjak dan tersenyum Ramah.

"Baiklah Pak Hendra, dengan senang hati saya akan menerima ajakan Bapak, dan kita bahas ini lagi nanti". Jawab Johnny sambil bersalaman dengan Hendra. "Kalau gitu saya permisi dulu Pak".

"Terima Kasih untuk Makan malam nya Pak Bu, saya permisi juga, mari Nak Joan". Ujar Sarah sambil menarik tangan Lia mengikuti Suaminya tersebut.

"Sampai ketemu lagi Lilyana". ucap Joan tersenyum ke arah Lia yang hanya terdiam dan pasrah di tarik oleh Mama nya.

"Ayah Bunda, seperti nya aku menyukai Lilyana, aku harap Ayah tetap menjodohkan nya dengan ku Yah". ucap Joan menatap Ayahnya tersebut. "Tenang saja Nak kamu tetap Ayah jodohkan dengan Lia". ucapnya menepuk-nepuk pundak sang anak.

"Hari ini kamu Pulang dulu yah Joan, kasian Vana nungguin kamu di rumah, sudah dua minggu kamu tinggalin Vana sendirian". ucap Mega dan Joan hanya menghelah nafas nya pasrah dan mengangguk. "Vana gak bakalan merasa sendirian kalau aku tinggalin di rumah Bun".

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!