Terpaksa

Malam Hari tiba. Lia yang sedang duduk di kursi rias miliknya menatap pantulan diri nya di cermin, tampak cantik seperti biasa nya, dengan Riasan tipis menghiasi wajahnya. ia menghelah nafas nya pelan. ia tak menyangkah dirinya akan menikah di usia muda, bahkan yang lebih parah nya lagi, ia akan menikah dengan lelaki yang tidak di cintai nya. kalau itu Eldan sih mau-mau aja.

tok...tok...tok...

"Lia udah siap Nak? ayo turun Papa kamu dah nungguin". Panggil Sarah membuka pintu kamar Lia.

"Bentar Maa, Mama duluan aja, Lia nanti turun kok". ujarnya tersenyum ke arah Mamanya. "Yaudah nanti turun yah Nak, Pak Johnny dan keluarga nya sebentar lagi sampai". Balas nya, Lia hanya mengangguk dan Sarah pun kembali turun.

Lia kembali menatap pantulan diri nya, senyuman yang tadi mengembang berubah datar, tatapan nya mulai dingin, ia benar-benar tidak ingin di jodohkan tapi ia pun tidak ingin semua barang-barang nya di sita oleh Papa nya.

Ia juga terus mengabaikan ponsel nya sedari tadi berdering tanpa henti, ia sudah melihat siapa yang menelpon nya itu Eldan, sudah ada 30 panggilan tak terjawab dari nya. tapi Lia tidak ada niat sedikitpun mengangkat Telpon dari Kekasih nya itu. "Berisik banget anjr". ujarnya lalu mematikan ponselnya.

Lia melihat jam sudah pukul 18:30, ia pun berjalan turun dengan malasnya. dan pas banget Lia turun, keluarga Pak Johnny datang, ia menatap Joan yang juga menatap nya turun dari tangga.

"Lia kamu cantik hari ini". Ucap Joan setelah Lia menghampiri kedua orangtua nya. dan Lia hanya membalas dengan senyuman saja.

"Sekarang Lia sudah datang, bagaimana kalau kita makan malam dulu?". Tanya Hendra dan di setujui yang lain nya.

Hanya perlu 30 menitan akhirnya kedua keluarga ini pun selesai makan. Lia hanya diam sampai makan malam selesai. "Baiklah, apa kita bicara nya di sini saja yah Pak Hendra". Ujar Johnny dan Hendra mengangguk setuju.

"Bagaimana Lia, kamu sudah setuju kan nikah sama anak Om". Ucap Johnny menatap Lia sedangkan yang di tatap hanya terdiam sambil melamun, jika di tanya pasti nya Lia akan menolak keras perjodohan ini. "Lia?". Panggil nya lagi, membuat Lia tersadar dari lamunan nya. "Eh iya?".

Hendra yang melihat tingkah Lia, menghelah nafas nya kesal. "Tadi Om bertanya, Kamu mau kan nikah sama anak Om". Ulang Johnny lagi. Lia yang mendengar itu terdiam kembali, rasa nya sangat susah buat ngejawab iya maupun tidak. "Pak Johnny, tenang saja Lia mau nerima perjodohan ini, dia cuma malu mengucapkan nya, iyakan Lia". Sahut Hendra lalu menatap Lia, sedangkan Lia yang di tatap pun jadi gugup. "I-iiya Pa, L-lia setuju kok, Maaf juga untuk hari itu Pak Johnny, Tante dan J-Joan". Ujarnya sambil menunduk, sedangkan Johnny dan keluarga nya hanya tersenyum dan Joan benar-benar merasa sangat Senang sekarang akhirnya dia akan menikah dengan Lia.

Kenapa Joan sampai seperti ini, itu karna Joan pernah beberapa kali menemui Lia di sebuah Cafe dekat Perusahaan Hendra Papa nya Lia. Waktu itu Joan lagi berteduh karna Hujan tiba-tiba turun dengan deras nya. mau gak mau ia pun harus berteduh dulu, ia pun duduk dan memesan Cappucino panas. ia melirik jam tangan milik nya sudah pukul 17.00 ia beralih menatap pintu Cafe yang terbuka, lalu masuk seorang Gadis Cantik dengan keadaan Hoodie yang basah, ia melihat Gadis itu melepas Hoodie milik nya lalu menyimpan nya di kursi kosong, Joan masih menperhatikan Gadis itu sampai ia duduk dan memesan pesanan. Joan merasa sangat tertarik dengan Gadis tersebut.

Sampai selama seminggu, ia terus datang ke Cafe itu hanya ingin melihat Gadis tersebut. dan selama seminggu itu juga Gadis itu terus-terusan datang, tapi kali ini yang ngebuat Joan bingung Gadis itu datang dengan seseorang Lelaki, bahkan terlihat sangat akrab. "Siapa dia? Pacarnya?". Gumam nya, Setelah itu Joan tidak pernah lagi datang ke Cafe tersebut.

Tapi tidak lama, Joan datang ke Perusahaan Hendra, dan ingin melakukan bisnis bareng dengan nya, dan tidak sengaja ia melihat di atas meja kerja Hendra ada sebuah bingkai foto keluarga dan yang membuat Joan terkejut karna di dalam bingkai itu ada Gadis Cafe yang selalu iya tunggu itu, Joan merasa ia menyukai Gadis tersebut. dari situlah Perjodohan ini di mulai.

"Kalau semua nya sudah terima, acara pernikahan nya di mulai kapan?". Tanya Mega

"Lebih cepat lebih baik juga kan Pak Hendra". Ujar Johnny menatap Hendra dan Sarah bergantian. "Iya Pak emang lebih cepat lebih baik". Balas Hendra.

"Minggu depan aja gimana Om Tante?". Tanya Joan tiba-tiba, ngebuat Lia seketika terkejut. "Woylah Gila masa tiba-tiba minggu depan sih!". Protes Lia sedangkan Joan hanya tersenyum menatap Lia yang protes menurut nya itu Lucu.

"Benar yang di kata kan Lia Minggu depan terlalu cepat Nak, Bulan depan aja gimana". Usul Mega. "Masih terlalu ce-".

"Bisa Bu, Kalau saya setuju, Sayang kamu juga setuju kan?". Ujar Hendra menatap Istrinya. "Aku ngikut aja Sayang". Balas nya.

"Baiklah kalau gitu udah di tentuin yah bulan depan, Biar saya dan keluarga saya yang nyiapin semua nya Pak Hendra". Ucap Johnny dan Hendra senyum ramah lalu mengangguk setuju.

Lia yang terabaikan merasa sangat kesal, ingin sekali ia membanting yang ada di atas meja makan tersebut, tapi mana mungkin. "Lia sana kamu ajak jalan-jalan Joan ke taman belakang, sekalian saling kenalan biar tambah akrab". Ujar Papa nya, sedangkan Lia tanpa menyahut pun beranjak lalu pergi duluan, di susul oleh Joan di belakang nya.

Sesampai nya di taman, Lia tiba-tiba menoleh menatap Joan dengan tatapan Kesal. "Lo gak ada niatan gitu buat batalin perjodohan ini?". Tanya nya langsung. "Gak". Balasnya.

"Anjirlah masa gue harus nika muda, gue gak mau sumpah".

"Tapi Joan gue punya pacar, masa gue harus ninggalin sih, gue gak mau". Ujar Lia mengusap wajahnya, walaupun ia dan Eldan sedang bertengkar tapi tetap saja Lia gak mau putusin Eldan.

"Yaelah tinggal putusin aja sih, apa susah nya". Jawab Joan santai. "Hah anjr santai banget lo ngomong gitu, gue gak mau lah!". Kesalnya.

"Terserah lo aja sih, perjodohan ini akan tetap berlanjut sampai lo jadi istri gue". Ujarnya lalu lebih mendekat ke arah Lia.

"Apasih lo, sana jauh-jauh dari gue". sahutnya mendorong Joan. tapi Joan malah menahan kedua tangan Lia, lalu menarik nya mendekat sampai gak ada jarak di antara mereka. "Lebih baik lo diam dan nerima perjodohan ini Lia, karna kalau lo berusaha batalin perjodohan ini, gue jamin perusahaan Bokap lo hancur di tangan gue". Ujarnya membuat Lia terdiam seketika. "Gue gak peduli lo masih punya pacar, lo tetap akan jadi istri gue Lilyana". Ujarnya tersenyum lalu masuk ke dalam rumah Lia, meninggalkan Lia yang masih terdiam. "Sialan lo Joan".

Joan menghampiri kedua Orangtua nya yang sudah berada di ruang tamu keluarga Lia. dan seperti nya kedua Orangtua Joan ingin pulang. "Ayah, udah ingin pulang?". Tanya Joan

"Iya Nak, Ayah udah mau pulang". Sahutnya menatap Putra nya itu. "Oh iya Pak, terima kasih atas jamuan makan malam nya, dan juga terima kasih atas bisnis nya".

"Iya Pak terima kasih kembali juga, mudahan bisnis perusahaan nya lancar yah pak". Balas Hendra.

"Bu Sarah, serahin Gaun Pengantin nya ke saya saja, nanti saya yang urus semua nya". Ujar Mega menatap Sarah.

"Iya Bu, jangan lupa kabarin yah nanti". Sahutnya.

"Oh iya Joan, Lia kemana?". Tanya Sarah. "Ah itu tante, tadi Lia masih di taman belakang kata nya masih ingin di sana". Balasnya. "Gitu yah, Yaudah biarin aja Lia emang suka gitu Nak". Ujarnya lalu Joan hanya tersenyum.

"Kalau gitu saya pamit pulang dulu Pak Hendra, Bu Sarah". Ucap nya menatap mereka, Hendra mengantar mereka sampai ke luar Gerbang Rumah nya, sedangkan Sarah memilih duduk di sofa ruang keluarga.

Lia berjalan gontai memasukin Rumahnya, ia ingin pergi kekamar nya sesegera mungkin, tubuh dan pikiran nya terasa sangat lelah sekarang. "Lia, sini dulu Nak duduk". Panggil Sarah. "Gak Maa Lia cape mau langsung ke kamar aja". Sahut nya lalu melanjutkan Jalan nya.

"Sayang, di mana Lia?". Tanya Hendra setelah memasuki rumah nya lalu ikut duduk di dekat Istri nya. "Itu Lia tadi ingin ke Kamar nya, kata nya Cape". Balas Sarah menatap Suami nya itu.

"Gitu yah, apa kamu juga cape sayang?". Tanya Hendra menatap Istri nya. "Gak kok, kenapa?".

"Kalau gitu main dulu yah, olahraga Malam sayang, Kangen nih". Ujar nya menatap penuh arti ke Sarah. dan Sarah yang mengerti pun mengangguk setuju.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!