Pagi itu, Leora dan Nana sangat padat dengan kerjaan. Pengecekan langsung ini itu oleh Leora dan pengalihan tugas Leora kepada Nana yang akan mengantikan peran Leora selama kepergiannya. Jangan lupakan kesibukan Leora juga dalam mempersiapkan segala keperluan keberangkatannya.
Sebetulnya, Nana sudah banyak tahu peran Leora, karena seringkali mendampingi bahkan turun langsung untuk ambil alih. Tapi, karena mulanya sudah ditetapkan aturannya maka bagaimanapun tetap harus mengikuti prosedur.
Sembari mempersiapkan beberapa orang khusus untuk mengolah menu, Leora masih harus bertanggung jawab penuh menyusun menu baru, memilih bahan, hingga memasak untuk kedai. Dibantu Nana tentunya. Begitu juga untuk butik dalam pemilihan produk dan distributor. Tempat Leora memang sistemnya hanya menjual, tak merancang dan menjahit langsung.
Leora dan Nana sedang dalam perjalanan kembali dari Malang ke Surabaya. Mereka mengecek langsung perkembangan usaha minimarket, kedai dan butik di kota Malang, tempat kedua orang tua Leora menetap saat ini.
Sebelum ke Malang, Leora mengajak Nana ke Jogja. Menemaninya menentukan kosan yang akan ditempati selama masa studi. Karena Leora sudah lebih dulu mencari referensi melalui internet, dirinya tak begitu kesulitan tinggal menentukan yang sesuai dengan keinginannya. Tempat yang bersih, aman dan dekat dengan kampus tentunya. Ternyata tak sesulit yang Leora khawatirkan.
Beberapa waktu lalu, kedua orang tua Leora juga telah berada di Surabaya dalam rangka ikut mempersiapkan keberangkatan Leora ke Yogyakarta yang sudah semakin dekat. Yah, sebenarnya Leora ingin menolak karena tak ingin kedua paruh baya itu kelelahan, mengingat ia hanya ke Yogjakarta, bukan ke luar negeri.
Hanya butuh waktu sekitar 4-5 jam dengan kereta. Bahkan lebih cepat lagi jika menggunakan pesawat. Tapi, namanya orang tua pasti ingin ikut melepas pergi sang anak. Mama Giana, mamanya Leora juga berkilah, bahwa sebelum pergi mau adakan ibadah syukur kecil-kecilan.
"Eh, Na, aku mau minta tolong kamu lagi, hehe"
Nana mendengus. "Kamu itu pake minta tolong segala, kayak sama siapa aja".
Leora tersenyum. Terberkati sekali punya sahabat macam Nana. Baik hati, pengertian, pintar dan masih banyak lagi, meski kadang tingkahnya geblek juga.
"Na, aku mau kamu nanti bikin jadwal kunjungan rutin ya ke Malang buat cek langsung. Sekalian liat Papa dan Mama selama aku pergi. Tolong, ya".
"Aku bukan gak percaya anak-anak sih, cuman banyakan mereka kan baru, terus si Yaffa masih cuti, jadi kamu handle dulu. Tolong, ya, Na".
Maklum saja, cabang usaha mereka di Malang baru saja ada pergantian karyawan. Biasanya, walaupun sudah ada Yaffa, Leora tetap akan mengecek ke Malang sesekali sekalian menjenguk orang tua. Sementara Nana akan stay di Surabaya. Kali ini, Nana akan semakin sibuk, karena harus memantau dua tempat sekaligus. Leora sempat menawarkan perekrutan karyawan baru sebagai asisten Nana, tapi wanita itu menolak. Katanya ingin menunggu Yaffa habis cuti saja.
Nana mengangguk mengerti. "Aku emang udah rencana begitu sih sebelum kamu bilang".
"Ck, dasar ya si paling pengertian", seloroh Leora sambil geleng-geleng takjub membuat Nana terkekeh.
Leora, Nana dan Yaffa adalah teman seperjuangan yang menjadi sahabat bahkan saudara sejak masa kuliah dulu. Kemanapun dan dimanapun selalu bersama. Tak terpisahkan. Bagi ketiganya, mereka tak hanya sekampus dan sejurusan, tapi juga sefrekuensi. Sefrekuensi edannya. Hihihihi...
"Sayang banget, abang-abang aku udah sold out", timpal Leora.
Nana tertawa geli. Sebenarnya, masih jomblo pun Nana tak ingin dijodohkan dengan salah satu abang Leora.
Bukan apa-apa, hanya saja menurut Nana mereka lebih komplit jadi kakak adik.
Mengingat Leora anak perempuan seorang, membuat ia sangat disayangi dan dijaga oleh kedua abangnya. Persahabatan Leora dengan Nana dan Yaffa, membuat keduanya juga diperlakukan sama.
Pernah ada, cowok yang kasih surat cinta buat mereka tapi sangat alay jablay, terus ajak kencan tapi sudah punya pacar, langsung kena bogeman maut dari bang Arga dan bang Argy. Alhasil, status jomblo masih tersemat indah pada Leora dan Nana hingga saat ini.
Lain halnya dengan Yaffa yang sehabis kuliah langsung kembali ke Malang, kota asalnya. Yaffa bertemu pria baik dan telah menikah 2 tahun silam. Kini, mereka tengah menanti kelahiran anak pertama.
"Seneng banget kan kalo ipar cantik, pinter dan sangat bisa diandalkan begini. Cari dimana lagi coba".
Guyonan Leora langsung mengundang gelak tawa dari Nana. "Lebay banget kamu. Lebih nyaman jadi adek".
"Barangkali mau jadi yang kedua kan, Na. Sesama teman, bisa diatur lah"
Nana melotot tak percaya pada Leora. Kini, berganti Leora yang terbahak. Sosok Leora yang santun tuturnya sedang turun takhta sepertinya.
Keduanya membunuh waktu dengan saling melempar cerita seraya menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Kebanyakan cerita mereka, mengenang masa kuliah dulu.
Kelakuan Leora, Nana, juga Yaffa. Kosan Yaffa yang paling dekat kampus menjadi markas mereka. Untuk numpang makan, numpang tidur, numpang buang hajat, numpang print, numpang nongkrong tak jelas, numpang curhat, dan numpang-numpang lainnya.
Leora dan Nana kalau mau dibilang, punya sifat sebelas dua belas lah. Cuek dari luar tapi sebetulnya peyayang garis keras. Mungkin karena tanggal lahir mereka berdekatan. Sama zodiak begitulah. Sementara Yaffa si paling adik, terkenal loyal sekali.
Hal yang paling mengesankan itu, kalau menceritakan tentang crush mereka yang bikin hati kacau galau balau. Paling nyambung kalo ceritain crush ke sahabat. Rasanya kayak crush yang hanya kehaluan, bisa jadi nyata dalam sekian waktu saat bareng sahabat.
Ya, karena mereka ikut dukung buat ngehalu. Hihihihihi.
"HAHAHAHA". Tawa Leora dan Nana pecah tatkala mendengar cerita tempo doloe yang masih Nana ingat sampai sekarang. Kejadian memalukan yang susah payah Leora hapus dari ingatannya.
Tentang Leora chat Leora yang salah alamat. Chat yang seharusnya diteruskan pada Nana berakhir tak sengaja diteruskan ke salah satu dosen yang terkenal killer di program studinya pada masa itu. Leora panik bukan main, lalu segera menghapus pesan dan mengirimkan permohonan maaf.
Selain itu, Nana juga pernah saat hendak meminta tanda-tangan skripsi pada ketua program studi mereka. Dosen muda yang tampan dan baik. Nana yang waktu itu begitu bahagia akhirnya bisa bertemu beliau untuk tanda-tangan, tanpa sadar menginjak kaki sang dosen selama tanda-tangan berkas berlangsung.
Bayangkan saja ada sekitar 6 rangkap, di tambah tanda-tangan sang dosen cukup panjang. Selama itulah kaki Nana dengan tidak tahu malu berada di atas kaki bapak dosen. Setelah menyadari kegoblokannya sendiri, ia meminta maaf sambil hampir bersimpuh di kaki sang dosen. Sudah dibaik-baikin malah ngelunjak si Nana. Bisa-bisanya ya, Nana tak sadar sama sekali.
Leora dan Yaffa saat mendengar cerita itu langsung tertawa terbahak-bahak. Membayangkan raut wajah Nana yang panik dan takut sungguh lucu. Belum lagi pikiran-pikiran buruk jika tindakannya itu bisa berdampak pada dirinya sendiri.
Syukurlah, bapak dosen yang sudah baik hati sejak lahir itu hanya diam saja. Tak ada hardikan maut yang mungkin ampuh merontokkan rambut ikal Nana atau lebih ekstrim lagi membuat gendang telinganya jebol.
Nana menabok lengan Leora yang masih asik terbahak. Tawa Leora kini jadinya terkesan mengganggu. Temannya kalau sudah ketawa lupa tempat. Sampai lupa mereka ada di atas kereta bukan di rumah. Tawa Leora cukup menyita perhatian penumpang lain.
"Ngakak, Naa! Yang kocak menjurus ke memalukan memang selalu melekat dalam sanubari dan hangat dalam ingatan, ya". Leora masih tertawa namun tak seheboh tadi.
Terpaksa Nana turun tangan, menunduk kepala sebagai permintaan maaf. Punya teman sefrekuensi memang kadang malu-maluin.
"Eh, si Yaffa kapan lahiran, ya?", tanya Leora setelah berhasil melenyapkan tawanya.
"Bulan depan deh, kayaknya".
"Buset dah, cepet amat. Gak nyangka kita bakal jadi aunty".
"He'em".
"Gak seru, ya, nanti aku gak bisa jengukin", kata Leora dengan raut kecewanya.
"Mau gimana lagi, kirim hadiah aja. Nanti aku wakilin kamu buat peluk dan cium baby nya deh".
"Yasudah lah, nitip ya, aunty Nana".
Leora dan Nana terkekeh. Sebentar lagi keduanya akan mendapat panggilan baru sebagai aunty.
Bersambung...
*************
✨Mohon dukungannya untuk karya pertama ini. Semoga suka sama cerita khayalanku, wkwkw.
Ringankanlah tangan readers untuk memberikan like, subscribe, hadiah, vote dan ramaikan dengan komen tentunya.
Terima kasihhh!!✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments