PD vs GB 5

Alexa bergerak cepat menyelesaikan ritual mandinya. Dia harus mengikuti kelas hari ini. Sepuluh menit kemudian, Alexa keluar dengan berpakaian rapi. Dia juga sudah melihat Excel memakai pakaian kantornya.

"Tidak ada waktu melamun lagi untukmu, aku sudah cukup telat pagi ini!" seru Excel dengan merapikan tas kerjanya.

Alexa gugup sendiri dia langsung membawa tasnya dan mengikuti Excel dari belakang. Mereka memasuki lift lalu turun ke bawah. Sesampainya di bawah, Excel menuju ke mobilnya.

Excel membalikkan badan dan berkata, "Kamu bisa pulang naik kendaraan lain kan. Soalnya tidak mungkin jika kita berada dalam satu mobil. Aku harap kamu merahasiakan pertemuan ini dari semua orang. Mengerti?"

Alexa mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu, Excel masuk ke dalam mobil dan pergi dari apartemennya. Alexa melangkahkan kakinya ke jalan raya untuk mencari sebuah taksi. "Aku pikir dia mau membawaku sampai ke kampus, tapi ternyata di luar ekspektasi ku," gumam Alexa pergi dari tempat itu, kemudian pergi untuk mencari taksi.

Dalam dua puluh menit, Alexa sampai di kampusnya. Setelah turun dari taksi, Alexa segera masuk ke dalam kelas karena materi akan di mulai sebentar lagi. Sesampainya di dalam Alexa segera duduk dan tak lama kemudian Excel datang dan segera memutuskan pelajaran.

Excel sedang mengajar di kelasnya. Dia tampak serius ketika sedang menjalankan tugas sebagai seorang dosen. Bahkan sikapnya yang dingin sangat mendominasi sekali. Berbeda jauh ketika berada di luar kampus.

Alexa memperhatikan semua yang diterangkan oleh Excel. Dia juga beberapa kali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen tampan itu. Alexa juga bersikap biasa tanpa rasa canggung. Dia justru terpesona dengan ketampanan Excel.

"Prof. Eldric tampan sekali. Beruntungnya aku bisa ditolong olehnya," gumam Alexa dalam hati.

Alexa melamun dan hanyut dalam imajinasinya. Sampai dia tidak mendengar suara Excel yang memanggil dari depan. "Alexa Velozandra apa kamu tidak mendengar ku? Alexa ...."

Excel pun berjalan menghampiri Alexa yang sedang melamun. Lalu dia menggebrak meja untuk menyadarkan gadis itu. "Alexa Velozandra, jangan pernah melamun di kelasku!"

Alexa terkejut hingga memegang dadanya. Dia menoleh ke arah Excel, yang sedang memolototinya dengan tatapan marah. Alexa tersenyum dan berkata, "Maafkan saya Prof, hal ini tidak akan terulang kembali."

"Kamu tidak mendengar saya tadi menerangkan apa?" tanya Excel dengan nada serius.

Alexa menggelengkan kepalanya. "Maaf Prof, saya tidak tahu tentang pertanyaan anda," jawab Alexa dengan santai.

"Kalau begitu kamu cari sendiri apa yang saya ucapkan tadi. Materi hari ini selesai, dan buat kalian semua tugas kalian harus dikumpulkan besok."

Alexa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia benar-benar tidak tahu dengan apa yang dikatakan oleh dosennya. Alexa memasukan semua bukunya, dan segera mengejar dosen yang sudah meninggalkan kelas.

Excel berjalan cepat menuju ke ruangannya dan diikuti oleh Alexa yang masih sangat penasaran. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Excel dipeluk oleh seorang wanita. Parahnya lagi, wanita itu mencium Excel di depan umum.

"Siapa wanita itu? Apa dia kekasih Prof, Eldric? Mesra sekali, sangat mengecewakan ternyata Prof. Eldric sudah mempunyai seorang kekasih."

Tampak raut kecewa di wajah Alexa, dia membalikkan badan dan tidak jadi ke ruangan Excel.

Di dalam ruangan, Renata sedang merengek pada Excel. "Sayang, kamu kenapa tadi pagi sudah pergi meninggalkan aku? Kenapa kamu tidak menungguku bangun dulu?"

Excel menghindari pelukan Renata, dia merasa sangat jijik sekali. "Apa kamu marah padaku? Aku tidak membangunkan mu, karena kamu terlihat sangat capek sekali. Jadi aku memutuskan untuk pergi, karena aku ada pekerjaan penting."

"Sungguh? Apa memang begitu? Kalau begitu maafkan aku yang sempat curiga padamu," ucap Renata menempelkan tubuhnya lagi.

"Tenanglah, aku tidak akan macam-macam. Hati ini hanya ada kamu," jawab Excel dengan menampilkan senyum palsunya.

"Bagaimana bisnismu apa ada kendala?"

Renata masih bergelayut manja di pangkuan Excel. "Bagaimana kalau kita keluar makan. Aku ingin bercerita tentang bisnis yang aku kelola sekarang. Ada satu bagian yang aku tidak mengerti."

"Baiklah, kita keluar sekarang dan ceritakan semuanya padaku."

Excel terpaksa menuruti keinginan Renata karena ingin mencari informasi tentang kondisi perusahaannya. Excel harus melancarkan misinya itu agar rencana yang sudah dia rancang berhasil.

Renata adalah anak angkat Mario. Dia muncul sejak Mario keluar dari penjara. Masa kurungan Mario saat itu hanya dalam waktu dua tahun saja. Pria itu telah berhasil membeli hukum yang berlaku di negaranya, sehingga dia dipenjara hanya dalam waktu singkat.

Hal itulah yang membuat Excel semakin menaruh dendam pada pria yang telah menghilangkan seseorang yang sangat berharga untuknya. Excel akan menghancurkan semua yang dimiliki oleh Mario. Dia akan menyiksanya secara pelan-pelan.

Excel dan Renata keluar dari kampus. Mereka ingin pergi ke restoran untuk sekalian makan siang. Renata berjalan dengan terus menggandeng lengan Excel. Semua orang menatap intens Excel dan Renata hingga sampai di mobil. Hal itu sudah sering terjadi, karena semua orang yang mengetahui hubungan di antara mereka.

"Kita pergi ke restoran mana?" tanya Excel dengan menghidupkan mobilnya.

"Kita ke kafe yang biasa saja," jawab Renata singkat.

Setelah itu, Excel melajukan mobilnya ke arah kafe yang diinginkan oleh Renata. Mencari informasi adalah salah satu jalan Excel untuk menjatuhkan perusahaan musuhnya. Hanya dalam lima belas menit, Excel telah sampai di sebuah kafe yang cukup ramai pengunjung. Mereka turun dari mobil dan segera masuk ke dalam.

Excel dan Renata duduk di sebuah kursi yang terletak di sudut ruangan. Setelah itu pelayan datang menghampirinya. "Permisi, anda ingin memesan apa?" tanya pelayan itu dengan memberikan daftar menu.

Excel segera memilih menu kesukaannya. "Aku pilih, spaghetti saus salmon dan sebotol anggur," ucap Excel dengan pandangan terkejut. Matanya melotot melihat pelayan itu.

Ternyata, Alexa lah yang menjadi pelayan kafe itu. Excel menajamkan pandangannya sehingga membuat Alexa gelagapan. Lalu, suara Renata membuyarkan semuanya.

"Aku pesan Rice cheese mix cuttle fish minumannya Americano coffee," ucap Renata pada Alexa.

"Baik, silakan menunggu beberapa menit lagi." Setelah itu Alexa pergi dari hadapan Excel dan Renata.

Excel menatap kepergian Alexa dengan segudang pertanyaan di kepalanya. Namun, hal itu tak begitu dia pikirkan karena informasi dari Renata lebih penting.

"Ayo, mulailah bercerita. Kamu sedang ada masalah apa?" Excel bertanya pada Renata.

Renata tersenyum manis. "Ini, Daddy sedang merencanakan pengalihan saham atas namaku. Tapi ada yang membuatku ganjil, secara biologis aku ini anak kandungnya. Tapi kenapa Daddy masih menganggap ku seperti orang lain. Padahal, aku sangat menyayanginya."

"Mungkin, Paman masih belum sepenuhnya percaya padamu. Jadi tugasmu hanyalah meyakinkannya, agar dia tidak meragukan kemampuan mu lagi," jawab Excel dengan menggenggam tangan Renata.

Renata menganggukkan kepalanya. "Iya, kamu benar. Aku harus lebih memberikan perhatian lebih ke Daddy. Dia itu sangat tertutup sekali padaku. Anehnya, di setiap kali Daddy merasakan sakit, dia menyebut nama seseorang."

Excel langsung menegakkan kepalanya dan menatap tajam Renata. "Siapa yang disebut?" tanya Excel datar.

"Kalau tidak salah, dia menyebut nama 'Rebecca', "jawab Renata.

Raut wajah Excel berubah, matanya menampakkan kesedihan yang mendalam hingga sulit diartikan. Renata juga menatap heran Excel yang tiba-tiba berubah diam.

"Eldric, are you oke?" tanya Renata pada Excel.

Excel tetap diam, kemudian ada pelayan yang datang membawa makanan dan membuyarkan lamunannya. Excel menoleh, ternyata yang membawa bukan Alexa.

"Eldric kamu tidak apa-apa kan?" tanya Renata sekali lagi.

Excel menggelengkan kepala, dia tetap diam dan tak menjawab. Setelah itu, mereka mulai makan bersama. Excel selalu diam setiap kali ada yang mengungkit masa lalunya.

Dari kejauhan, Alexa memperhatikan dosennya. Dia mulai penasaran dengan kehidupan Excel. "Wajahnya yang seperti itu tampak menyeramkan sekali. Apa dia memiliki dua kepribadian?" gumam Alexa dalam hati.

Setelah itu dia melanjutkan kembali pekerjaan yang baru dijalaninya. Alexa mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan kafe dengan cara yang tidak sengaja. Sepulang dari kuliah, Alexa melewati kafe tersebut dan dari luar terlihat ada satu lowongan. Dia mencoba masuk dan diterima dengan baik tanpa persyaratan. Jam kerjanya dari jam 1 siang sampai 11 malam.

Terpopuler

Comments

SENJA ROMANCE

SENJA ROMANCE

Mak @Miss Peachy🍑 ada lampir Renata di sini, mau di bom kah Renata?

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!