Di dalam mobil, Alexa terus meracau membuat kekacauan. Dia berteriak dan mengumpat. Excel merasa terganggu tapi entah kenapa dia mempunyai inisiatif untuk membawa Alexa pulang ke apartemennya.
Beberapa menit kemudian, Excel telah sampai di apartemennya. Dia turun dan menggendong kembali Alexa yang sudah tertidur. Excel berjalan lalu memasuki lift. Sesampainya di atas, Excel langsung keluar dan segera masuk ke dalam apartemennya.
Excel membawa Alexa ke ranjangnya. Dia merebahkan tubuh gadis itu di kasur. Alexa kembali terbangun, di menarik kemeja Excel hingga membuatnya hampir menindih tubuh gadis itu.
"Kamu siapa? Kenapa wajahmu terlihat tampan sekali," ucap Alexa dengan memandang wajah Excel.
Excel ingin bangun tapi Alexa tidak mau melepaskan tangannya. Excel tetap memaksa dan menarik tubuh Alexa. Gadis itu duduk posisi memeluk Excel.
Alexa mengendus-ngendus kemeja Excel. "Baumu wangi sekali, aku sangat menyukainya."
Excel melepaskan kedua tangan Alexa yang melingkar di lehernya. Setelah terlepas hal buruk terjadi, Alexa memuntahkan semua yang ada dalam perutnya hingga membuat kemejanya kotor.
"Ahhh, Shiit! Sial! Lihat saja, kamu akan membayar ini besok," ucap Excel dengan mendorong pelan tubuh Alexa hingga terlentang di kasur.
Excel membuka kemejanya yang kotor, dan membuangnya ke tempat sampah. Di mengelap dadanya dengan tisu basah. Dia juga melihat baju Alexa yang terkena muntahan. Excel segera membuka pakaian yang dikenakan Alexa hingga menyisakan bra saja.
Selanjutnya, Excel segera menutup tubuh Alexa itu dengan selimut tebal. Excel menghidupkan penghangat ruangan karena hawa sangat dingin di malam hari. Excel mengambil satu botol wine dari lemari, dia duduk sembari menonton video kiriman anak buahnya.
Excel tersenyum licik penuh kemenangan, dia menonton sebuah adegan panas di malam hari ini. "Nikmatilah semua itu Renata, bukankah aku sangat baik memberikan mu kepuasan yang membuatmu melayang ke surga."
Dalam video itu menampilkan Renata yang sedang di gilir oleh orang suruhan Excel. Wanita itu dibuat menggila oleh dua pria berkulit hitam itu. Hal itu sudah berlangsung saat Excel menjalin hubungan dengan Renata. Lalu untuk menutupi perbuatannya, Excel selalu datang disaat pria suruhannya itu selesai melakukan tugas. Jadi dia berpura-pura ada disana ketika Renata bangun dan membuka mata.
Excel mematikan handphonenya dan segera pergi ke toilet untuk membersihkan tubuh. Lima belas menit kemudian, dia bangun dan segera pergi tidur. Excel merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia menjadikan guling sebagai pembatas karena dia sekarang berada dalam satu ranjang bersama seorang gadis.
Keesokan Pagi.
Alexa bangun dan masih dalam keadaan pusing. Dia membuka mata perlahan, samar-samar dia melihat seseorang yang sedang tidur di sampingnya. "Tampan, apakah aku sedang bermimpi?" gumamnya tanpa sadar.
Alexa memejamkan matanya lagi, lalu sesaat kemudian dia menjerit hingga membangunkan Excel. "Aaaaaaa, kamu siapa? Kenapa kamu bisa ada di sini? Kamu ... kamu pergi dari sini."
Alexa mendorong tubuh Excel hingga membuatnya jatuh ke lantai. Alexa segera mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya yang terlihat tak memakai baju.
Excel bangun dari lantai, pinggangnya sakit karena terjatuh dari atas kasur. "Kamu berisik sekali."
Alexa membuka mata lebar, dia mengenal pria yang ada di depannya. "Prof. Eldric, kenapa anda bisa ada di sini?" tanya Alexa bingung.
Excel melotot heran, kemudian muncul ide jahil di kepalanya. Dia tersenyum smirk pada Alexa. Perlahan Excel naik ke atas ranjang dan merangkak mendekati gadis itu. Alexa merapatkan selimutnya dan sedikit beringsut mundur.
"Prof. ingin melakukan apa?" tanya Alexa gugup. Dia salah tingkah melihat wajah serius Excel.
Excel mendekatkan wajahnya. "Menurutmu, apa yang dilakukan seorang pria ketika berada di kamar dengan seorang gadis? Aku yakin kamu pasti tahu jawabannya," ucap Excel berbisik, kemudian dia turun dari ranjang dengan menahan tawanya.
Alexa langsung panik, dia berpikir keras pada kejadian semalam. Alexa mengingat sesuatu dia membuka selimutnya dan melihat keadaan kasur. "Masih rapi dan tidak bekas apapun."
"Bagaimana sudah menemukan jawabannya?" seru Excel membuyarkan lamunan Alexa.
Gadis itu terkejut dan menjawab refleks. "Tidak ada noda apapun Prof. jadi aku masih vir ...."
Alexa menutup mulut dengan kedua tangannya, bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Alexa panik dan memukuli kepalanya sendiri.
Excel membalikkan badan dan menghampiri Alexa lagi. "Kenapa tidak kamu teruskan? Kamu tadi mau bilang kalau kamu masih virgin kan? Jadi kamu pikir aku salah satu pria brengsek yang suka memanfaatkan keadaan! Apakah begitu?"
Alexa tersenyum dengan menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar keceplosan berbicara. Meski pergaulannya bebas, Alexa tidak pernah melakukan hal-hal di luar batas. Semua itu dia lakukan demi sang ibu yang selalu menasehatinya.
Excel kembali berdiri. "Nilai poinmu terpangkas habis. Jadi kerjakan tugas lain untuk mendapatkan nilai lagi. Aku nanti akan menyiapkan tugas baru untukmu."
Alexa membulatkan matanya. "Tapi Prof. kenapa saya harus mengulang lagi? Bahkan saya tidak melakukan kesalahan apapun," ucap Alexa protes.
"Tidak melakukan kesalahan apapun? Kamu pikir kenapa kamu bisa sampai di sini? Terus kalau kamu tidak di sini apakah kamu berani menjamin di hari ini kamu masih dalam keadaan virgin?"
Alexa menelan ludahnya, dia tidak bisa lagi memprotes dan membela diri. Kali ini kesalahan berada di dirinya sendiri.
"Sekarang, kamu segera bersiap karena kelas ku akan di mulai satu jam lagi. Kalau kamu telat, maka keluarlah dari kelasku dan cari pembimbing lain. Gara-gara kamu aku sudah merelakan waktuku selama dua jam," ucap Excel tanpa menoleh dan langsung melesat ke kamar mandi.
"Prof, lalu bagaimana dengan pakaian ku?" seru Alexa.
"Kamu buka lemari kecil itu, dalam sana ada satu set baju. Sepertinya seukuran tubuhmu," sahut Excel dari dalam toilet.
Mendengar kata seukuran membuat otak Alexa loading beberapa saat. "Seukuran? Itu artinya, dia ... sudah melihat ... Ahhh, bodohnya aku! Kenapa bisa aku mabuk dalam klub itu? Prof. Eldric benar, mungkin kalau bukan dia yang menolong ku pasti aku sudah habis dengan orang brengsek," batin Alexa dengan memukul pelan kepalanya sendiri.
Setelah itu, Alexa turun dari ranjang dan segera menuju ke lemari kecil yang ada di samping kaca. Alexa membuka lemari itu dan melihat beberapa baju wanita yang seukuran dengan tubuhnya.
"Baju siapa ini? Ukurannya pas di tubuhku? Atau ini baju kekasihnya Prof. Eldric? Ahh, tidak penting, aku harus cepat sebelum dia keluar dari toilet."
Alexa dengan cepat mengambil baju itu dan segera memakainya, karena saat ini dia hanya mengenakan bra saja. Setelah memakai, Alexa segera merapikan tempat tidur dan membuang sesuatu ke tempat sampah. Dia menemukan sebuah kemeja yang sudah terbuang.
Alexa memungut kemeja itu dan melihat bekas muntahan disana. "Apa aku semalam sudah melakukan hal yang fatal. Oh tidak, ternyata banyak kesalahan yang kubuat," gumam Alexa pelan.
"Apa kamu sangat menyukai aroma tempat sampah itu? Sehingga membuatmu terpana," bisik Excel dari belakang dan membuat Alexa kaget.
"Maafkan saya Prof, telah mengotori kemeja anda." Alexa membalikkan badannya dan menunduk di depan Excel.
Setelah itu, dia menegakkan badannya dan melihat Excel telah selesai mandi. Gadis itu terpana melihat bentuk tubuh Excel yang tampak menggoda. Rambut Excel yang masih basah itu menambah ketampanannya.
Excel tahu kalau gadis yang ada di depannya itu sedang terpesona olehnya. Jadi dia hanya diam dan membiarkan Alexa dalam lamunannya.
Excel berjalan ke arah lemari dan berkata, "Kelas akan di mulai setengah jam lagi."
Alexa tersadar dan langsung memfokuskan pandangannya. Dia sangat malu karena terpesona sesaat dengan dosen pembimbingnya itu. "Sial, kenapa dengan mata ini? Ahh membuatku malu saja!" gumam Alexa pelan, dia segera berlari masuk ke dalam kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments