PD vs GB 2

"Hacciiiuuw." Seorang gadis bersin ketika keluar dari kamarnya.

"Sial, hidung ini pakai bersin-bersin lagi! Siapa yang berani membicarakan ku? Nanti kalau Daddy lihat gimana?" gerutu Evelyn, dia sedang berjalan mengendap-endap dengan menggendong sebuah tas ransel yang sangat besar.

Evelyn menoleh ke kanan dan ke kiri melihat situasi rumah yang sepi. "Sepertinya, kondisinya sangat aman. Aku bisa langsung pergi karena Daddy sudah tidak ada di rumah," ucap Evelyn dalam hati.

Gadis itu berjalan sangat hati-hati sekali. Evelyn ingin pergi traveling ke Afrika Selatan. Dia sudah meminta izin kepada sang ayah. Namun, tak di kabulkan. Jadi Evelyn nekat untuk pergi sendiri tanpa izin terlebih dulu. Lebih tepatnya kabur dari rumah.

Evelyn sudah sampai di pintu depan. Dia membuka pintu secara perlahan, namun betapa terkejutnya dia ketika melihat sang ayah berdiri tepat dihadapannya. "Daddy," seru Evelyn dengan mata melotot.

"Mau pergi kemana kamu, Honey?" tegur sang ayah dengan wajah datar.

"Emm, itu Dad ... a-aku." Evelyn tergagap seketika. Dia bingung ingin menjelaskan apa kepada ayahnya.

Sang ayah tersenyum tipis. "Kembali ke kamar atau Daddy akan menghukum mu," ucap sang ayah dengan sangat pelan.

"No, Dad. Aku ingin pergi ke Afrika, please! Daddy izinkan aku pergi. Dad ...." Evelyn merengek memohon pada ayahnya.

"No, Evelyn! Sekali Daddy bilang tidak tetap tidak. Sekarang kembali ke kamarmu atau Daddy akan mengurungmu.

Evelyn berdiri dengan menghentakkan kedua kakinya di lantai. "Daddy menyebalkan. Daddy tidak menyayangiku. Aku kesal dengan Daddy, kesal, kesal, kesal," teriak Evelyn. Dia berlari dan masuk ke dalam kamarnya.

Reigner menarik nafas dalam, semenjak kepergian Rebecca yang sudah 18 tahun berlalu itu membuat Evelyn menjadi gadis yang sangat keras kepala. Bahkan sampai saat ini Reigner belum bisa melupakan belahan jiwanya itu. Dia memutuskan untuk hidup sendiri bersama putrinya tanpa memikirkan tentang pasangan hidup.

Di dalam kamar, Evelyn membanting diri di kasur. Dia sangat kesal sekali karena sang ayah telah menggagalkan rencananya. "Aku tidak bisa begini, aku akan tetap pergi. Ya, aku harus tetap pergi. Nanti malam aku akan kabur dari rumah," gumam Evelyn dalam hati.

Evelyn memikirkan cara agar bisa kabur dari rumah. Tiba-tiba sang ayah mengetuk pintu kamarnya. ""Evelyn, sampai kapan kamu akan mendiami Daddy seperti ini? Apa kamu sudah tidak mau mendengarkan nasihat, Daddy? Ya terserah kamu saja, hari ini Daddy ada pertemuan dengan teman lama. Sepertinya ia mempunyai seorang putra yang sudah cukup dewasa dan kelihatan cocok sekali denganmu," ucap sang ayah.

Evelyn tetap diam dan tidak menanggapi ucapan ayahnya. Dia menghentak-hentakan kakinya di lantai dengan perasaan kesal. "Daddy, kamu sangat menyebalkan sekali," seru Evelyn berguling-guling diatas kasur.

"Aku harus meminta bantuan Grandma. Hanya dia yang bisa membantuku," gumam Evelyn.

Sejak ditinggal pergi oleh ibunya beberapa tahun silam, membuat hidup Evelyn menjadi tidak berwarna. Dia selalu membuang rasa bosannya dengan kuas dan kanvas. Melukis adalah salah satu cara untuk menghilangkan kesedihan dan rasa rindu yang mendalam.

Dia tidak ingin terpuruk seperti sang ayah. Evelyn juga tidak ingin menjadi pendendam seperti kakaknya. Jadi dia harus menjadi dirinya sendiri.

Lama terdiam Evelyn mempunyai ide. Dia mengambil tali karmantel panjang dari dalam tasnya. Dia keluar menuju ke balkon dan mengaitkan tali tersebut di teralis. Setelah itu, Evelyn masuk ke dalam untuk mengambil tas untuk dilemparkannya ke bawah.

Evelyn mengaitkan kedua tali ke tubuhnya. Setelah itu dia mulai bersiap untuk melompati tralis. "Oke, semuanya telah siap. Maafkan aku Daddy, aku sangat ingin sekali pergi ke sana," gumam Evelyn, dia melangkahkan kakinya. Namun, suara sang nenek menghentikan aksinya.

"Evelyn, mau kemana kamu Sayang?" seru sang nenek terkejut.

"Grandma, a-aku." Evelyn kembali masuk ke balkon. Dia tidak jadi melompat.

Sang nenek menghampiri Evelyn untuk meminta penjelasan. "Apa yang membuatmu nekat seperti ini, Evelyn?" tanya sang Nenek.

"Grandma, come on. Bantulah cucu kesayanganmu ini, Evelyn sayang Grandma," ucap Evelyn merayu neneknya.

"Bukankah Daddymu tidak mengizinkan untuk pergi, lalu kenapa kamu nekat sekali, Evelyn."

"Ssstt, Grandma jangan keras-keras bicaranya. Aku mohon sekali saja. Grandma, please!" ucap Evelyn memohon.

Sang nenek menghela nafas dalam. "Kamu tahu resiko apa yang Grandma ambil, setelah Daddy mu tahu kalau kamu memaksakan untuk pergi?"

"Aku tahu, Grandma. Tapi aku sangat ingin sekali," ucap Evelyn terus berusaha.

Sang nenek paling tidak tega jika melihat Evelyn bersedih. "Kamu ini selalu tahu kelemahan, Grandma! Andaikan kakakmu ada di sini, mungkin grandma tidak akan kesepian kalau kamu sedang pergi," ucap Teresa dengan nada sedih.

Evelyn memeluk neneknya. "Grandma sabar ya, aku yakin Kak Excel pasti akan kembali. Aku akan terus berusaha untuk menyadarkan kembali si keras kepala itu," balas Evelyn menghibur neneknya.

Sang nenek menarik nafas panjang dan menjawab, "Baiklah, Grandma percaya sama kamu. Bagaimana keuangan mu selama pergi? Cukup atau tidak untuk satu bulan ke depan?"

"Lebih dari cukup, Grandma. Kalau kurang nanti aku akan menghubungi, Grandma lagi," balas Evelyn penuh dengan semangat.

"Oke, sekarang pergilah! Biarkan Grandma yang menanggung kemarahan, Daddy mu," ucap sang nenek pasrah.

Evelyn tersenyum dan mencium pipi neneknya. "Terima kasih, Grandma pokoknya the best."

"Setelah sampai cepat kabari Grandma ya. Jangan sampai lupa!" seru Sang Nenek.

"Okay, Grandma. Sampai sana nanti aku akan segera menghubungi Grandma," balas Evelyn. Setelah itu, dia turun menggunakan tali yang sudah disiapkan tadi. Dia harus segera berangkat menuju ke bandara. Perjalanan dari Italia ke Afrika Selatan di tempuh kurang lebih 14 jam.

Evelyn sangat hobi ke luar negeri hanya untuk melukis saja. Dia menghabiskan masa mudanya untuk berkeliling dunia, seperti yang di cita-citakan semasa kecil dulu. Meski sering sekali mendapatkan tentangan dari ayahnya , tak mengendurkan semangatnya untuk pergi.

Evelyn ke bandara dengan naik taksi. Setengah perjalanan, Evelyn sampai juga di bandara. Dia langsung melakukan check in dan mendapatkan boarding pass. Setelah itu, dia masuk ke dalam untuk menunggu penerbangan.

Sembari menunggu, Evelyn search tempat-tempat di Afrika melalui internet. Satu tempat favoritnya adalah Padang Savana. Dia akan mengabadikan keindahan alam di sana. Sungguh Evelyn sudah sangat tidak sabar untuk cepat sampai.

"Senangnya, kali ini perjalananku akan menyenangkan. Daddy, maafkan putrimu yang manis ini ya! Aku tidak menurut pada Daddy, karena sudah mendapatkan izin dari Grandma. Maaf juga untuk kali ini handphone-ku harus ganti, karena aku tidak mau Daddy mengganggu momen ku."

Evelyn mematikan handphonenya dan mengeluarkan satu handphone terbaru dari ransel. Beberapa menit kemudian panggilan pesawat akan take off terdengar. Evelyn berdiri dan langsung mengantri untuk masuk ke dalam pesawat.

Sesampainya di dalam pesawat Evelyn duduk di bagian bussiness class. Dia ingin menikmati perjalanannya dengan nyaman dan perjalanan panjang pun dimulai. Evelyn bahkan tidak memikirkan tentang bahaya ketika sampai di Afrika nanti. Dia sangat percaya diri kalau dirinya pasti akan baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

SENJA ROMANCE

SENJA ROMANCE

Kenapa ada nama Renata jika seperti ular otaknya bener kan bebeb @Miss Peachy🍑

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!