"Achiel!" sapa seorang wanita yang sudah berdiri di samping Achiel yang sedang duduk memainkan handphonenya.
Wanita tersebut menggunakan pakaian yang sama persisi dengan Achiel, dengan tas kecil yang dia pegang di tangannya.
"Eh, udah datang aja! Jam berapa ini?" tanya Achiel yang terkejut melihat kedatangan teman kerjanya.
Achiel segera melihat jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangannya dan ternyata waktu sudah menunjukkan jam 13.45 yang artinya 15 menit lagi waktunya shift pagi untuk pulang.
"Amelia mana?" tanya Achiel pada Lestari yang sudah berdiri di sampingnya.
"Mungkin masih di rak!" sahut Lestari.
"Ini anak magang yang di bilang BU Rita ya Chil?" tanya teman kerjanya yang baru datang sambil melirik ke arah Lestari.
"Iya Yun!" sahut Achiel.
"Kenalin Kak, namaku Lestari!" kata Lestari menyodorkan tangannya ke arah Lestari.
"Aku Yunita!" ucap Lestari dengan senyum ramah.
'Kelihatannya tajir nih anak, sepatunya aja bermerk. Gue pepet dikit gak apa-apa kali ya,' batin Yunita sambil melihat barang-barang branded yang di kenakan oleh Lestari.
Achiel tanpa berpamitan meninggalkan Lestari dan juga Yunita untuk mencari Amelia. Dia melihat Amelia yang masih sibuk membenahi barang pajangan di rak, Achiel pun menghampirinya.
"Lagi apa? kok sepertinya sibuk sendiri?" tanya Achiel.
"Ini Kak benerin pajangan barangnya tapi udah selesai kok. Kak Achiel ada apa cari saya?" tanya Amelia yang langsung menghadap ke arah Achiel setelah selesai memajang barang.
Wajahnya nampak merah karena dia tidak menyangka akan berdiri sedekat itu dengan Achiel, Amelia pun melangkah mundur dengan tujuan sedikit jauh dari Achiel. Namun tak di sangka kakinya malah terpeleset karena lantainya licin, alhasil dia hampir terjatuh. Untungnya Achiel dengan cepat menarik tangan Amelia sehingga membuat badan Amelia ikut tertarik ke badannya. Kini badan mereka semakin dekat bahkan tidak ada celah sedikitpun karena saking dekatnya.
"Ma...Maaf Kak!" ucap Amelia yang langsung tersadar dan menarik tangannya kembali yang tadinya masih di genggam oleh Achiel.
Dengan malu-malu Achiel menjawab,"tidak apa-apa, lain kali hati-hati ya!".
"Iya Kak!" sahut Amelia dengan wajah yang masih memerah, syukurnya tadi dia tidak berteriak sehingga tidak mengundang kedatangan Lestari. Karena, jika sampai Lestari mengetahui adegan tadi mungkin dia akan di musuhi olehnya arena menganggap dirinya sebagai saingan cintanya.
"Udah jam pulang, kita beres-beres saja dan pulang!" kata Achiel mengajak Amelia kembali ke meja kasir.
Saat di kasir, mereka melihat karyawan dan anak magang shift siang sudah datang. Amelia dan Achiel pun bersamaan menghampiri mereka. Achiel melihat teman kerjanya yang lain datang dan memperkenalkannya kepada Amelia dan juga Lestari.
"Amelia!"
"Stevan!"
Mereka berdua pun saling berjabat tangan, cukup lama karena Stevan terpesona dengan wajah mulus dan senyum manis Amelia, hingga Amelia menarik tangannya barulah Stevan sadar.
'Aku aja yang duluan kenalan gak sempat pegang tangan, eh malah si Stevan pegang tangan pula, jadi iri' batin Achiel merasa tidak suka.
"Ya udah, aku pulang duluan ya! Bye!" ucap Achiel berpamitan kepada semua orang yang ada di toko.
"KIta juga mau pulang ya!" kata Lestari.
"Oke. Hati-hati di jalan ya!" ucap Yunita.
...***...
'Amelia cantik banget, gak tahu apakah aku bisa dapatin hatinya atau tidak! Setelah di lihat-lihat aku cukup tampan mungkin tidak akan susah dapetin hatinya. Tapi juga masih belum tahu Amelia orang yang seperti apa, perlu di selidiki dulu agar masa lalu gak terulang lagi!' batin Achiel yang sedang dalam perjalanan pulang.
Hatinya sangat senang setelah bertemu dengan Amelia, dia masih ingin menelepon Amelia sesampainya di rumah. Namun, Achiel masih belum tahu apakah Amelia mau mengangkat teleponnya. Tidak mau karena mati penasaran, Achiel pun segera menambah kecepatan sepeda motornya sehingga perlu 10 menit untuk sampai di rumah.
Achiel memarkirkan sepeda motornya penuh semangat sehingga membuat pamannya yang memiliki rumah satu halaman dengannya merasa heran dan mengira Achiel memiliki masalah. Namun Achiel tak menghiraukannya, dia masuk ke dalam kamar yang tidak terlalu luas itu dan menaruh tas di atas kasur, yang sudah sedikit robek karena sudah rapuh.
"Kak Achiel makan dulu, Ibu sudah belikan lauk!" ucap Willy yang merupakan adik Achiel.
"Iya Wil, sebentar lagi Kakak makan. Kamu sudah makan?" tanya Achiel kepada adik laki-lakinya yang berdiri di depan pintu.
"Sudah Kak!" sahut Willy polos.
"Ya udah, Kakak mau istirahat dulu! Kamu kerjakan PR dulu sana jangan ganggu Kak Achiel dulu!" kata
"Ya udah deh Kak, jangan lupa makan ya!" ucap Willy mengingatkan kembali.
"Iya!" kata Achiel.
Setelah mendengar jawaban kakaknya, Willy pun kembali menutup pintunya. Meskipun Achiel menutup-nutupi raut wajahnya yang sedang bahagia, Willy tetap bisa menebaknya. Karena tidak biasanya Achiel begitu bersemangat setelah pulang kerja.
'Kak Achiel begitu menderita saat masih kecil dan selalu berkorban untuk aku, bahkan mengalah mesipun dia menyukai barang tersebut. Sekarang Kak Achiel begitu bahagia aku juga merasa senang,' batin Willy yang telah kembali ke kamarnya.
Keadaan rumah menjadi sepi hanya rumah pamannya saja yang ramai karena orang tua Willy sedang pergi bekerja. Sedangkan keramaian yang di buat oleh sepupu-sepupunya itu membuat Willy tidak fokus belajar. Willy akhirnya keluar untuk menegur mereka karena merasa sedikit emosi.
"Woy! Bisa diam sebentar gak? tiap hari kerjanya gosip terus, gak capek apa?" teriak Willy kepada sepupunya dan juga teman-temannya.
Seketika mereka semua terdiam, tidak ada lagi yang berani berbicara dan juga menolehkan wajahnya ke arah Willy. Mereka tahu Willy memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan Achiel. Sekalinya mereka marah, tidak boleh di lawan karena akan menimbulkan banyak masalah. Tapi mereka juga sadar karena semua itu memang kesalahan mereka.
"Ada apa Wil? kenapa marah-marah?" tanya Achiel yang keluar dari kamarnya dan menghampiri adiknya.
"Gak ada Kak! Kak Achiel lanjutin aja istirahatnya, aku mau lanjut kerjain PR!" ucap Willy kepada Achiel.
Achiel pun kembali ke kamarnya untuk melanjutkan memainkan handphone yang sempat tertunda karena suara keras sang adik.
Achiel masih berfikir untuk menghubungi Amelia, dia masih takut nantinya Amelia merasa risih atau tidak menyukainya yang pada akhirnya membuat diri Achiel malu sendiri.
'Gimana ya? aku pingin lihat wajah Amelia setiap hari sedangkan besok aku shift siang dan gak ketemu sama Amelia. Mana foto profil WhatsApp-nya anime pula!' batin Achiel yang nampak gelisah.
Achiel berulang kali membuka tutup aplikasi WhatsApp-nya, tangannya gatal ingin menekan tombol panggilan yang tertera di sana. Namun, hatinya masih belum siap jika Amelia menolak teleponnya.
"Ahh! aku punya ide!" gumam Achiel dengan wajah riangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments